Mentan RI Dorong Petani Gunakan Alsintan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendemontrasikan alsintan berupa alat pengolahan tanah dan drone di Desa Jabon , Kecamatan Banyakan Kabuten Kediri. [irvan cholis]

Mampu Meningkatkan Produksi
Kabupaten Kediri, Bhirawa
Kementrian Pertanian sejak tahun 2015 telah melakukan modernisasi pertanian yang dicirikan oleh penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) secara masif pada setiap proses produksi panen dan pasca panen, serta penggunaan inovasi teknologi terkini.
Modernisasi pertanian ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dengan target utama peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Kerangka teknologi 4.0 di bidang pertanian dikemas dalam bentuk mekanisasi 4.0 yang sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang.
Kementerian Pertanian sejaktahun 2018 telah memulai riset dan perekayasaan terkait teknologi alat dan mesin pertanian yang berbasis IoT (Internet of Thing), Cyber-physical System dan Management lnformation System.
Beberapa karya Kementerian Pertanian untuk membangun Mekanisasi 4.0 seperti alat drone penebar benih padi, drone penebar pupuk prill, drone sprayer untuk pestisida, robot tanam padi, autonomous tractor dan mesin panen plus olah tanah.
Di Kabupaten Kediri tepatnya di Desa Jabon , Kecamatan Banyakan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendemontrasikan kecanggihan teknologi mekanisasi ini.
Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sektor pertanian secara modern. Terkait hal ini, Amran Menilai peranan generasi muda sangat dibutuhkan karena pemerintah sudah menyediakan Alsintan dengan fungsi teknologi yang super canggih.
“Penguasaan teknologi sangat penting dalam mewujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045, serta tantangan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang,” ujar Amran dalam acara Demontrasi Teknologi Mekanisasi 4.0 di Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kediri, Rabu (9/10).
Menurut Amran, Indonesia harus berani mengalihkan pola tradisional menuju pola modern. Pengalihan ini wajib dilakukan untuk mengimbangi pesatnya kemajuan dunia. Meski demikian, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang menguasai mekanisasi.
“Dalam menjawab tantangan global dan nasional ini, Kementan melalui Balitbangtan telah menghasilkan produk teknologi inovatif mekanisasi 4.0. Kami berhasil mengembangkan drone penebar benih padi yang mampu menebar hingga satu hektar lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50-60 kilogram per hektar,” katanya.
Amran menjelaskan, drone penebar ini mampu bekerja mandiri sesuai pola dan alur yang dibuat pada perangkat android dengan panduan GPS. Drone ini mampu melakukan resume operation untuk melanjutkan operation yang tertunda, sehingga tidak terjadi overlap karena dilakukan secara otomatis. “Sepuluh tahun kedepan teknologi ini akan memudahkan petani. Mereka bisa nanam padi sambil duduk dibawah pohon”, kata Amran.
5 tahun periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo menurut Amran telah menorehkan sejarah swasembada beras di 2019. Bila dibandingkan dengan tahun 1984, swasembada kali ini ditandai dengan produksi beras nasional yg jauh lebih dari cukup untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Konsumsi beras nasional 32,4 juta ton per tahun terpenuhi, tidak ada impor dan gudang Bulog masih menyimpan 2,5 juta ton di gudang, dan metode KSA BPS memperkirakan surplus dapat mencapai 5 juta ton di akhir 2019.
“Kami prediksikan bila kita terus seperti ini, saya optimis produksi kita mampu mencukupi 1 milyar penduduk dalam dua puluh tahun kedepan”, terang Amran.
Direktur Alat dan Mesin Pertanian Andi Nur Alam menjelaskan, secara spesifik ketahanan baterai drone yang diciptakan mampu beroperasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut 6 kilogram hingga 15 kilogram benih padi. Drone sebar benih memberikan efisiensi biaya sekitar 75 persen dan efisiensi waktu 75 persen dibanding alsin tanam benih langsung.
Selain itu, pemerintah juga berhasil mengembangkan drone penebar pupuk prill dan drone sprayer untuk aplikasi pestisida. Kedua alat ini memiliki fungsi yang tidak kalah penting karena memberikan efisiensi 75 persen dibanding alat biasa.
“Kami juga bisa menciptakan robot tanam padi yang bisa difungsikan untuk menanam dengan komunikasi Internet of Thing melalui sarana GPS. Di samping itu, kami memiliki autonomous tractor roda 4 tanpa awak yang juga dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Ada juga traktor perahu sebagai alat pengolah tanah dengan konsep traktor roda dua,” tukasnya.

Swasembada Gula
Sementara itu saat berkunjung ke Pabrik Gula Rejoso Manis Indo, Kabupaten Blitar, Jatim Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku optimis Indonesia bisa segera swasembada gula, menyusul target investasi gula dengan membangun 10 pabrik gula baru selama lima tahun rampung dilaksanakan.
“Alhamdulillah 10 pabrik gula sudah tercapai. Sebelumnya kami bisa memproduksi gula putih sebanyak 2,5 juta ton. Sementara kekurangannya 300 – 500 ribu ton. Kami targetkan bisa memproduksi tambahan 1 juta ton. Kalau ini semua bisa terlaksana secara optimal, maka kita sebentar lagi bisa swasembada gula putih,” katanya
Pihaknya mengaku terus mengembangkan industri gula nasional. Selama lima tahun ke depan, dirinya memastikan Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong pembangunan pabrik-pabrik gula lainnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan gula industri. [van]

Tags: