Menteri Susi Makan Ikan Bareng 12 Ribu Santri Nurul Jadid Paiton

Menteri Susi saat di Ponpos Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya 12 Ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo makan ikan bareng Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Acara tersebut bertempat di halaman Universitas Nurul Jadid (Unuja), Jumat 2/11. Sebelum acara dimulai, para santri ini sempat menanti Menteri Susi cukup lama karena keterlambatan pesawat. Namun mereka tidak beranjak dari tempatnya.
Sebanyak 4,5 ton ikan makarel dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diserahkan ke Ponpes Nurul Jadid yang dibawanya dari Sidoarjo kemarin. Ikan tersebut untuk makan bersama para santri, pengurus dan pengasuh Ponpes Nurul Jadid dan Menteri Susi. Selain itu, sebagian ikan dibagikan ke warga sekitar pondok.
Makan ikan bersama santri ini bagian dari Gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan) untuk generasi sehat dan cerdas. Menteri Susi diterima langsung Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid beserta pengurus pondok, Wakil Bupati Probolinggo Ahmad Timbul Prihanjoko, dan pimpinan pusat Bank BNI.
Selain acara makan ikan, juga ada pembekalan entrepreneur dari Gibran Rakabuming, salah satu putra dari Presiden Joko Widodo. Tidak hanya itu, 1 unit kendaraan angkut roda tiga juga diserahkan dari BNI untuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Tak ketinggalan, Museum Rekor Indonesia (MURI) juga menyerahkan piagam penghargaan atas acara Makan Ikan oleh Santri Terbanyak.
Ribuan santri dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, mengeluh kepanasan. Mereka kurang lebih selama 3 jam ‘dijemur’ menunggu kedatangan Menteri Susi Pudjiastuti. Dalam rangka merayakan hari santri nasional. Bersama para santri,
Susi dijadwalkan datang pukul 06.00 WIB. Namun hingga pukul 09.00 WIB, Susi belum juga datang. Padahal para santri sudah disuruh duduk menunggu di lapangan kurang dari pukul 06.00 WIB. Beranjak siang, matahari beranjak naik. Sinarnya mulai menyengat. Para santri pun mulai kepanasan. Mereka mengeluh, yang ditunggu tak juga datang. Menggunakan potongan kardus dan alat seadanya lainnya, para santri mengipasi tubuhnya agar tidak panas dan kegerahan.
Siti Cholifah salah satu santriwati, mengaku kepanasan karena telah lama menunggu, kedatangan ibu menteri. Siti mengaku telah duduk di lapangan kurang lebih selama 3 jam bersama-sama teman santrinya yang lain. “Panas, nunggu lama dari tadi, tidak datang-datang, baru dating setelah kami gerah,” katanya.(Wap)

Tags: