Menteri ESDM Percepat Pembuatan Peta Rawan Bencana

Abaikan Hoaks Gempa Besar Susulan Lombok
Jakarta, Bhirawa
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meminta agar masyarakat mengabaikan kabar hoaks mengenai akan terjadinya gempa susulan berkekuatan 7,5 pada Skala Richter (SR) pada Minggu malam ini pukul 22.30 WITA.
“Di Lombok masih banyak beredar hoaks atau informasi menyesatkan di sosial media. Isinya bahwa nanti malam pukul 22.30 WITA hingga 23.59 WITA diperkirakan akan terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5 SR dan diharapkan tidak berada di dalam rumah,” kata Sutopo dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (12/8).
Sutopo pun membantah mengenai informasi bohong tersebut. “Itu semua hoaks, tidak benar. Ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini belum bisa memprediksi gempa secara pasti, di mana, kapan, berapa besar gempanya. Abaikan dan jangan ikut-ikutan menyebarkan,” katanya.
Ada juga hoaks yang disebarkan dengan mencantumkan foto dan nama Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB berisi adanya ramalan orang Belanda yang memperingatkan akan ada gempa besar.
Planet ini sangat sibuk dengan peristiwa alam gempa dan gunung meletus. Akan terjadi gempa bumi dangkal yang besar akan terjadi di Indonesia. “Jika masyarakat menerima informasi dalam bentuk apa pun mengenai akan terjadi gempa dengan menyebutkan waktu, kekuatan, lokasi, itu tidak benar,” ungkap Sutopo.

Peta Bencana
Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menginstruksikan Badan Geologi Kementerian ESDM mempercepat penyelesaian pembuatan peta rawan bencana terbaru untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat pascagempa bumi di Lombok Utara, Minggu (5/8).
“Pak Menteri (Ignasius Jonan) maunya harus diselesaikan paling lambat minggu depan,” kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Satry Nugraha kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM di Posko Tim Rescue Kementerian ESDM, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Siaran pers Kementerian ESDM, Minggu, menyebutkan sebagai tindak lanjut arahan tersebut, PVMBG memetakan sejumlah dampak akibat kejadian gempa bumi di Lombok.
Setelah melakukan serangkaian identifikasi kebencanaan selama satu minggu, PVMBG memberikan sejumlah rekomendasi teknis berkaitan dengan kerusakan geologi kepada pemerintah daerah setempat.
“Kami harap hasil rekomendasi ini dijadikan acuan dalam menyusun rencana rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Siti Hidayati kepada Satgas Siaga Bencana ESDM di lokasi posko tim respons darurat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.
Rekomendasi tersebut adalah pertama, menyarankan masyarakat tetap tenang dan waspada dengan munculnya gempa susulan yang diprediksikan terjadi secara fluktuatif meski dengan skala lebih kecil.
Untuk itu, lanjutnya, masyarakat diminta mengikuti arahan dari BPBD dan pemerintah setempat.
Kedua, bangunan vital, strategis, dan mengundang konsentrasi banyak orang, seperti sekolah, pasar, dan perkantoran wajib dibangun dengan mengikuti kaidah-kaidah bangunan tahan gempa bumi terutama di zona likuifaksi.
Rekomendasi ketiga, masyarakat diminta tidak mendirikan bangunan pada endapan aluvial, tanah urug, dan lereng terjal yang telah mengalami pelapukan lantaran rawan terhadap guncangan gempa.
Keempat, bangunan yang ada di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga dan Dusun Beraringan, Desa Kayangan; dan Desa Selengan, Kecamatan Kayangan, harus digeser sekitar 20 meter dari zona pergeseran dan retakan tanah dalam dimensi besar dan panjang.
Rekomendasi kelima adalah Pemerintah Lombok Utara dan Lombok Timur segera merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) berdasarkan pada kawasan rawan bencana geologi yang dikeluarkan Badan Geologi.
“Hal ini juga diikuti dengan sosialiasi yang masif kepada masyarakat, seperti memasukkan materi kebencanaan geologi di kurikukum pendidikan,” kata Siti.
Seperti diketahui, hingga H+7 bencana, yaitu pada Sabtu (12/8) tercatat 392 orang meninggal dunia akibat gempa di Lombok. Sebaran korban meninggal dunia akibat gempa adalah di Kabupaten Lombok Utara 339 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 10 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.
Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, terdiri atas 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.
Sementara itu pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian. Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang. [ant]

Tags: