Menuju Pamekasan Hebat Seutuhnya

Oleh :
Fahrus Refendi
Mahasiswa Universitas Madura prodi Pend Bahasa Indonesia. Berasal dari desa Kaduara Barat, Larangan Pamekasan.

Kita sama-sama tahu bahwasanya satu aksi lebih baik dari pada seribu teori. Dari hal inilah Jargon Pamekasan Hebat yang digagas oleh bupati dan wakil bupati Pamekasan memikul beban pengabdian yang harus ditunaikan pada masyarakat Pamekasan. Penggagasan kata ‘Hebat’ merujuk pada simbolisasi semantis yang berarti: terlampaui, amat sangat, kuat dan seru. Sekarang, benarkah Pamekasan sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi hebat? Sudah ada aksi atau hanya sebuah teori semata?

Bukan hanya ilusi semata akan tetapi aksi nyata membangun Pamekasan menjadi lebih baik terus saja digalakkan oleh bupati Pamekasan. Selama kurang lebih dua tahun dinahkodai oleh bapak Baddrut Tamam dan wakilnya bapak Raja’e sudah ada beberapa program kerja yang sudah terlaksana dengan apik demi mewujudkan Pamekasan yang benar-benar hebat nantinya.

Yang pertama adalah menjadikan kabupaten Pamekasan sebagai kabupaten literasi. Literasi kita tahu adalah sebuah kegiatan membaca dan menulis dimana tujuan dari hal itu adalah membentuk individu minimal suka membaca buku. Hal ini digagas bukan tanpa alasan. Indonesia khususnya Pamekasan yang minim sekali iklim literasinya berusaha dikembangkan melalui beberapa program.

Wujud untuk menjadikan kabupaten literasi dibuktikan dengan terealisasinya program Pamekasan menulis. Dimana pihak pemerintah kabupaten yang bekerja sama dengan Radar Madura memberikan kesempatan buat masyarakat khususnya mahasiswa dan siswa asal Pamekasan untuk melahirkan sebuah karya berupa esai dan foto. Dan jika dimuat akan mendapatkan honorarium dari karya yang sudah dimuat.

Hal ini saya anggap tepat sekali mengingat Pamekasan yang sangat minim sekali dengan dunia literasi. Apalagi ditambah dengan adanya reward yang diberikan kepada masing-masing penulis dan fotografer jika karyanya berhasil terbit. Namun, bagi saya reward yang diberikan tidaklah berarti apa-apa jika ritus membaca tidak ditingkatkan. Jadi yang terpenting bukan menulisnya, tapi membaca bukunya. Karena buku sendiri merupakan rahim ilmu pengetahuan.

Pencanangan program Pamekasan menulis dengan melahirkan karya berupa esai dan foto yang dari hal itu semua diharapkan akan terbentuk budaya literasi yang semakin masif. Hal itu merupakan mimpi dari bapak bupati dan mimpi rakyat Pamekasan pada umumnya menjadikan Pamekasan pada 2022 sebagai kabupaten literasi bukan hanya ilusi semata.

Tidak hanya berhenti disitu saja, beberapa waktu yang lalu saya menghadiri kegiatan literasi yang melibatkan Balai Bahasa Jawa Timur yang bekerja sama dengan perpustakaan daerah juga Sivitas Kotheka mengadakan pelatihan selama tiga hari yang fokus pada bagaimana meningkatkan kiat untuk berkarya menulis kreatif baik itu berupa: esai, cerpen dan juga puisi. Dan kemarin juga disampaikan oleh kepala perpustakaan daerah Pamekasan bahwasanya.

“Program pendukung lain yang dicanangkan adalah setiap tempat-tempat publik nantinya akan disediakan pojok baca baik itu di kafe, rumah sakit dan kantor sehingga tidak ada alasan untuk tidak membaca buku” tukasnya.

Selain menjadikan literasi sebagai budaya dan niat utama, program lain yang disemarakkan adalah pelatihan terhadap kaum muda supaya mandiri melalui dunia entrepreneurship. Target yang ingin dicapai pada tahun 2020 ini yaitu membentuk dua ribu pengusaha baru di bumi Gerbang Salam. output dari pelatihan kewirausahaan selain mencetak pengusaha yang handal diharapkan juga dapat menanggulangi pengangguran yang sudah lama menjadi problematika akut sehingga rakyat bisa sejahtera dari segi finansial.

Hal lain yang tak kalah penting dan kini sudah termanifestasikan adalah adanya mobil layanan kesehatan antar jemput sebagai wujud peduli bupati terhadap rakyat Pamekasan. Total ada seratus tujuh puluh delapan desa yang mendapat bantuan mobil kesehatan tersebut. Mobil kesehatan yang digunakan untuk antar-jemput (call care exelenct) orang yang sakit maupun kaum ibu yang mau melahirkan direalisasikan dengan tujuan menekan angka kematian akibat sering terlambatnya akomodasi ke tempat pelayanan kesehatan.

Dari bidang pendidikan juga tak mau dikesampingkan, pemberian beasiswa pada santri yang notabene kurang mampu, santri berprestasi serta para santri penghafal Al-qur’an diberikan untuk semakin menegaskan bahwasanya Pamekasan sebagai kiblat pendidikan di Madura (Kota Pendidikan) harus senantiasa ditingkatkan. Pemberian beasiswa pada santri diharapkan nantinya akan melahirkan para kaum intelektual yang mempuni sesuai dengan bidang keahliannya.

Fasilitas pelayanan publik juga tak luput dari kaca mata program kerja bupati selama dua tahun ini. Gedung Islamic Center dialihfungsikan sebagai Mal Pelayanan Publik yang berguna untuk memberi kemudahan, kecepatan, keterjangkauan keamanan dan kenyamanan dalam mendapatkan berbagai macam pelayanan bagi masyarakat.

Kemudian yang terakhir adalah semakin eloknya penataan taman kota. Tanaman aneka tumbuhan dan bunga yang dipadupadankan dengan tempat duduk yang permai juga lampu yang warna-warni semakin menambah keeksotisan bumi Gerbang Salam di siang maupun pada malam hari.

Selain itu, banyaknya tempat wisata yang ada di Pamekasan juga semakin dimaksimalkan untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional untuk datang berkunjung. Dan jika sudah banyak wisatawan yang memilih Pamekasan sebagai destinasi wisatanya maka roda perekonomian masyarakat Pamekasan semakin meningkat dan sejahtera.

Dari premis yang sudah berkelindan di atas memang harus dibutuhkan kerjasama yang apik dari semua instansi dan lapisan masyarakat. Kekompakan dan ikhlas mengabdi harus terus digaungkan agar mimpi kita bersama dapat terwujud. Yaitu menjadikan Pamekasan hebat dikancah nasional maupun internasional.

——— *** ———-

Rate this article!
Tags: