Menyoal Pelabuhan Niaga Prigi

Oleh :
Priyambodo
Peneliti Ahli Utama Bidang Transportasi Balitbang Provinsi Jawa Timur
Alumni Rijks Universiteit Centrum Antwerpen, Belgia
Alumni L’Universite De Nantes, Perancis

Disparitas wilayah di Provinsi Jawa Timur masih relatif tinggi, disparitas ini terjadi terutama antara wilayah utara dengan wilayah selatan. Salah satu upaya meminimalisir disparitas adalah membangun infrastruktur pelabuhan Niaga Prigi di Kabupaten Trenggalek.

Selain pembangunan pelabuhan, aspek lainnya yang perlu dipersiapkan adalah potensi komoditas yang ada di wilayah sekitar Pelabuhan Niaga Prigi. Bagaimana mengembangkan dan mengeksplorasi komoditas diwilayah sekitar Pelabuhan Niaga Prigi. Terutama wilayah Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, Pacitan, Ponorogo, dan Blitar yang secara ekonomi memiliki pertumbuhan product domestic regional bruto (PDRB) dan indeks pembangunan manusia (IPM) lebih rendah dibanding dengan wilayah utara Jawa Timur.

Wilayah selatan Jawa Timur perlu mengidentifikasi dan memetakan serta mengeksplorasi potensi komoditasnya karena diwilayah tersebut sedang dibangun pelabuhan niaga yang memiliki kapasitas 3000 DWT. Dengan konsep pengembangan dan pembangunan wilayah mengikuti konsep “trade follow the ship”. Sarana dan prasarana transportasi dibangun terlebih dahulu, dengan harapan perekonomian dan perdagangan wilayah akan ikut berkembang.

Berdasarkan Perda Nomer 5 Tahun 2012, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengatur pengembangan wilayah Jawa Timur ke dalam 8 (delapan) wilayah pengembangan (WP) dengan masing-masing WP memiliki fungsi-fungsi kegiatan ekonomi. Hal ini dilakukan karena adanya ketimpangan perekonomian dan pembangunan antara wilayah utara dan selatan Jawa Timur. WP-WP tersebut adalah WP Gerbangkertosusila Plus, WP Malang Raya, WP Madiun dan sekitarnya, WP Kediri dan sekitarnya, WP Probolinggo-Lumajang, WP Blitar, WP Jember, dan WP Banyuwangi. Ke delapan WP tersebut tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur bagian utara, tengah dan selatan.

Tumbuh pesatnya perekonomian kabupaten/kota di WP-WP di wilayah utara Jawa Timur tidak lepas dari ketersedian insfrastruktur pendukungnya yaitu keberadaan pelabuhan-pelabuhan berskala besar, sedang, dan kecil yang tersebar di wilayah pesisir utara Jawa Timur, seperti Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Brondong Lamongan, Pelabuhan Gresik, Pelabuhan Pasuruan, Pelabuhan Probolinggo, Pelabuhan Situbondo, sampai Pelabuhan Tanjungwangi di Banyuwangi. Insfrastrutur pelabuhan tersebut sangat mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah hinterlandnya.

Pembangunan infrastruktur yang baik akan menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa dan meningkatkan nilai tambah perekonomian, dan juga sebagai faktor pendorong produktivitas daerah (Iqbal et al., 2019). Sementara diwilayah selatan belum ada atau belum terbangun pelabuhan-pelabuhan berskala besar dan sedang, yang ada adalah pelabuhan-pelabuhan perikanan kecil. Sehingga perekonomian di wilayah selatan seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar yang merupakan hinterland Pelabuhan Niaga Prigi kurang bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain mungkin karena komoditasnya yang tidak ada dan belum dieksplorasi atau dikembangkan secara maksimal, juga karena karena terbatasnya insfratruktur transportasi yang ada di wilayah tersebut, yaitu belum berkembangnya pelabuhan.

Sarana dan prasarana transportasi yang berkembang selama ini dan diandalkan diwilayah selatan untuk kegiatan perekonomian sehari-hari adalah moda angkutan jalan dengan tujuan antar daerah dalam provinsi maupun antar provinsi. Sedangkan untuk tujuan antar pulau produk-produk lokal diwilayah selatan Jawa Timur dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sekarang dengan dibangunnya Pelabuhan Niaga Prigi maka wilayah-wilayah penyangganya atau hinterlandnya harus mampu mengeksplorasi dan meningkatkan komoditas yang ada diwilayahnya serta nantinya diharapkan memanfaatkan Pelabuhahn Niaga Prigi sebagai pusat pergerakan alih moda dan distribusi barang (Mandasari et al., 2017). Namun sampai dengan saat ini Pelabuhan Niaga Prigi belim selesai dibangun karena terkendala oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan Pelabuhan Niaga Prigi di Kabupaten Trenggalek belum bisa dioperasikan karena sarana dan prasarananya belum lengkap dan belum selesai dibangun. Sarana, pembangunan fisik Pelabuhan Niaga Prigi sampai tahun 2022 masih sampai pada tahap pembangunan sebagian fasilitas pokok yaitu dermaga 10 x 75 m, trestle 8 x 55 m, dan causeway 8 x 250 m. Sementara fasilitas pokok lainnya belum terbangun sama sekali, yaitu kantor ekspedisi, lahan parkir roda 2, lahan parkir roda 4, gudang umum, lapangan penumpukan, kantor pelabuhan, klinik kesehatan, dan balai karantina. Fasilitas pendukung juga belum dibangun sama sekali yaitu : mesjid, rumah genset, toilet, tandon air tawar, fasilitas IPAL, pagar, pos jaga, dan mobil crane @ 12 ton serta forklift @ 3 ton. Prasarana, jaringan transportasi jalan pun juga belum bisa dipergunakan karena harus dinormalisasi lagi agar bisa dilewati kendaraan berat, misalnya jalan-jalan yang terlalu sempit, curam, dan tikungan tajam. Begitu juga rambu-rambu jalan dan PJU disepanjang jalan menuju ke Pelabuhan Niaga Prigi juga belum ada.

Strategi mempercepat operasionalisasi Pelabuhan Niaga Prigi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pertama, sarana fasilitas pokok dan pendukung Pelabuhan Niaga Prigi harus segera diselesaikan. Kedua, memastikan ada barang yang akan dibongkar muat. Ketiga, menjamin bahwa kapal harus terjadwal artinya mengubah sistem logistik dari tak berjadwal menjadi terjadwal. Keempat, infrastruktur jalan keluar masuk Pelabuhan harus dinormalisasi untuk menjamin kendaraan bisa bermanuver dengan mudah. Kelima, membantu skema pendanaan untuk muatan jagung bagi pedagang di Blitar. Keenam, membantu realisasi skema peluang kerjasama impor jagung antara Bulog (dijembatani oleh Bulog) – Perhubungan – Ketahanan Pangan – Kab Bima – Kab Blitar – Kab Trenggalek. Ketujuh, Pemda Trenggalek menggandeng Kadin merubah sistem untuk memastikan ada muatan barang dengan merubah sistem yang mengambil sedikit menjadi banyak dengan cara patungan. Kedelapan, mem-promot pembangunan pariwisata berkonsep marina, yaitu pelabuhan yang dikhususkan untuk kapal wisata.

Rekomendasi

Pelabuhan Niaga Prigi agar segera bisa dioperasikan maka kepada Pemerintah direkomendasikan untuk segera menyelesaikan pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang pelabuhan yaitu Kantor Ekspedisi, Lahan parkir roda 2, Lahan parkir roda 4, Gudang umum, Lapangan penumpukan, Kantor pelabuhan, Klinik Kesehatan, Balai Karantina, Mesjid, Rumah genset, Toilet, Tandon Air tawar, Pos Jaga, Pagar, Fasilitas IPAL, Mobil crane @ 12 ton, dan Forklift @ 3 ton.

Saat ini komoditas yang siap dibongkar muat di Pelabuhan Niaga Prigi adalah Jagung dari Bima NTB untuk dikirim ke Kabupaten Blitar sebagai bahan baku produk pupuk dengan kebutuhan per harinya adalah 1000 ton. Untuk menjaga kontinuitas bongkar muar di Pelabuhan Niaga Prigi, maka kepada Pemda Kabupaten Trenggalek, Blitar, dan Tulungagung direkomendasikan segera menjajagi pasar di wilayah timur seperti Bali, NTB, dan NTT untuk memasarkan produk-produk genteng, marmer dan telur yang melimpah di wilayah Trenggalek, Blitar dan Tulungagung.

Skema import jagung di Kabupaten Blitar pemodalannya menerapkan sistem patungan dari beberapa pedagang. Sistem patungan ini diterapkan karena terbatasnya modal dari para pedagang. Sehingga berpengaruh terhadap sistem logistik dan pengiriman melalui kapal menjadi tidak berjadwal. Untuk itu maka kepada Pemda Blitar atau Perbankan direkomendasikan untuk membantu permodalannya sehingga nanti pasokan jagung dari Bima bisa terjadwal dan kontinyu.

Pelabuhan Niaga Prigi berpotensi dikembangkan menjadi pelabuhan marina, yaitu pelabuhan yang khusus untuk sandar kapal wisata atau pesiar. Karena ada kapal pesiar yang pernah sandar di Kabupaten Probolinggo dengan destinasi ke kawasan Bromo dan sekitarnya. Melihat peluang tersebut ada data dari BPS bahwa ada kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Blitar per tahun 3000 wisatawan dan Kabupaten Pacitan per tahun 1200 wisatawan. Untuk itu kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek direkomendasikan melakukan langkah-langkah melakukan kerjasama dengan PT. Pelindo III untuk merealisasikan Pelabuhan Marina sebagai bagian dari Pelabuhan Niaga Prigi. Mengingat saat ini PT. Pelindo III mengelola Pelabuhan Marina Boom Banyuwangi.

Di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya saat ini merupakan home base Tol laut dari 15 rute tol laut, untuk itu direkomendasikan dari 15 potensi rute tol laut tersebut satu saja dipindahkan ke Pelabuhan Prigi.

Selanjutnya untuk keberlanjutan operasional jalur selatan Pulau Jawa dari barat ke timur, maka direkomendasikan adanya keterhubungan pengelolaan dan kewenangan antar pelabuhan dengan provinsi lain yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.

Kemudian untuk menjaga lingkungan perairan direkomendasikan daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya laut diluar minyak dan gas bumi, untuk menjaga lingkungan dan biota laut, terumbu karang, wilayah konservasi tertentu, atau penangkaran satwa.

———- *** ————

Rate this article!
Tags: