“Menumbuhkan Peduli Lingkungan melalui Gelas Plastik Bekas”

Siswa TK Hang Tuah 4 khususnya Kelompok B menunjukkan bibit yang telah ditanam pada gelas plastik.

Sidoarjo, Bhirawa
Sinar matahari pagi ini begitu hangat menyapa di ujung gerbang sekolah. Tanah yang masih basah karena hujan kemarin sore tak mampu menahan tapak sepatu para siswa. Semangat yang menggelora terpancar dari wajah mereka.
Sabtu (9/2) pagi itu, semua siswa tanpa kecuali membawa sebuah gelas bekas air mineral. “Bu nana, ini gelasku,” kata seorang siswa. Meja guru penuh dengan gelas plastik bekas. Setiap siswa yang memasuki kelas menyerahkan gelas plastik bekas yang sudah dilubangi dari rumah.
Yah, Sabtu kemarin, menjadi hari yang dinanti siswa TK Hang Tuah 4 khususnya Kelompok B. Guru kelasa Erna Maydiawati telah menjanjikan kegiatan yang mengasyikkan. Mereka duduk berjajar di halaman belakang sekolah. Tiga puluh sembilan siswa yang tergabung di Kelompok B1 dan B2 masih termangu dan bertanya-tanya “apa yang kita lakukan dengan gelas ini ya?”
Di depan mereka telah disiapkan sekantong pupuk, tanah dan seember air. Anak-anak semakin bertanya-tanya. Bu Nana, demikian anak-anak biasa memanggil guru kelasnya segera sigap menjelaskan kegiatan hari ini.
“Anak-anak Bu Nana menyuruh kalian membawa gelas plastik bekas karena hari ini kita akan menanam,” bu guru menjawab rasa penasaran siswa. Ide ini berawal dari menumpuknya gelas plastik di tempat sampah bekas konsumsi rapat gugus kemarin. Dalam rangka puncak tema Rekrasi sub tema Kebun Bibit, guru merencanakan kegiatan menanam bibit di area sekolah. Bibit yang akan ditanam antara lain, bibit cabe, tomat, terong dan sawi. Kebun sekolah yang terletak di belakang gedung telah menunggu tanaman baru. Anak-anak tidak perlu jauh-jauh ke kebun bibit Surabaya atau agro wisata lainnya. Cukup di lingkungan sekolah kegiatan menanam bisa terlaksana.
Mereka berebut memasukkan tanah, pupuk dan bibit ke dalam gelas. Namun ada pula yang jijik memasukkan tanah. “Ayo kita ambil tanah dengan cetok ya.”bujuk ibu guru. Ada pula yang antusias dengan memilih beberapa bibit.
“Bu guru, aku maunya nanam cabe dan terong… dua yah.”kata mereka. Pembelajaran semakin mengasyikkan saat siswa menyirami sendiri bibit mereka. “Sambil berdoa ya, supaya bibitnya tumbuh,” lanjut Bu nana. Tak sampai disitu saja mereka masih mempunyai tugas untuk memeriksa dan menyiram bibit setiap paginya.
Dari sebuah gelas plastik bekas menumbuhkan rasa ingin tahu seorang anak. Bukan itu saja siswa juga dikenalkan proses pertumbuhan bibit. Namun hal yang paling utama dari pembelajaran ini terangsangnya rasa peduli lingkungan, cinta terhadap ciptaan Tuhan, kerja keras, kemandirian dan rasa ingin tahu.
“Dengan menumbuhkan peduli lingkungan kita ciptakan generasi bangsa yang tangguh demi kesatuan bangsa kita ke depan,” tutur bu Nana sambil menyunggingkan senyum manisnya. [Erna Maydiawati, S.Pd, Guru TK Hang Tuah 4, Sidoarjo]

Tags: