Menuju Olympiade 2032

Dewan Olahraga Asia (OCA, Olympic Council of Asia) mengakui Indonesia sukses besar menjadi tuan-rumah Asian Games ke-18. Pantas memperoleh predikat “energi Asia.” Karena itu OCA mendorong Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olympiade, puncak prestasi olahraga negara-negara se-dunia. Presiden Jokowi telah mengajukan diri, Indonesia bakal menjadi tuan rumah Olympiade (musim panas) tahun 2032.
Tiga presiden telah bertemu. Presiden RI, Jokowi, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC, Thomas Bach), dan Presiden OCA (Pangeran Ahmad Al-Fahad Al-Sabah), satu kata, menyepakati Indonesia akan menjadi tuan rumah Olympiade tahun 2032. Presiden IOC (International Olympic Committee) telah memberi kesan, Indonesia telah memiliki seluruh unsur yang diperlukan untuk menyelenggarakan olimpiade.
Selain dibuktikan melalui sukses penyelenggaraan Asian Games, juga terdapat keunikan lain. Terutama antusiasme dan sikap ramah masyarakat. Hampir seluruh venue dipenuhi penonton. Padahal harga tiket cukup mahal. Hal-hal itu pula yang sebenarnya dicari dalam setiap penyelenggaraan Olimpiade. Yakni, partisipasi masyarakat, penyelenggaraan yang gemilang, dan persahabatan antarbangsa. Prestasi calon tuan rumah pada Olympiade, bukan menjadi persyaratan.
Sampai penyelenggaraan ke-31 Olympiade (tahun 2016 di Rio de Janeiro), Indonesia telah berpatisipasi sebanyak 15 kali. Rutin sejak Olympiade ke-15 (Helsinki, tahun 1952), hanya absen pada tahun 1964 (di Tokyo), serta tahun 1980 di Moskow (sebagai boikot perang Soviet-Afghanistan). Total diperoleh 27 medali (6 emas, 10 perak, dan 11 perunggu). Berada pada peringkat ke-57 perolehan medali, dari 205 negara partisipan Olympiade. Tergolong peringkat papan tengah.
Menjadi tuan rumah Olympiade, menjadi incaran negara-negara yang telah merasa mampu. Olympiade 2020, akan diselenggarakan di Tokyo (Jepang). Tahun 2024, sudah ditetapkan berlangsung di Paris (Perancis). Serta Olympiade tahun 2028, sudah diantre oleh Amerika Serikat (AS, di kota Los Angeles). Penetapan Paris sebagai tuan rumah Olympiade 2024, telah diputuskan IOC pada Agustus tahun (2017) lalu. Bersamaan dengan pesaingnya, Los Angeles, yang sabar antre sampai 2028.
Maka kesempatan terdekat, adalah Olympiade tahun 2032, akan diselenggarakan di Jakarta (Indonesia). Itu Olympiade (musim panas) ke-35. Maka tak percuma ke-megah-an Asian Games ke-18 digelar di Indonesia. Antusiasme pentonton di berbagai venue dan lapangan, menjanjikan pemasukan memadai. Juga berbagai sponsor (partner-ship) perikalanan, dan hak siar televisi (termasuk tv berlangganan).
Masih terdapat waktu selama 14 tahun mempersiapkan pergelaran Olympiade ke-35 di Jakarta. Niscaya, anak-anak (yang saat ini berusia sekitar 5 sampai 10 tahun), akan menjadi tumpuan harapan. Bukan atlet yang saat ini memperoleh medali emas Asian Games ke-18. Karena seluruh atlet yang berprestasi saat ini, sudah akan pensiun, atau menjadi pelatih.
Berbagai negara di dunia, akan mempelajari seksama penyelenggaraan Asian Games ke-18. Bahkan Jepang, yang akan menjadi tuan rumah Olympiade tahun 2020, akan meniru konsep penyelenggaraan Asian Games di Indonesia. Karena penyelenggaraan multi-even olahraga berskala dunia, akan menyedot anggaran sangat besar.
Konon, penyelenggaraan Olympiade membutuhkan biaya sekitar US$ 50 milyar (saat ini sekitar Rp 740 trilyun). Angka itu sekitar 30,33% kekuatan RAPBN tahun 2019. Sebagai bandingan, gelaran Asian games 2018 menyerap anggaran sekitar Rp 5,4 trilyun, itupun sudah berhemat Rp 800 milyar (plafon semula Rp 6,2 trilyun).
Olympiade 2032 di Jakarta, harus dimulai saat ini. Termasuk menerbitkan undang-undang (UU) pendukung. Antaralain, revisi UU tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Serta regulasi khusus tentang penyelenggaraan Olympiade. Terutama yang di dalamnya memuat aturan anggaran multy-years (tahun jamak) pembangunan infrastruktur keolahragaan level dunia.

——— 000 ———

Rate this article!
Menuju Olympiade 2032,5 / 5 ( 1votes )
Tags: