Meratap Dampak PPKM Darurat bagi Pelaku Ekonomi di Kota Probolinggo

Swalayan Karunia Damak Sejahtera (KDS) di Kota Probolinggo salah satu yang mengalami dampak PPKM Darurat. Manajemen terpaksa menutup gerai lantai duanya.

Pengunjung Swalayan Berkurang hingga 70 Persen, Terpaksa Rumahkan Puluhan Karyawan
Kota Probolinggo, Bhirawa
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk mencegah penyebaran Covid-19, memaksa pengelola swalayan di Kota Probolinggo merumahkan puluhan karyawan. Seperti halnya Swalayan Karunia Damak Sejahtera (KDS) Kota Probolinggo. Manajemen terpaksa merumahkan puluhan karyawan di sana untuk mematuhi aturan PPKM Darurat tersebut.
Dampak PPKM Darurat ini memang cukup dahsyat bagi perekonomian. Bukan hanya level PKL dan warung yang terdampak selama PPKM Mikro Darurat. Sejumlah pertokoan yang memiliki karyawan, juga bakal terasa. Mereka harus sabar sampai 20 Juli mendatang, yang menjadi batas akhir penerapan kebijakan ini.
Begitu lengang. Itulah yang terlihat di sejumlah pertokoan di kawasan Jalan dr Soetomo, Kota Probolinggo, sejak pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan.
Tempat parkir yang biasanya dipenuhi motor dan mobil saat sore hari, hanya terdapat segelintir kendaraan. Itupun kebanyakan milik karyawan. Pengunjung juga sepi. Kalaupun ada, mereka kebanyakan adalah pengunjung yang hendak membeli bahan pokok di minimarket.
Diakui, PPKM Darurat yang diberlakukan di Kota Probolinggo membuat sektor perekonomian kalang kabut. Wajar saja, PPKM mengharuskan sejumlah pertokoan yang tidak menjual kebutuhan pokok, seperti sembako ditutup. Tentunya hal itu jelas berdampak pada pendapatan.
Sejumlah pertokoan seperti KDS, Graha Mulia (GM) dan Sinar Terang (Sinter), sangat merasakan dampak ini. Bahkan ada beberapa toko, seperti KDS dan GM, sengaja menutup lantai dua yang khusus menjual fashion. Sehingga yang dibuka hanya lantai satu bagian supermarket saja.
Seperti yang ditegaskan Head Store GM, Ficke Beyah. Menurutnya, ketika diberlakukan PPKM Darurat tersebut, maka sesuai regulasi yang ada untuk lantai dua yang menjulan perabotan, pakaian, dan lainnya, selain supermarket yang ada di lantai satu ditutup. Dengan demikian, maka, untuk karyawan di lantai dua sebagian juga diminta libur sementara waktu.
Hanya saja, beberapa di antaranya masih diminta untuk masuk, guna membantu giliran menjaga. “Diliburkan sementara tapi ada beberapa yang saya rolling untuk jaga di supermarket,” Ujar Ficke.
Tentunya, dengan ditutupnya lantai dua tersebut, maka secara tidak langsung mempengaruhi pendapatannya. Bahkan dia menyebut, pemasukan terjun bebas. Walau masih membuka supermarket, pengunjung juga tidak seramai sebelum diperlakukan PPKM Darurat. “jJelas omzetnya pasti turun. Untuk pemasukan lantai dua tidak ada,” katanya.
Dia berharap kondisi tersebut segera berangsur pulih. Sehingga sektor ekonomi yang sangat terdamak kian normal kembali. “Harapan saya semua ini cepat berlalu, dan kami semua diberikan kesehatan dan kekuatan,” harapnya.
Dalam aturan PPKM Darurat, ada sejumlah aktivitas penjualan selain kebutuhan pokok dilarang buka. Dampaknya, KDS harus merumahkan sejumlah karyawannya. “Jadi karyawan yang ada di bagian baju harus kami rumahkan, karena wajib tutup semasa PPKM Darurat. Jumlahnya di bawah 100 orang. Nanti kalau masa PPKM selesai, kita panggil kerja lagi,” jelas Pengelola KDS, Sri Lestari.
Begitu pula dengan jam operasional, supermarket di KDS hanya buka mulai pukul 10.00 hingga 20.00 WIB. “Untuk pengunjung yang datang ke supermarket tetap diberlakukan protokol kesehatan ketat oleh petugas keamanan, mulai dari cuci tangan, wajib bermasker hingga cek suhu badan,” tandasnya.
Tari menjelaskan, dengan diterapkannya PPKM Darurat ini, kunjungan ke KDS berkurang hingga 70 persen dari sebelumnya. “Yang datang hanya 30 persen, hanya pengunjung yang berbelanja kebutuhan pokok di supermarket saja,” tandasnya.
Bahkan toko Sinar Terang yang bidangnya memang supermarket atau tidak menjual pakaian, juga kelimpungan. Hanya saja pihak manajemen tidak sampai meliburkan sebagain karyawannya “Kami total ada 80 karyawan. Kami sampai saat ini tidak ada pengurangan karyawan jam-jam kerja. Kami tetap memberlakukan jam normal kerja. Walau outlet buka operasionalnya pukul 10.00 sampai dengan pukul 20.00. Karena sebelum toko buka, kami mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Hadi Firdian Hidayat, selaku Manager store Sinter.
Pria yang akrab disapa Hadi itu berterus terang, bahwa setelah diberlakukannya PPKM Darurat, pemasukan yang ada terjun bebas. Oleh karenya besar harapan agar kondisi yang saat ini berlangsung segera usai.
“Jujur setelah diberlakukan PPKM Darurat penurunan omzet terjun bebas. Namun kebijakan owner terhadap karyawannya sama seperti tahun tahun kemarin. Tidak ada pengurangan karyawan dan meliburkan karyawan. Harapan kami semuanya pastinya sama. Segera berakhirnya pandemi ini. Ekonomi segera pulih lagi dan tetap diberikan kesehatan untuk kita semua,” pungkasnya. [Wiwit Agus P]

Tags: