MENYIMPAN DOA

Oleh:
Alfa Anisa

MENYIMPAN DOA
doa mendadak luka, sorot pilu memenuhi pelupuk mata
wajah ibu berhamburan kenangan, susah payah masa depan ditimbun ingatan
rimbun sepi bersarang di rongga dada, kadang meronta meminta akhir bahagia

ibu masih tekun merapal wirid panjang, gemetar tubuh mengundang kesunyian
bahasa paling amin beraroma dini hari, doa paling puitis menyingkap atap langit
memecah delapan penjuru mata angin, gigil mendekap membisikkan petunjuk ghaib
menyelimuti rasa sakit yang tabah memejamkan mata

Blitar, 2020

TAMU MALAM MINGGU

langit masih dipenuhi kepak burung dan rimbun awan, aroma tubuhmu mendadak menyelinap diantara bising kendaraan
debar jantung sepakat menyuarakan gugup, bulir keringat terhampar di pelataran kening
yang pergi telah kembali, hanya sekadar gelombang rindu tersimpan beratus hari
sedikit mengeras dikerumuni tangis dan sesak terbatas-bata

aroma tubuhmu mendekat
mengendap-endap di pelataran rumah, doa dan air mata nyaris tumpah ruah
mengintip celah pintu jendela yang terbuka

tik-tok jam dinding ruang tamu gemetar, aku menghitung hati yang meletup-letup debar
waktu terhenti, menyatu penuh
bening mata menatapku khusyuk paling puisi
percikan rindu berhamburan dari depan pintu
kita saling bertatapan, kita saling menikmati berulang-ulang

2020

HARI KELAHIRAN

Cukup dengan doa-doa, hari kelahiranmu adalah aroma daun-daun paling mulia
Ranting rapuh terjatuh ikhlas, harum bunga menebar harap-harap cemas
Nasib tertulis samar di kelopak daun, nawaitu melekat erat pada tubuh embun

Burung-burung bersandar dekat pusat gigil angin, harapan menetap dalam wirid paling amin
Malaikat di seluruh penjuru sepakat meyakinkan ragu
Usia bertambah hening rahasia, melangit sembahyang air mata

Ubbad, 17 januari 2020

BLITAR
:lain

Sudah terlalu lama tak kusambangi kampung halaman
Pasti cuaca pagi terkumpul dalam kelopak embun
Yang duduk mesra di daun-daun tua
Desir angin menggoda ranting-ranting muda
Menyusup di antara pelepah dahan jatuh tak sengaja
Siul burung-burung kecil memainkan nada kicau
Melesat ke udara sebelum warna senja merata

Sudah terlalu lama tak kupeluk ringkih tubuh ibu
Doa-doa terpesona melihat khusyuk kesunyian
Yang tertunduk setiap rindu menggebu
Tanah rantau menghampar aroma kesibukan
Lelah dan keluh kesah mengguncang tubuh ketika ingatan
Menemui wasiat tentang tangis pertama kehidupan

Sudah terlalu lama tak kutemui kekasihku
Senyum terbentang lembut di sepanjang jalur bibir mungil
Kesetiaan dirawat bening binar mata
Meluap bercampur wirid panjang dan harapan tengah malam
Yang dijaga sumber api ketulusan dan takzim doa paling amin

PPMU, 2020

JANGAN LUPA PULANG

Langkah kaki dikejar sinar matahari
Tergesa membaca agenda menyapa kesibukan
Dari kampung halaman, hatiku seringkali gaduh
Khawatir, membangun ruang gelisah
Sesak di dada pasrah
“Jangan lupa pulang. Kesibukan hanya perlu dimainkan kehadiran.”

Jarak masih jadi keheningan rindu
Kehilangan arah, nyala kesedihan menyepakati kata tabah
Menunggu membenamkan senyum di teduh wajahmu
Jarak yang jauh, kabar harus senantiasa penuh

Blitar, 2020

MENGHITUNG HARUM SINAR MATAHARI

Aku menghitung harum sinar matahari
Mengintip di celah lubang jendela
Setiap tarikan napas, musim telah kembali sediakala

Aku menghitung mundur kalender hujan
Langit tak bisa memenangkan janji doa-doa
Digoyangkan angin yang diperdaya awan-awan hitam
Ruh jahat sibuk mengelabui
Arwah leluhur seketika gaduh
Mengantar sisa waktu menuju hari baik

Aku menghitung kantuk beranjak pergi
Mengombak, merambat, napas terasa berat dengkuran halus angop-angop
Teriakan ibu memecah kesunyian pagi
Menyelamatkan nasib baik berayun-ayun manja
Lapang dada senantiasa berdzikir membusukkan rasa sesal
Gegas berguru kepada almanak kalender tua

Blitar, Februari 2020

BIODATA
Alfa Anisa, lahir di Blitar 28 Maret. Mencintai puisi, kereta api dan sunyi. Alumni mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Islam Balitar (UNISBA). Menjadi santri di Pondok Pesantren Mabhajatul ‘Ubbad dan berkegiatan di Komunitas Penulis Blitar. Beberapa karyanya dimuat di media massa dan antologi bersama. Surat untuk Luka adalah antologi puisi tunggalnya.

Rate this article!
MENYIMPAN DOA,5 / 5 ( 1votes )
Tags: