Menyesalkan Minimnya Mitigasi Erupsi Gunung Semeru

Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Demikianlah, secara teroritis negeri dan bangsa ini memaknai cara untuk menghalau sebuah bencana yang bisa saja terjadi di wilayah negeri ini. Terlebih, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan banjir. Risiko bencana ini disebabkan karena posisi geografis Indonesia yang berada di ring of fire dan pertemuan tiga lempeng utama dunia. Lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Namun sayang teori mitigasi bencana tersebut, masih gagap diimplementasikan di negeri ini. Realitas itu, terbuktikan dari terjadinya erupsi atau letusan Gunung Semeru Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12/2021) yang tidak disertai dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau otoritas gunung api. Dari tidak adanya peringatan dini itupun menjadikan korban bencana alam tersebut berpotensi minim untuk diminimalisir. Sontak, kenyataan itupun kini banyak mendapat perhatian publik. Khususnya kepada masyarakat yang terdampak bencana ini.

Minimnya, peringatan serta edukasi soal bahaya lava panas juga diduga menjadi penyebab korban tidak sempat menyelamatkan diri. Realitas itu, terbuktikan dari tidak adanya Early Warning System (EWS) di Desa Curah Kobokan selama ini. Padahal alat itu penting untuk mendeteksi peringatan dini bencana. Selain itu, minimnya edukasi warga terlihat masih adanya sebagian warga yang justru malah menyaksikan fenomena itu di lokasi pertambangan ketika Awan Panas Guguran (APG) mulai turun ke lereng gunung Semeru, (Kompas,4/12/2021).

Realitas itu, menunjukkan bahwa pemerintah ternilai dan terkesan kurang siap mengantisipasi bencana alam di Kabupaten Lumajang. Oleh sebab itu, untuk menebus keteledoran yang ada, maka kini saatnya pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri dan stakeholder terkait bisa melakukan langkah-langkah konkret, cepat guna menanggulangi musibah ini, terutama melakukan penyelamatan dan evakuasi bagi para warga yang ada di sekitar Gunung Semeru.

Ani Sri Rahayu
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Tags: