Menyelami Pemikiran Gus Dur

Tuhan Tak Perlu DibelaJudul        : Tuhan Tidak Perlu Dibela
Penulis        : Abdurrahman Wahid
Penerbit    :Sufa
Terbit        :Mei 2016
ISBN        :978-602-391-152-3
Tebal         :360 halaman
Peresensi  : Suroso
Aktif di LPM HumaniushdDan tinggal di Pena Garawiksa

Sejatinya manusia memang tidak bisa dipisahkan dengan sebuah rutinitas dalam mengingat Tuhan. Namun dalam sebuah kehidupan yang penuh dengan dilematis ini, kita juga tidak bisa mengesampingkan kepentingan sosial dan politik. Bisa dikatakan ibadah yang kita lakukan tidak akan sempurna, tanpa adanya suatu relasi dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, penting bagi seseorang untuk mengerti bagaimana mengenal Tuhan lebih dekat. Seperti yang tercantum dalam buku ini, Tuhan tidak perlu dibela. Tuhan bisa menjadi kita, tapi kita tidak bisa menjadi Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki kewenangan yang lebih dibanding dengan manusia.
Apabila berkaca pada rutinitas pada masyarakat yang menduduki bumi sekarang, hal ini berbanding terbalik. Di mana seseorang melakukan sesuatu dengan mengatasnamakan Tuhan. Banyak yang membenarkan sesuatu yang salah dengan mengatasnamakan Tuhan, berperang dengan mengatasnamakan agama.
Kepentingan-kepentingan yang seperti inilah yang seharusnya dihindari dalam hidup di bermasyarakat. Karena ketenangan itu, bukan bagaimana kita bisa menang dan melihat orang lain kalah dalam sebuah permainan kehidupan. Tapi hidup akan terasa enak, tenteram dan damai apabila seseorang bisa memberi, saling mengasihi dan saling menyayangi.
Berkaca pada sejarah, agama memang tidak selalu sejalan dengan kepentingan manusiawi. Sehingga pada titik tertentu agama sering kali  ditunggangi oleh kelompok tertentu. Hingga pada akhirnya agama masuk dalam jurang politis. Keagungan dan Kebesaran nama Tuhan di bawa kesana-kemari seperti barang dagangan. Hingga pada kenyataan yang terjadi nilai keluhuran yang diajarkan sedikit demi sedikit akan putus dan hilang tanpa kita sadari.
Dalam buku ini Abdurrahman Wahid atau akrab di sapa Gus Dur berusaha menyoroti peranan agama dalam masyarakat yang sedang mengalami berbagai proses perubahan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Tulisan-tulisan yang diangkat Gus Dur ini menggambarkan suatu perselingkuhan agama dengan sebuah kepentingan politik yang mengatasnamakan agama, atau bahkan Tuhan, yang pada akhirnya melahirkan suasana politik kekerasan dan kekerasan politik dengan dalih agama.
Buku berdimensi perenungan ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan Gus Dur yang dimuat di majalah-majalah tempo. Pada tahun 1970-an dan 1980-an. Tulisan-tulisan tersebut mewakili suatu fase dari kehidupan Gus Dur , dari fase murni sampai intelektual. Tapi yang paling kental dari semua itu ialah keislaman Gus Dur dan kepeduliannya terhadap pengembangan demokrasi di Indonesia.
Lewat buku Tuhan Tidak Perlu Dibela penikmat buku akan mengerti bagaimana bertuhan dengan benar dan kehidupan modern yang penuh dilema dengan politik-politik yang memihak. Dengan bahasa yang sistematis dan mudah di pahami pembaca akan dengan cepat menguasai buku ini. diharapkan pula pembaca memiliki jalan tengah.
Suroso. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

                                                                                                            ———– *** ————

Rate this article!
Tags: