Menyemai Empati Bagi Pasien Covid-19

Oleh :
Lumiyati, MPd
Founder Lembaga PAUD AN-NAJA Surabaya

Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah pola hubungan interaksi sosial masyarakat. Yang tadinya guyup rukun saling sering berkumpul sekarang dianjurkan untuk menghindari kerumunan orang. Dulunya saling berjabat tangan dengan akrab sekarang dihindari. Dulunya saling bersilaturahim dengan anjang sana ke rumah sekarang dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan karena bisa diganti dengan aplikasi seperti Zoom Meeting dan seterusnya. Tapi apakah semuanya bisa mengganti “suasana batin” ketika bersama bertemu atau berkumpul?
Di lingkungan masyarakat seolah hubungan menjadi kering dan menjadi semakin jauh karena semuanya tergantikan dengan teknologi. Semuanya seolah tergantung pada teknologi yang serba mekanis dan digital. Masyarakat sangat tergantung dengan teknologi untuk berkomunikasi dengan individu lain atau masyarakat sekitar karena adanya Pandemi-Covid-19 ini. .

Krisis Kepercayaan
Ketika dulu sebelum Pandemi-Covid 19 ini merebak di mana-mana. Orang saling menyapa bahkan saling mesra bertegur sapa. Tapi begitu ada orang yang dikabarkan terkena Covid-19 dijauh bahkan kalau bisa di hindari. Padahal baru hasil Rapidnya yang reaktif orang sudah memandang dengan tatapan penuh curiga. Padahal belum di uji SWAP atau PCR.
Orang sudah dilabel negatif. Inilah krisis tersembunyi yang ada di tingkat tatanan masyarakat. Perasaan curiga satu sama lain, takut nanti tertular dan sebagainya. Imbasnya adalah hilangnya rasa kemesraan dalam bergaul. Orang kini cenderung bergantung dengan teknologi internet untuk melakukan pertemuan. Sehingga hanya mekanikal karena hanya ini jembatan untuk tiada kepercayaan jangan- jangan takut tertular.
Banyak media memberitakan bahwa orang yang baru sembuh dari Covid-19 setelah sekian lama di rawat, setelah kembali ke masyarakat banyak yang dikucilkan dari pergaulan masyarakat. Lingkungan sekitar mantan pasien Covid-19 masih mengganggap para mantan Covid-19 ini bisa menularkan virus tersebut ke penduduk sekitar. Bukan mendukung atau memberi suport kepada para bekas pasien Covid-19 tapi justru malah menjauhi seolah tidak mengenal dari sebelumnya.
Sehingga sekarang ada perkumpulan mantan pasien Covid-19 yang sembuh untuk bisa saling membantu dan berbagi pengalaman dan saling menguatkan dalam kehidupan mereka pasca kesembuhan mereka dari Covid-19. Perkumpulan inilah salah satu saran bagi para pejuang Covid-19 yang telah sembuh dari Covid- 19 tatkala tidak adanya dukungan dari masyarakat.

Perlu Pendidikan Empati
Sikap acuh masyarakat ini harusnya bisa dikurangi dengan adanya pendidikan empati masyarakat luas kepada pasien Covid-19 atau yang telah sembuh. Karena beban psikologis meraka sangat berat. Jangan sampai orang yang terkena Covid-19 dijauhi walaupun mereka dinayatakan sembuh. Semangat empati kepada mereka harus digalakkan lewat forum RT, RW, keluarahan sampai jajaran tertingi kepemimpinan negeri ini. Karena selama ini yang baru di sosialisasi adalah himbaun baru sebatas memakai masker, Menjaga jarak, serta mencuci tangan atau di singkat 3M.
Sehingga terasa penanganan terhadap Pandemi Covid-19 terasa masih parsial dan belum menyeuruh. Harusnya dari hulu ke hilir. Salah satunya adalah pendidikan empati kepada pasien Covid-19 yang belum maksimal dilakukan. Sehingga beban mereka menjadi berkurang dengan adanya empati masyarakat. Hal itu misalnya bisa dilakukan dengan melakukan bantuan pangan untuk orang yang menjalani isolasi mandiri. Hal itu bisa dilakukan pada level RT atau RW dengan bergotong royong warga dengan urunan misalnya dari lingkungan warga yang terdampak.

Peran Guru
Guru di lingkungan masyarakat masih dipandang sebagai salah satu panutan masyarakat. Karena itu perlu adanya pemberdayaan guru untuk menyosialisasikan pendidikan emapati kepada masyarakat luas. Misalnya lewat group WA mereka, atau pertemuan virtual sehingga bisa memenangkan masyarakat dengan adanya empati kepada pasien Covid-19 disamping tetap berjaga-jaga dengan protokol kesehatan yang ketat.
Guru yang sekarang juga terdampak dengan adanya Pandemi ini juga harus ikut membantu pemerintah untuk ikut berperan serta menjaga kondusifitas lingkungan masyarakat. Salah satunya dengan memberikan informasi yang benar tentang Pandemi Covid-19. Mulai dari pencegahan, ketika ada pasien Covid-19, serta Bagaimana menyikapi bila ada tetangga atau kenalan yang sembuh dari Covid bagaimana menyikapinya secara baik dan benar. Sehingga seluruh elemen bangsa ikut serta berpartisipasi dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19 ini. Salah satunya dengan melakukan pendidikan empati masyarakat kepada pasien Covid-19 yang telah sembuh.

———- *** ———–

Rate this article!
Tags: