Menuju “SDM Unggul lndonesia Maju”

(Refleksi Dirgahayu RI ke-74)

Oleh :
Ani Sri Rahayu
Dosen dan Trainer Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74. Adapun tema hari kemerdekaan tahun ini adalah mewujudkan “SDM Unggul lndonesia Maju”. Melalui moment ini, penting kiranya kita bangsa Indonesia, melakukan refleksi sikap dan pola pikir tentang substansi nilai kemerdekaan. Hal itu difungsikan untuk merevitalisasi semangat kebangsaan sebagai landasan menuju kemerdekaan sosial, ekonomi, dan budaya sebagai sebuah cita-cita kemerdekaan bangsa secara menyeluruh. Melalui refleksi kemerdekaan saat inilah, seharusnya diletakkan dalam sebuah pertanyaan besar sejauh mana bangsa ini mempertanyakan kembali cita-cita kemerdekaan yang mendasar.
Sehat dan cerdas berteknologi
Seirama dengan tema hari Hut Kemerdekaan kali ini menciptakan “SDM Unggul lndonesia Maju”, setidaknya sebagai sebuah tantangan tersendiri bagi kita bangsa Indonesia di tengah pesatnya kemajuan teknologi diberbagai lini kehidupan yang saat ini popular di sebut dengan Revolusi Industri 4.0. Melalui revolusi industri ini diprediksi akan mendorong berbagai perubahan teknologi secara masif, cepat, dan tidak terbendung.
Bahkan, tidak hanya itu, di era revolusi industri 4.0 dimungkinkan membawa berbagai dampak. Mulai pada perubahan gaya hidup masyarakat, yang paling kentara atau menonjol adalah adanya gaya hidup menunjukkan semakin dekatnya masyarakat dengan teknologi, sistem otomatisasi dan juga internet of things. Sebenernya, gaya hidup masyarakat yang lebih dekat dengan teknologi itu syah dan baik saja, jika selama keberadaan teknologi yang ada itu dimanfaatkan secara positif.
Supaya mengunakan teknologi secara positif itupun dibutuhkan kedewasaan dan kecerdasan si pemakai tentunya. Nah, supaya cerdas masyarakat dibutuhkan wawasan yang luas secara literasi misalnya. Sehingga, pengguna teknologi bisa mengidentifikasikan berita atau informasi itu baik atau hoak.
Merujuk data yang penulis langsir dari kominfo.go.id (12/8), hasil pantauan Tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, sampai dengan Bulan Juli 2019 ditemukenali 2.457 konten berupa berita bohong, 898.109 konten pornografi, dan 3.021 konten penipuan. Selanjutnya terdapat 10.451 konten radikalisme dan 71.265 konten perjudian.
Melalui data tersebut, setidaknya menyadarkan kita bersama bahwa sehat dan cerdas menggunakan teknologi untuk menciptakan “SDM Unggul lndonesia Maju” bukanlah perkara muda bagi negeri ini. Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengawal generasi muda khususnya generasi milenial supaya tidak berlebih terpapar pada hal-hal negative dari pemanfaatan teknologi secara negative. Kondisi inilah yang sekiranya menjadi dilemma dan factor penghambat dalam mewujudkan sdm unggul Indonesia maju.
SDM berdaya saing
Mewujudkan SDM unggul lndonesia maju bukanlah perkara yang mudah, apalagi di tengah gejolak ekonomi dunia yang semakin bersaing, Indonesia dituntut untuk tetap konsisten menaikkan angka pertumbuhan ekonomi, guna menjawab masalah peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini berbarengan dengan derasnya harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan potensi bonus demografi dan anugerah sumber daya alam.
Supaya negeri ini bisa mengelola potensi bonus demografi dan anugerah sumber daya alam. Sudah barang tentu negeri ini dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk mengelolanya. Ini juga menjadi tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas SDM.
Pembangunan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila mencermati data yang dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas SDM Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Sementara itu, di tahun yang sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 63 negara. Peringkat ini masih kalah dari dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia yang masing-masing berada diperingkat 13 dan 22.
Menurut World Productivity Database yang dikelola United Nations Industrial Development Organization, total factor productivity Indonesia adalah 0,27, sementara Malaysia lebih produktif (0,36). Demikian pula dengan Singapura, tingkat produktivitas setara negara-negara Eropa Barat (0,55). Menilik data tersebut setidak menjadi pelencut kita untuk lebih semangat lagi mengawal produktivitas daya saing SDM Indonesia.
Harapan ini tidaklah berlebihan bila melihat capaian pembangunan yang telah berhasil diraih oleh bangsa Indonesia dalam waktu akhir-akhir ini, dan juga beberapa prediksi lembaga survei asing, yang memproyeksikan Indonesia akan sejajar dengan Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Kesimpulannya, supaya negeri ini maju sudah jelas dibutuhkan SDM yang unggul. Sehingga, soal SDM ini merupakan masalah krusial bagi Indonesia. Sebab, dunia kerja saat ini juga tak hanya bergantung pada sektor yang sudah ada. Namun ke depan semua mengarah pada big data.
Selain big data dan otomatisasi, kemajuan suatu negara juga tak hanya bergantung pada produktivitas dan efisiensi. Kini juga perlu inovasi, kreativitas, dan juga jiwa wirausahawan. Karena itu, perlu ada langkah strategis dan penentuan prioritas pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Tentu saja yang menjadi prioritas adalah generasi muda di Indonesia, para pelaku usaha dan pekerja usia produktif generasi milenial dan gen z, generasi yang akan menjadi bonus demografi bagi Indonesia.
Peningkatan produktivitas SDM negeri murni bergantung pada manusia-manusia pemimpin bangsa. Produktivitas adalah bagaimana mengelola sumber daya, apa pun sumber dayanya. Oleh karena itu pilihan strategi pembangunan dengan fokus utama pembangunan sumber daya manusia sangat tepat untuk menjawab tantangan bagi Indonesia, yang menuntut sumber daya manusia Indonesia yang terampil dan unggul agar memiliki daya saing yang tinggi sehingga memiliki konstribusi dalam pembangunan bangsa.
Sebenernya bangsa ini punya rasa, karsa, tekad, hasrat, dan punya segalanya untuk pembangunan. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di antara simpul-simpul kekuatan bangsa, seperti akademisi, kaum profesional, generasi muda, TNI, Polri, tokoh agama, partai politik, serta masyarakat lainnya terhadap kerja-kerja pemerintah perlu terus dioptimalkan, melalui keunggulan SDM agar dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia 2045. Melalui semangat kemerdekaan, seirama dengan tema kemerdekaan tahun ini, saatnya kita bersatu mengapresiasi pemerintah untuk mewujudkan “SDM Unggul lndonesia Maju”.

——— *** ———

Tags: