Menteri Kelautan dan Perikanan Dorong Percepatan Mariculture

Jakarta,  Bhirawa
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mendorong percepatan mariculture atau budidaya laut yang di Indonesia dinilai memiliki potensi dan prospek bisnis yang sangat besar.
“Budidaya laut atau mariculture saat ini menjadi usaha yang mempunyai prospek cerah dan peluang sangat besar,” kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.
Ia memaparkan, selain rumput laut, berbagai jenis ikan konsumsi bernilai jual tinggi bisa dikembangkan dalam mariculture seperti ikan kerapu, bawal bintang, kakap putih dan kakap merah.
Selain itu, ujar dia, prospek pengembangan budidaya laut khususnya pada area “off shore” (lepas pantai) mempunyai peluang besar sebagai alternatif usaha yang prospektif bagi masa depan perikanan budidaya.
“Strategi budidaya laut kedepan melalui pengembangan budidaya laut lepas pantai atau Offshore Farm Fish berbasis pola pengembangan kawasan melalui pola kemitraan,” katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengingatkan bahwa Indonesia saat ini berada pada peringkat kedua sebagai negara produsen perikanan budidaya terbesar di dunia setelah China.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto meyakinkan berbagai pihak bahwa berinvestasi di perikanan budidaya tidak berisiko tinggi sehingga diharapkan lebih banyak investor yang berkecimpung di sektor tersebut.
“Persepsi bahwa usaha perikanan budidaya merupakan usaha yang ‘high risk’ sebenarnya sudah dapat dideteksi dan diantisipasi,” kata Slamet Soebjakto, Senin (11/11).
Slamet memaparkan beragam hal antisipasi dan mekanisme deteksi itu telah dapat dilakukan antara lain karena kemajuan ilmu pengetahuan, peningkatan teknologi dan upaya mitigasi dini.
Hal itu, menurut dia, juga menjadikan usaha perikanan budidaya menjadi usaha yang “calculated risk” atau dapat diperhitungkan dengan baik sebelum usaha budidaya dilakukan.
Berdasarkan data KKP, tingkat pemanfaatan lahan untuk perikanan budidaya payau (tambak) baru seluas 682.857 hektare atau 23,04 persen dari potensinya sebesar 2,96 juta hektare.
Untuk pemanfaatan budidaya laut, terhitung masih relatif rendah yaitu 111.649 hektare atau 0,94 persen dari potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta hektare.
Sedangkan potensi perikanan budidaya air tawar mencapai 541.110 hektare. “Potensi ini perlu dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan,” ucapnya. [@.hbo]