Meraih Magfirah di Bulan Ramadan

22-asri-kusuma-dewantiOleh:
Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Ramadan merupakan sarana tarbiyah Ruhiyah atau pembinaan spiritual untuk pembersihan jiwa, sehingga momen bulan Ramadan merupakan bulan yang mengandung peluang emas untuk bertaubat kepada Allah SWT.  Melalui ibadah puasa, selain menjaga diri untuk tidak makan dan minum, juga sebagai sarana melatih diri untuk pengendalian hawa nafsu. Bulan Ramadan disebut dengan syahrut Tarbiyah (bulan pembinaan dan pendidikan) Karena pada bulan ini umat Islam dididik langsung oleh Allah SWT dan diajarkan oleh-Nya supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan secara baik.
Puasa Ramadan adalah jenis puasa wajib yang harus kita lakukan. Sebagai mana firman Allah dalam QS Al Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah akan mengampuni segenap dosanya, sehingga ia diumpamakan bagai bayi yang baru  lahir.
Ampunan Allah itu sungguh besar daripada pengampunan manusia atas segala kesalahan dan pelanggaran semasa hidup di dunia. Ampunan Allah, sesuatu yang amat diharapkan. Tak seorang pun melainkan mengharapkannya. Entah dia seorang ahli ilmu, ahli ibadah, apalagi ahli maksiat.
Terlebih lagi bagi orang-orang yang berusaha untuk menempuh jalan kembali kepada Allah dengan taubat. Banyak rintangan dan hambatan yang harus ditemui. Sehingga hal itu menyebabkan seorang hamba harus waspada, karena tatkala dia telah merasa taubatnya diterima, kemudian pada akhirnya perasaan itu justru menyeret dirinya terjerumus ke dalam lembah dosa yang lainnya, wal ‘iyadzu billah!
Ampun di bulan Ramadan akan didapatkan bilamana kita mengerjakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Ada banyak amalan yang dapat mempengaruhi mafirah Ramadan, sehingga kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah di bulan yang penuh keberkahan ini.
Pertama, melakukan puasa di bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa puasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Kedua, melakukan salat tarawih dan tahajud di dalamnya Salat Lailatul Bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa melakukan salat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Ketiga, melakukan salat dan ibadah lain di Ramadan Lailatul Qadar, yaitu pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Ia adalah malam yang penuh berkah, yang di dalamnya diturunkan Alquranul Karim. Dan pada malam itu pula dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melakukan salat di malam Lailatul Qadar kavena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Keempat, memberi ifthar (makanan untuk berbuka) kepada orang yang berpuasa.  Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang di dalamnya (bulan Ramadan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi sebab) ampunan dari dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka.” (HR Ibnu Khuzaimah).
Kelima, beristighfar: menurut ajaran agama, ketika membuat kesalahan dan dosa kita mesti segera bertobat (memohon ampun) kepada Allah dengan cara menyesal, tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan dosa yang sama,dan selalu mengimbanginya dengan memperbanyak amal kebaikan.
Lima amalan tersebut di atas, jika kita amalkan akan dapat mempengaruhi amalan-amalan kita di bulan suci ini, sehingga bulan suci Ramadan benar-benar menjadi bonus tahunan dari Allah di mana para hamba memiliki peluang yang sangat besar untuk meraih rahmat, karunia, magfirah dan ampunan-Nya. Oleh sebab itu, kita umat Islam haruslah secara bersungguh-sungguh menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya atau menjauhi dosa-dosa. *

Rate this article!
Tags: