Mentan Pastikan Stok dan Harga Bawang Putih Aman

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Hasan Aminuddin, anggota DPR RI, Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf saat berkunjung ke Nguling, Kabupaten Pasuruan dalam rangka panen padi dan percepatan tanam untuk mendukung pertanian maju, mandir, dan modern, Rabu (12/2). [Hilmi Husain]

DPRD Minta Maksimalkan Bawang Putih Lokal
Pasuruan, Bhirawa
Pemerintah memastikan tidak akan ada kelangkaan bawang putih. Bahkan, stok bawang putih di Indonesia masih aman hingga lebaran Idul Fitri nanti.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan memang ada kepanikan di masyarakat terkait kelangkaan bawang putih. Namun, pihaknya memastikan stok dan harga bawang putih masih aman hingga dua sampai tiga bulan ke depan.
“Tidak ada kelangkaan bawang putih. Stoknya masih melimpah hingga dua sampai tiga bulan ke depannya. Harganya juga aman,” ujar Syahrul Yasin Limpo disela-sela berkunjung ke Nguling, Kabupaten Pasuruan dalam rangka panen padi dan percepatan tanam untuk mendukung pertanian maju, mandiri dan modern, Rabu (12/2).
Ia menyadari memang Indonesia merupakan negara tropis. Sedangkan Indonesia surplus dan melimpah akan bawang putih. “Bawang putih itu tipikal tanaman sub tropis dan di Indonesia surplus dan melimpah,” papar Syahrul Yasin Limpo.
Berdasarkan data dari Kementan, stok bawang putih saat ini berkisar 55-65 ribu ton hingga Februari. Rata-rata konsumsi bawang putih mencapai 45-47 ribu ton per bulan. Sehingga diprediksi masih aman karena surplus.
Disinggung kenaikan bawang putih apakah dampak dari penyebaran virus corona. Syahrul menjelaskan kenaikan harga bawang putih bukan karena pembatasan impor karena dampak penyebaran virus corona.
“Mungkin saja, terjadi masalah pada distribusi dan kendala curah hujan tinggi. Tapi saya pastikan, tidak ada hambatan impor bawang putih dari Tiongkok dan saya kira akan kembali normal,” jelas Syahrul Yasin Limpo.
Sementara itu anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari berharap agar para petani untuk giat menanam bawang putih. Mengingat saat ini hampir 95 Persen bawang putih yang beredar di Jatim adalah bawang impor asal Tiongkok.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, kata Agatha, terkait memanfaatkan ceruk pasar ekspor dari dampak dari wabah virus Corona yang berasal dari Wuhan, China. Maka sudah saatnya para petani untuk mulai giat menanam bawang Putih.
“Ini pelajaran penting buat kita bersama. Contoh konkrit jika kita tergantung impor. Rentan terkena isu kenaikan harga karena ada isu larangan impor karena virus Corona. Coba kalau Jatim berdikari, harga bawang putih bisa lebih stabil,” jelasnya, Rabu (12/2) kemarin.
Politisi asal PDIP ini mengatakan, untuk mengatasi mahalnya harga bawang putih di pasaran, dirinya meminta Dinas Pertanian Jatim harus segera melakukan terobosan kebijakan agar kendala yang menghambat produksi bawang putih bisa ditekan.
“Padahal kan bawang putih ini adalah bumbu dasar untuk setiap resep masakan Indonesia, kok kita malah impor bahkan sampai 95 persen,” sambungnya.
Jika perlu, sambung Agatha, Pemprov bekerjasama dengan para kampus pertanian yang sudah memiliki banyak penelitian terkait produksi bawang putih. Agar bawang putih lokal tak kalah dengan impor. Tak kalah penting juga dari dinas perindustrian dan perdagangan untuk mulai mensosialisasikan bawang lokal lebih gencar.
“Seperti beli bawang lokal menyelamatkan masa depan petani Indonesia, menyelamatkan anak-anak nya dan masa depannya. Dan yang jelas jika kita membeli produk lokal, berarti menyelamatkan lingkungan hidup. Coba hitung saja, berapa jejak karbon dari proses pengiriman jika bawang putih saja kita impor. Dan jejak Karbon juga gas metan ini kan yang akhirnya membuat suhu bumi meningkat drastis. Kesadaran ini perlu, agar pasar Indonesia lebih bisa berdikari,” jelasnya.
Tak hanya itu, dengan berdikari, kata mantan anggota Komisi E DPRD Jatim ini, juga sesuai dengan yang dicita-citakan para bapak pendiri bangsa Indonesia Bung Karno yaitu berdikari di bidang ekonomi.
Berdasarkan data yang ada, bawang putih di Jatim yang semula seharga Rp28.000 kini naik hingga Rp58.000. Kenaikan tersebut cukup tinggi, bahkan lebih dari 100 persen. [hil,geh]

Tags: