Menumbuhkan Cinta Budaya di Sekolah

Oleh :
Sri Asih
Guru SMP Negeri 9 Pasuruan

Indonesia tercinta ini memiliki kekayaan budaya adiluhung dan beragam yang melimpah. Anugerah berupa kekayaan budaya tersebut tentu merupakan aset bangsa Indonesia yang berharga dan wajib dilestarikan sehingga dapat terus dinikmati dan dilanjutkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi penerus bangsa berikutnya.
Laju perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat pada era globalisasi ini ibarat dua sisi mata pedang tajam. Dari satu sisi, ketajaman perkembangan teknologi dan informasi mampu menjadikan hidup lebih mudah, membuka peluang bisnis, menciptakan peluang lapangan pekerjaan, dan menambah wawasan. Di sisi lain, ketajaman perkembangan teknologi dan informasi dapat mengikis budaya yang ada di Indonesia. Lantaran itu, agar tidak terkikis oleh laju perkembangan teknologi dan informasi, tindakan pelestarian kekayaan budaya perlu diupayakan sejak dini.
Tiga Langkah Strategis
Sejak di bangku sekolah, peserta didik perlu dibekali wawasan dan sikap cinta budaya Indonesia. Untuk itu, guru wajib memberikan bekal agar peserta didik mengenal dan mencintai ragam budaya Indonesia.
Upaya yang bisa ditempuh guru agar peserta didik mengenal dan mencintai ragam budaya setidaknya ada tiga hal, yakni : (1) Mendongeng pada awal pembelajaran. (2) Pentas budaya, dan (3) Mengimplementasikan nilai-nilai budaya pada mata pelajaran yang diampu.
Pertama, mendongeng pada awal pembelajaran
Menumbuhkan cinta budaya Indonesia dapat dilaksanakan oleh guru dengan cara mendongeng. Setiap masuk kelas, guru memanfaatkan waktu sekitar 10 menit untuk mendongeng pada awal pembelajaran.
Melalui dongeng, peserta didik dapat mengenal ragam budaya Indonesia. Semakin banyak mengenal dongeng, anak semakin kaya pengetahuan tentang ragam budaya Indonesia. Dengan bekal pengetahuan tentang ragam budaya, anak akan berkembang menjadi generasi yang arif dan kreatif untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan mendongeng di antaranya guru mencari dan mengemas naskah dongeng menjadi cerita yang menarik, guru menguasai isi dongeng, karakter tokoh, dan pesan moral yang terkandung dalam dongeng. Dalam memilih tema, guru menyisipkan ajaran moral, akhlak, soliditas, gotong royong, dan kejujuran. Guru mengaitkan isi dongeng dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Guru mendongeng dengan cara menarik dan menyenangkan.
Untuk ini, sang guru perlu belajar menirukan berbagai macam suara yang sesuai dengan karakter tokoh, dan menggunakan media dan alat ketika mendongeng. Pada akhir kegiatan mendongeng, guru melakukan kegiatan refleksi dengan cara berdiskusi dan bercurah pendapat tentang isi dongeng dan cara untuk melestarikan budaya Indonesia.
Kedua, Pentas Budaya. Upaya kedua dari guru untuk menggelorakan cinta budaya Indonesia pada peserta didik adalah pentas budaya Indonesia. Pentas budaya dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah pada saat perayaan ulang tahun sekolah, pelepasan kelulusan peserta didik, atau peringatan hari besar nasional, seperti: peringatan hari Kartini dan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara pentas budaya di sekolah digelar dengan lomba dan pentas yang berfokus pada ragam budaya Indonesia. Contoh lomba yang berfokus pada budaya Indonesia yaitu: lomba pakaian adat Nusantara, lomba menyanyi lagu daerah, lomba tari daerah, dan lomba makanan khas daerah. Selanjutnya, pemenang dari masing-masing lomba dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh seluruh warga sekolah. Gelar gelora budaya seperti ini secara langsung dapat menggugah nurani peserta didik untuk mengenal dan mencintai budaya Indonesia.
Ketiga, mengimplementasikan nilai budaya Indonesia pada mata pelajaran yang diampu. Guru memegang peranan kunci dalam pembentukan sikap dan perilaku cinta budaya Indonesia pada peserta didik.
Langkah guru agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai budaya pada mata pelajaran dengan baik maka guru memperdalam wawasan tentang ragam budaya Indonesia, baik budaya lokal maupun budaya nasional. Guru memilih kompetensi dasar yang cocok untuk mengimplementasikan nilai-nilai budaya Indonesia, baik budaya lokal maupun budaya nasional. Guru merancang pembelajaran dengan mengimplementasikan nilai-nilai budaya Indonesia, baik budaya lokal maupun budaya nasional pada kompetensi dasar yang sudah dipilih.
Selanjutnya, melaksanakan pembelajaran dengan mengimplementasikan nilai-nilai budaya Indonesia, baik budaya lokal maupun budaya nasional pada kompetensi dasar yang sudah dipilih. Dari sekelumit paparan di atas menunjukkan betapa sesungguhnya sekolah bisa menjadi tempat yang strategis untuk menumbuhkan sikap cinta budaya Indonesia. Dan guru memegang peran penting di dalamnya. Semoga.

—————*** —————

Rate this article!
Tags: