Merana Tiga Desa di Kecamatan Tanggulangin yang Langganan Banjir

Foto genangan banjir yang telah disedot dengan pompa air dan dibuang ke sungai di Desa Kedungbanteng. [Ali Kusyanto]

Banjir Bisa Berminggu-minggu, Permukaan Tanah Alami Penurunan karena Pengeboran Gas

Kab Sidoarjo, Bhirawa
Malang nian nasib warga tiga desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo ini. Saat musim hujan datang, mereka selalu diselimuti rasa khawatir. Sebab mereka pasti tahu apa yang akan terjadi. Jadi langganan banjir.
Tiga desa itu yakni Desa Kedungbanteng, Desa Banjarasri dan Desa Banjarpanji. Setiap hujan turun, baik dengan intensitas sedang hingga tinggi, warga desa pasti merasa ketar-ketir. Karena lingkungannya seperti jalan desa hingga fasilitas publik, dan bahkan juga rumahnya pasti kebanjiran.
Pengalaman selama ini, kapan surutnya tidak tentu. Kalau setiap hari hujan turun, maka tentu saja desa-desa disana, akan terus terendam air hujan. Aktivitas semua warga pun terganggu.
Contohnya hujan yang terjadi pada akhir Januari 2023 ini, Sidoarjo tepatnya di wilayah Kecamatan Tanggulangin selalu turun hujan. Hujan terjadi pada 27-31 Januari lalu. Tiga desa tersebut kembali terendam banjir.
“Yang paling parah, hari Minggu dan Senin lalu, hujan deras-derasnya. Desa saya tenggelam,” tutur Indra, salah seorang warga Desa Kedungbanteng yang tinggal di RT 06 RW 03.
Di lingkungan RT 06, menurut ia, memang yang paling parah adalah di gang di sekitar tempat tinggalnya. “Di Desa Kedungbanteng, yang paling parah ada di gang saya,” ucapnya.
Apesnya, rumah pompa yang ada di desanya saat itu sedang bermasalah. Sehingga tidak bisa dihidupkan. Beberapa hari kemudian, baru bisa digunakan.
Saat hujan itu, air hujan dari berbagai penjuru, utara, barat, selatan dan timur, menuju ke desanya. Bangunan SMPN 2 Tanggulangin, yang ada di sebelah rumahnya, hampir seluruhnya terendam banjir. Otomatis, mengganggu aktivitas anak-anak sekolah.
Selain akibat hujan, warga menengarai kondisi tanah di desa mereka, semakin lama semakin mengalami penurunan. Karena ambles, sehingga air hujan, mudah menggenang. “Hujan sebentar saja, disini sudah banjir,” katanya.
Akibat banjir saat hujan menjadi rutinitas di desa itu, disana sekarang dibangun ada tiga rumah pompa. yang ditempatkan di Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji dan Desa Penatarsewu.
Warga desa menengarai, banjir yang terjadi, akibat dampak dari kegiatan pengeboran gas di sekitar tempat itu. Yang jaraknya sekitar 100 meteran dari pemukiman penduduk. Membuat permukaan tanah desa itu mengalami penurunan. Saat ini, kabarnya malah akan memperluas wilayah pengeboran.
Sejumlah warga desa mengatakan, pintu rumahnya semakin lama, semakin menurun. Kayu pintu, yang tadinya berada di bagian atas, semakin lama berada di bagian bawah. Warga desa mengatakan, sebelum ada kegiatan pengeboran, desa mereka meski sedang hujan, tidak sampai mengalami banjir yang berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan seperti itu. [Ali Kusyanto]

Tags: