Menyeimbangkan Urusan Dunia Akhirat

Dr Puji Handayanti

Dr Puji Handayanti
Belajar  tiga tahun di Pondok Pesantren Paciran Lamongan, menjadi bekal berharga bagi perempuan yang memiliki mobilitas tinggi ini ketika menghadapi realitas hidup yang penuh tantangan dan godaan.
“Menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat membuat hidup ini menjadi nyaman dan tenang,” tutur Ketua Program Studi Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Dr Puji Handayanti saat ditemui Bhirawa akhir pekan kemarin.
Sebagai seorang akuntan, tutur Puji maka dirinya menyadari betul bahwa profesi akuntan bukan semata masalah angka dan hitung-hitungan yang cenderung sekuler, tetapi juga ada dimensi religi yang mempertimbangkan masalah haram dan halal.
“Menjalankan  profesi sebagai akuntan bukan saja harus menjunjung tinggi etika profesi tetapi juga meletakkan nilai-nilai agama di atas segalanya,” ucapnya mantap. Pentingnya menyandarkan profesi pada pijakan agama, jelas Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Komisariat Malang Raya ini semakin menemukan relevansinya dengan semakin banyak terungkapnya kasus-kasus korupsi di tanah air.
“Kami percaya ilmu akuntansi itu bisa membawa kita ke neraka dan juga bisa membawa kita ke surga. Tergantung bagaimana kita meletakkan aspek relijiusitas di dalamnya,” jelasnya. Oleh karena itu, dirinya selalu berusaha mengajak kalangan akuntan untuk tidak menjadikan profesi akuntan itu sebagai profesi yang menjadikan sesuatu yang salah menjadi betul atau menjadikan yang betul sesuatu yang salah.
“Singkatnya jangan sampai akuntansi hanya untuk ‘mengakali’ sesuatu yang ujungnya berbuah penyimpangan yang itu juga dilarang agama,” tambahnya lagi. Bahkan secara khusus Puji mengingatkan, bahwa profesi akuntan sesungguhnya merupakan profesi yang secara khusus diamanahkan dalam Alquran. Dalam Surat Al Baqarah 282, jelas Puji secara jelas mengisyaratkan perintah Allah SWT tentang  praktik pencatatan dalam transaksi ekonomi. Ayat ini merupakan ayat yang banyak memberi petunjuk tentang praktik akuntansi.
Di tengah kesibukannya sebagai seorang akademisi dan akuntan, Puji masih punya kesibukan lain berupa  mengelola sebuah biro perjalanan haji dan umrah yakni Qonita Tour dan Travel miliknya.  Bukan itu saja, dilandasi keinginan untuk memberi kemanfaatan bagi masyarakat sekitarnya, Puji juga terlibat dalam mendampingi sang suami yang menjadi wakil pengasuh  pondok pesantren kota alif lammim Surabaya.
“Kehadiran pondok itu untuk memberikan kesejukan di tengah arus modernitas yang bisa membuat stres warga kota. Berbagai persoalan masyarakat bisa dikaji dipondok ini. Mulai persoalan parenting, persoalan keluarga hingga bagaimana menjemput kematian dengan tersenyum,” tutur Puji sambil merapikan kerudung warna abu-abu yang selaras dengan warna baju batik yang dikenakannya. [why]

Rate this article!
Tags: