Meraih Bahagia dengan Membaca

Drs Sudjono MM

Oleh :
Drs Sudjono, MM
Pustakawan Ahli Utama di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur

Membaca sering dipahami sebagai aktivitas serius yang dikaitkan dengan proses pembelajaran. Akibatnya, anak-anak kita pun memandang membaca sebagai sebuah beban dan aktivitas yang serius dan membebani. Implikasi berikutnya, pembudayaan membaca menjadi sulit terbangun karena bayang-bayang beban dan keseriusan materi bacaannya. Seolah, aktivitas membaca selalu dikaitkan dengan target yang harus dipenuhi. Padahal, membaca tidak selalu dipahami sebagai aktivitas yang serius dan menyita energi yang besar. Tidak selalu dikaitkan dengan tuntutan dan target tertentu yang harus didapatkan ketika membaca. Membaca justru bisa diposisikan sebagai aktivitas yang menyenangkan, menghibur dan bahkan akan menyehatkan pikiran kita.
Secara definisi, membaca dapat diartikan sebagai suatu kegiatan kompleks yang melibatkan serangkaian proses mental. Dalam pengertian yang lain, membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks yang rumit, yang mencakup dan melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Ada juga yang berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses psikolinguistik yang bertujuan untuk membentuk pemahaman pembaca terhadap apa yang sedang dibaca. Sedangkan, dalam pengertian yang lebih sederhana, membaca adalah suatu kegiatan yang bertujuan mencari, melihat, dan memahami isi suatu bacaan atau tulisan. Banyak ahli sepakat bahwa membaca adalah kemahiran kognitif yang kompleks.
Secara garis besar ada dua hal dasar dalam membaca, yaitu proses membaca dan hasil dari membaca itu sendiri. Proses membaca adalah proses yang cukup kompleks yang dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu mengurai lambang, pemahaman literal, pemahaman inferensial, dan pemantauan. Sedangkan, yang dimaksud dengan hasil membaca adalah komunikasi, yaitu penyampaian pikiran dan emosi penulis kepada pembaca dan tercapainya pengertian dalam diri pembaca tentang gagasan-gagasan yang ditulis oleh penulis bacaan.
Proses mengurai lambang dalam membaca adalah proses menerjemahkan lambang atau pola yang tertulis sehingga mempunyai makna bagi seseorang. Hasilnya adalah dia dapat mengenali kata yang dihadapinya.Pemahaman literal dalam membaca diartikan sebagai kemampuan untuk mengenal dan menangkap informasi yang tertera secara eksplisit (tersurat) dalam bacaan. Mengenali dan memahami fakta yang secara eksplisit tertera dalam bacaan, misalnya memahami fakta yang berhubungan dengan objek, benda, dan kejadian
Mengenal dan memahami hubungan antargagasan yang secara eksplisit tertera dalam bacaan misalnya urutan, perbandingan, klasifikasi, dan hubungan sebab-akibat. Menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana yang jawabannya secara eksplisit tertera dalam bacaan dan seterusnya.
Kesehatan Pikiran
Membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan itu mungkin hal yang klise dan bisa jadi semua sudah tahu. Yang mungkin menarik adalah bahwa ternyata membaca sesungguhnya juga untuk menambah kesehatan mental dan pikiran.Namun perlu diingat, bukan hal mudah menjaga konsistensi membaca, apalagi jika aktivitas ini belum menjadi kebiasaan. Kita biasanya lebih suka nonton video? Atau lebih senang memperhatikan gambar ketimbang teks?Itu tidak salah. Waktu membuka majalah atau koran, pasti yang menarik minat mata kita lebih dulu adalah gambarnya. Video, gambar, maupun slide adalah pilihan yang tepat menambah pengetahuan, selain membaca buku.
Tapi kita perlu ingat juga, sejarah mencatat hampir semua ilmu dan pengetahuan penting diabadikan dalam bentuk teks/buku, bukan video atau sejenisnya. Al Quran, Hadis, dan kitab-kitab agama lain semua direkam dalam media buku. Dengan demikian, membaca sesungguhnya juga akan ikut menghadirkan kesehatan bagi pikiran kita.
Pertama,Mengurangi stres. Kalau kita sedang punya beban di pikiran, jangan sekali-kali memegang buku yang “berat”, seperti buku-buku filsafat, karya ilmiah, pokoknya yang banyak istilah-istilah asing yang sulit dipahami.Carilah buku yang ringan dan enak dibaca. Apa itu? Novel. Bisa juga cerpen. Novel yang bagus tidak akan menyuguhi anda kata-kata yang sulit dipahami, tapi memakai bahasa sehari-hari dan alurnya enak untuk diikuti.Kalau anda bingung mencari, pilihlah novel yang terbukti populer, minimal best seller. Itu akan mempermudah kita memahaminya.
Tenggelamkan diri anda ke dalam plot yang dibawakan penulis. Sembari membayangkan setting, menghidupkan tokoh dalam imajinasi anda, serta masuk pada konflik di dalamnya. Rasakan beban pikiran anda kini mulai berkurang.
Kedua, Pikiran jadi lebih sistematis. Salah satu tolok ukur kesehatan pikiran seseorang ialah mampu berpikir secara runtut dan sistematis. Bagaimana ciri-cirinya? Lihatlah bagaimana dia menjelaskan sesuatu. Namun, ingat orang yang bicaranya tidak runtut dan sering melompat-lompat itu bukan berarti tidak sehat. Bukan. Banyak orang yang seperti itu. Poinnya adalah adalah orang yang bicaranya runtut, sistematis, enak didengar, pasti pikirannya sehat tanpa gangguan.Dibanding media bacaan lain, buku (non fiksi) sangat bagus dalam membantu anda menstrukturkan pikiran.
Ketiga, Pikiran lebih fokus dan konsentrasi.
Bayangkan berapa lama waktu yang anda habiskan untuk membuka smartphone. Di dunia yang hampir segalanya dikuasai internet, perhatian kita ditarik ke berjuta arah sekaligus.Bangun tidur ngintip grup whatsapp, belum selesai ngobrol ada yang kirim pesan di messenger, lalu ada teman baru invite pin bbm, ada yang komen di instagram. Sudah puas chatting, kita ingat ada berita lagi viral, kita buka google, situs demi situs kita kunjungi, dan seterusnya.Luangkan waktu 10 sampai 15 menit sebelum berangkat kerja untuk membaca buku. Rasakan bedanya, bahwa ketika membaca buku pikiran anda hanya terfokus pada buku itu saja. Dan lihatlah, betapa anda terkejut melihat diri anda jauh lebih fokus saat bekerja di kantor.
Keempat, memperoleh ketenangan/relaksasi
Sebenarnya ini ada hubungannya dengan mengurangi stress. Tapi manfaat ini perlu disendirikan.Sejumlah penelitian menyimpulkan, membaca buku-buku spiritual dapat menurunkan tekanan darah dan memicu rasa tenang. Efek halusinasi dirasakan ketika ada teks-teks spiritual yang merasuk ke dalam hati.Penelitian lain membuktikan, membaca buku pengembangan diri dan motivasi dapat mengatasi instabilitas mood tertentu dan gangguan mental ringan.
Kelima, Hiburan gratis. Beberapa orang ketika ditanya apa solusi menyegarkan pikiran yang bagus, kebanyakan menjawab cari hiburan. Entah dengan berlibur, nonton di bioskop, atau banyak yang lain.Hiburan yang murah bisa anda dapatkan dari membaca. Carilah buku-buku yang sesuai dengan passion, minat, atau hobi. Selain hiburan gratis, ide-ide segar juga akan anda dapatkan.
Membaca buku akan membuat kita semakin produktif dan otak pun nantinya bisa terbebas dari penyakit yang berkaitan dengan masalah otak. Banyak penelitian yang mengemukakan bahwa jika kita tidak sering mengasah daya ingat yang kita miliki, maka kita mempunyai risiko untuk kehilangan kemampuan mengingat.Membaca berarti berarti mengambil ilmu-ilmu pengetahuan, ide-ide cemerlang, dan informasi-informasi berharga dan menyimpannya di dalam diri kita. Hal ini tentu saja akan membuat kita cerdas dan menghindarkan kita dari kebutaan ilmu yang akan membuat seseorang jatuh ke dalam kebodohan.
Singkatnya, sesungguhnya sudah sejak lama, buku diketahui dapat memberikan energi positif. Dari energi positif inilah, kegiatan membaca akan menimbulkan perasaan bahagia. Sungguh membaca yang baik bisa menghadirkan suasana dan rasa bahagia. Tidak percaya? Silakan mencoba.

———- *** ———–

Rate this article!
Tags: