Bakri bersama istrinya menunjukkan surat dari PUPR. [kerin ikanto/bhirawa]
Gresik, Bhirawa
Merasa mampu, Bakri (69) warga Desa Karangsemanding, Kec Balongpanggang menolak bantuan dari pemerintah, berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) senilai Rp15 juta untuk bedah rumah meski namanya sudah terdaftar dalam BSPS.
Alasan Bakri menolak bantuan bedah rumah itu, karena merasa dirinya sudah mampu untuk merenovasi rumahnya sendiri. Pria yang sehari – hari bekerja sebagai buruh tani ini iklas jika bantuan miliknya diserahkan ke orang yang lebih membutuhkan. ”Kebetulan ada rejeki, jadi saya tolak bantuan bedah rumah dari pemerintah,” terang kakek sembilan orang cucu ini, Selasa (19/2).
Sekedar diketahui, program rumah swadaya atau rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat menjadi solusi penanganan Rumah Tidak Layak Juni (RTLH) di wilayah – wilayah Indonesia. Salah satu wujud bantuan itu berupa program BSPS yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sementara itu, Kepala Desa Karangsemanding, Edi Santoso menjelaskan, jika dulunya rumah Bakri memang termasuk kategori rumah tidak layak huni. Sehingga pihak desa mengusulkannya di program BSPS. Akan tetapi saat menunggu proses pemberian bantuan, Bakri ternyata mampu membangun rumahnya sendiri. ”Pak Bakri bilang mundur dari penerima bantuan. Tentu ini patut dicontoh bagi orang lain, sebagai bentuk keteladanan,” kata Edi.
Sementara itu, Camat Balongpanggang, Jusuf Ansyori, memberikan apresiasi dengan langsung melakukan peninjauan ke rumah Bakri didampingi oleh Kades dan perangkat Desa Karangsemanding.
”Saat ini sosok seperti Bakri sangat sulit ditemui, karena banyak sekali masyarakat yang dulunya dianggap belum mampu, dan saat ini sudah mampu masih belum mau mengundurkan diri dari bantuan pemerintah,” ungkap Jusuf, didampingi Kapolsek Balongpanggang AKP Tulus.
Jusuf berharap, agar tindakan seperti Bakri dapat dijadikan contoh bagi warga lainnya. Sehingga, angka kemiskinan di Kab Gresik bisa berkurang. [eri]
