Menuju Parlemen Modern Butuh Gedung Baru

Karikatur Gedung dewan BaruJakarta, Bhirawa
Ditengah keresahan rakyat tercekik beban kenaikan harga kebutuhan hidup, para wakil rakyat di DPR RI menuntut diteruskannya rencana pembangunan gedung baru. Alasan nya gedung lama yang dibangun Presiden Soekarno itu, sudah tidak representatif lagi. Kapasitasnya sudah tidak mampu menampung penghuni yang terus bertambah banyak, kini mencapai sekitar 5.000 orang.
“Untuk meningkatkan kinerja anggota DPR, perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. Untuk membangun Parlemen Modern, butuh berbagai sarana penunjang. Seperti perluasan kapasitas ruangan, pening katan kualitas SDM dengan berbagai peralatan modern yang diperlukan,” cetus Ketua BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) DPRRI Roem Kono, usai pembukaan pressgathering wartawan koordinatoriat parlemen,  bertajuk “Sinergi DPR dan Media, Mewujudkan Parlemen Modern” di Cipanas-Bogor, akhir pekan.
Lebih jauh Roem Kono memban dingkan kinerja anggota DPR dengan BPK dan MA. Kinerja DPR lebih berat karena mewakili dan bertanggung jawab langsung kepada rakyat. Sementara di BPK dan MA punya proteksi dan ruang kerja besar dengan kelengkapan kerja yang memadai. Menggapai rencananya, DPR sudah melakukan kajian, penelitian untuk modernisasi. Namun anggaran untuk gedung baru belum dipastikan, karena DPR masih menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015. Dalam Renstra nanti, akan ditemukan besar kecilnya dana yang dibutuhkan untuk membangun gedung baru tersebut.
Pada pembukaan acara, Ketua DPR RI Setyo Novanto membeberkan rencana Modernisasi DPR. Disebutkan ada 3 indikator Parlemen Modern; Pertama, adanya komunikasi yang transparan. Kedua, masyarakat harus bisa dengan mudah meng-akses website anggota DPR. Ketiga, DPR harus membuka ruang komunikasi yang berkaitan dengan pengaduan rakyat.
“Website itu harus bisa diakses rakyat untuk mengetahui apa kerja wakilnya di DPR, rekam jejak anggota dsb. Sedang ruang komunikasi juga harus terbuka luas agar rakyat yang mengadu bisa brkomunikasi langsung dengan para wakilnya di DPR,” lanjut Setyo Novanto.
Keinginan membangun gedung baru itu sudah mengemuka sejak lama dan tertunda pada 2011 lalu. Gedung lama di Senayan seluas 80 ribu m2 ini dibangun Presiden Soekarno sejak April 1965, rampung pada 1983. Terdiri atas gedung Nusantara I, II, III, dan IV dengan sekitar 5 ribu orang penghuni. Ada 3 lembaga negara dalam komplek parlemen itu yakni DPR RI, MPR RI dan DPD RI. [ira]

Tags: