Meraih Takwa

Choirul Anam Jabar

Choirul Anam Jabar

Oleh :
Drs H Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Tak terasa, Ramadan sudah hampir habis. Kita tentu sangat bersyukur karena hingga hari ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa menikmati bulan yang sangat istimewa ini. Betapa tidak? Baginda Rasulullah SAW telah menyampaikan, bahwa pada bulan Ramadan, Allah SWT akan menaungi kaum mukminin dengan segala keagungan dan keberkahan.
Selain pahala puasa yang luar biasa, di bulan ini Allah mengobral pahala sedemikian rupa. Pahala amalan sunnah disetarakan dengan amalan fardu, sementara pahala amalan fardu dilipatgandakan. Bahkan di dalam bulan Ramadan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Puasa, yang Allah janjikan bagi kepada pelakunya menjadi seorang yang muttaqin (bertakwa) tentu perlu menjadi renungan setiap muslimin, mengapa? Sebab tanpa adanya perenungan yang mendalam, puasa pada akhirnya seperti ibadah yang lain yang hanya melahirkan rutinitas dan tak bermakna sama sekali. Padahal yang dikehendaki dari adanya puasa adalah melahirkan suatu peningkatan makna dari puasa tahun lalu dan tahun ini.
Takwa, secara sederhana oleh para khatib Jumat diterjemahkan dengan melakukan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT dan sekaligus menjauhi terhadap segala yang dilarang-Nya. Menurut ulama salafus-salih mendefinisikan takwa dengan sikap takut kepada Allah, menerapkan wahyu yang diturunkan dan mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Seluruh makna ini mengarah pada satu hal, yakni kesiapan kaum mukminin, baik secara individu, maupun secara kolektif untuk tunduk dan patuh pada seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta untuk siap berkorban di jalan ketaatan kepada-Nya secara total.
Dalam puasa, yang selanjutnya disertai dengan zakat fitrah dan zakat mal menggambarkan kepedulian terhadap diri sendiri (puasa) dan kepedulian terhadap orang lain (zakat) dengan pemahaman puasa yang semakin bermakna. Diharapkan nantinya mampu merasakan penderitaan orang lain dan mengetuk pintu hati yang paling dalam untuk mengeluarkan kewajibannya sebagai hak bagi para fakir miskin dan orang-orang terlemahkan. Memang ini bukan persoalan mudah, kecuali bagi mereka yang telah dipercikkan rasa welas asih oleh Allah ke dalam hati mereka sehingga mereka akan mendapat gelar orang-orang yang mendapat kejayaan atau muttaqin.
Kita berharap, semoga melalui madrasah Ramadan tahun ini, gelombang kesadaran kita untuk memperbaiki diri khususnya umat akan terus menguat, hingga Islam akan menjadi opini umum. Dan berikutnya mendorong mereka untuk bergerak melakukan perubahan riil ke arah Islam. Karenanya, mari kita sambut Ramadan dengan penuh sukacita, dan kita isi setiap detik Ramadan dengan aktivitas keshalehan pribadi, tetapi juga berorientasi pada perubahan hakiki.
Akhirnya, puasa pada 1437 H ini, semakin bermakna ketika puasa yang kita lakukan tidak sekedar rutinitas atau biar dianggap sebagai orang Islam dan bertakwa, tetapi lebih jauh puasa mampu mengantarkan kita semakin arif bijaksana dan mampu mengendalikan nafsu hewani. *

Rate this article!
Meraih Takwa,5 / 5 ( 1votes )
Tags: