Menyatukan Komitmen Masyarakat Hutan di Hari Bakti Rimbawan

Kepala Dinas Kehutanan Jatim Dewi J Putriatni bersama jajaran kepala OPD Pemprov Jatim memberi makan rusa timor di penangkaran Surya Raharja yang baru diresmikan kemarin, Selasa (26/3).

Buka Penangkaran Rusa Timor, Jadi Ikon Baru Tahura Raden Soerjo
Pemprov, Bhirawa
Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang dikelilingi hutan dengan luas yang cukup besar. Lebih dari 2 juta hektar atau 41,33 persen dari total luas Provinsi Jatim adalah berwujud hutan. Kondisi geografis semacam ini tidak hanya menjanjikan potensi lingkungan yang sehat. Lebih dari itu, hutan juga menjanjikan potensi ekonomi yang besar untuk kesejahteraan rakyat.
Kabut tebal menyelimuti kawasan taman hutan rakyat (Tahura) Raden Soerjo di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Bekas hujan dan langit yang masih teduh mengiringi langkah seribu rimbawan yang hadir di kawasan bumi perkemahan tersebut. Mereka datang untuk satu momentum penting, Hari Bakti Rimbawan ke-36, Selasa (26/3).
Semangat untuk mengoptimalkan fungsi hutan tampak menguat dalam kesempatan itu. Mulai dari menjaga keanekaragaman hayati, hingga memaksimalkan potensi ekonomi hutan bersama dengan petani. Untuk menjaga keanekaragaman hayati, Dinas Kehutanan Jatim mendirikan penangkaran rusa timor yang didatangkan dengan izin Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
“Ada 36 ekor rusa yang kita rawat. Kita memilih jenis rusa timor ini karena populasinya yang jarang dan termasuk hewan yang dilindungi,” tutur Kepala Dinas Kehutanan Jatim Dewi J Putriatni saat meresmikan penangkaran rusa timor bernama Surya Raharja tersebut.
Dengan ditambahkannya fasilitas penangkaran rusa timor ini, ikon baru wisata dalam Tahura Raden Soerjo otomatis bertambah. Tahura seluas 27 ribu hektar yang meliputi enam kabupaten tersebut diharapkan dapat semakin menjadi jujugan wisatawan. “Ini akan menjadi wisata edukasi dan bagian dari bahan riset yang bisa membantu para peneliti,” tutur Dewi.
Dewi berharap, di masa mendatang, penangkaran ini dapat berkembang hingga pada akhirnya dilepasliarkan. Karena tujuan akhir dari penangkaran, adalah melepaskan secara liar yang telah ditangkar.
Selain penangkaran rusa timor, Dinas Kehutanan Jatim juga menggelar aksi pelepasan burung jalak putih dan berang-berang. Selain itu, penanaman pohon kesemek juga dilakukan selain juga membagikan bibit pohon produktif.
Selain keanekaragaman hayati, upaya Pemprov Jatim memaksimalkan potensi hutan adalah bekerjasama dengan petani. Khususnya Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) hutan produksi. Karena itu, tutupan lahan di Jatim ini hanya sekitar 27 persen jika mengandalkan hutan konservasi, produksi dan lindung. Tapi jika ditambah dengan hutan rakyat, maka jumlahnya bisa mencapai 40 persen. “Hutan rakyat ini memang dipanen. Tanamannya seperti sengon yang lima tahun sekali dipanen. Tapi secara umum, tutupan lahan di Jatim bagus,” tutur dewi.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim Wahid Wahyudi menuturkan, semangat Hari Bakti Rimbawan dengan mengusung tema hutan untuk kesejahteraan rakyat patut diapresiasi. Ini dinilai telah sejalan dengan jiwa dan semangat rimbawan.
Wahid menuturkan, tantangan yang dihadapi Jatim saat ini adalah mengurangi angka kemiskinan di wilayah pedesaan. Termasuk di dalamnya ada masyarakat desa hutan dan nelayan. Sebab, kemiskinan Jatim persentasenya lebih besar dari nasional. Yaitu 4,9 juta atau 10,8 persen, sementara nasional 9,66 persen.
“Karena itu kami mengapresiasi sebesar-besarnya yang telah membangun komitmen tentang kesejahteraan rakyat dari hutan. Para rimbawan punya andil besar dlam meningkatkan kesejahteraan di wilayah desa hutan,” tutur Wachid. [Adit Hananta Utama]

Tags: