Meraih Keberkahan Puasa Ramadan

Oleh:
Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Marhaban ya Ramadan, bulan yang penuh keistimewaan. Kita sebagai orang muslim patut bergembira menyambutnya. Pasalnya, Ramadan merupakan bulan yang penuh ampunan, berkah dan malam-malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Setan dibelenggu dan umat kembali disucikan melalui puasa. Kita tentu patut bersyukur menjadi hamba terpilih untuk dipertemukan dengan Ramadan 1438 H. Betapa tidak istimewa bulan suci nan elok ini, sehingga banyak umat Islam seantero dunia dan penjuru Indonesia berharap senantiasa bertemu kembali pada Ramadan berikutnya agar dapat memperbanyak amalan, sedekah, ibadah dan bersyukur.
Mengingat di bulan Ramadan setiap niat beramal saleh pahala umat Islam berlipat atau dilipatkan gandakan. Apalagi, setiap niat menjalankan amal salehnya tersebut hanya ingin mendapatkan imbalan kucuran rahmat. Pada malam Lailatul Qadar, yang turun pada 10 hari terakhir adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Ramadan adalah keelokan tiada terkira untuk mengasah diri dalam bingkai keimanan agar mata hati semakin peka dalam setiap langkah kehidupan. Baik pada relasi hablun minallah atau hubungan vertikal umat dengan Sang Pencipta maupun hablun minannas atau hubungan horizontal antar sesama umat manusia.
Merujuk dari konteks hubungan vertikal, seorang muslim berinteraksi secara langsung dengan Allah SWT lewat ibadah dan doa-doa. Sementara hubungan horizontal berpijak pada perilaku sosial dalam wujud peduli kepada sesama, saling membantu, menghormati dan menyebarkan pesan-pesan damai. Makna atau hakikat puasa yang dijalankan kaum muslim di bulan Ramadan ialah meningkatkan ketakwaan dengan menahan diri dari segala kejahatan yang mendorong hawa nafsu.
Selain itu, puasa Ramadan merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh seluruh umat Islam berdasarkan dalil Alquran, sunnah, dan ijmak (kesepakatan para ulama). Dalam Alquran Surat Al-Baqarah 183 Allah SWT berfirman, “Hai orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kalian agar kalian bertakwa”
Bila merenungi ayat Alquran tentang perintah puasa tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan berpuasa di bulan Ramadan adalah agar kita menjadi manusia yang senantiasa bertakwa kepadaNya. Takwa dapat diartikan sebagai sebuah ketaatan kepada Allah SWT, berusaha menunaikan segala perintahNya dan menjauhi segala apa yang telah dilarang olehNya.
Menurut pandangan Ali bin Abi Thalib, salah satu sahabat Rasulullah SAW takwa itu tidak sekadar menaati perintah dan menjauhi laranganNya, akan tetapi lebih dari itu. Kriteria takwa menurut Ali bin Abi Thalib antara lain merasa takut dengan Allah, selalu berlandaskan Alquran saat beramal, berusaha memiliki sifat qanaah atau menerima terhadap pemberian Allah yang sedikit, dan senantiasa berbenah atau mempersiapkan diri dalam menyambut datangnya kiamat (hari akhir).
Intinya, keistimewaan dan hikmah berpuasa Ramadan adalah dosa-dosa yang pernah kita kerjakan di masa lalu akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Terkait hal ini, Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan bahwa barang siapa yang berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap keridhaanNya, niscaya dosa-dosanya di masa lalu akan mendapat maghfirah atau ampunan dari Allah SWT. *

Rate this article!
Tags: