Meredam Konflik ala Nabi Muhammad Saw

Judul : Seni Mengelola Konflik
Penulis : Mohammad Takdir
Penerbit : Noktah
Cetakan : Pertama, 2020
Teba : 294 halaman
ISBN : 978-623-6562-53-0
Peresensi : Ahmad Farisi
Pembaca buku asal Sumenep

Dalam kehidupan sosial peluang akan terjadinya sebuah konflik sangatlah besar. Terlebih di era di mana pertukaran gagasan dan ideologi terjadi di ruang-ruang publik tak terbatas, hampir setiap hari kita temukan konflik itu. Konflik, sebagaimana pengertiannya, tentu bukanlah hal yang baik bagi kehidupan ini. Sebab, pada kenyataannya, ia akan merusak rasa kerukunan dan harmonisme kehidupan kita sebagai warga bangsa. Karena itu, jika pun harus terpaksa terjadi, konflik itu harus bisa kita kelola secara dan diredam secara baik agar tidak semakin membawa dampak fatal terhadap kerukunan hidup kita.

Untuk meredam dan mengelola konflik yang sedang terjadi itu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Di antaranya dan salah satu syaratnya-sebagaimana dibahas Mohammad Takdir dalam buku Seni Mengelola Konflik ini-adalah harus ada pihak yang mampu memediasi kedua kelompok yang sedang berkonflik itu. Atau, setidaknya harus ada dialog dari kedua belah pihak yang berkonflik dengan mengutus perwakilan.

Saat dialog sudah dilakukan, maka di situlah kedua kelompok yang sedang berseteru harus sama-sama membangun kesepakatan untuk berdamai. Dengan syarat dan konsensus-konsensus yang sama-sama menguntungkan keduanya tentunya. Konsensus yang sama-sama menguntungkan, dan tidak merugikan pihak lainnya, adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar. Karena konsensus itulah yang ke depannya akan menjadi batu pijakan di masa sekarang dan di masa yang akan datang untuk selalu hidup berdampingan dengan damai dan penuh keharmonisan.

Karena itu, menurut Mohammad Takdir, konsensus atau kesepakatan untuk hidup ‘damai’ yang dilakukan oleh kedua kelompok berseteru harus selalu dibangun dengan memperhatikan rasa kesetaraan, keadilan, nilai-nilai toleransi, rasa persaudaraan, rasa mengasihi, dan tidak diskriminatif. Niscaya dengan memperhatikan semua itu selalu, konsensus perdamaian yang sekaligus menjadi batu pijakan betul-betul akan menjadi solusi dan tidak akan melahirkan bibit-bibit konflik baru di masa depan.

Dan, konsensus perdamaian yang dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai yang disebutkan itu, terbukti efektif meredam dan mengelola konflik agar tidak berkepanjangan. Bahkan, menurut Mohammad Takdir, itulah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. semasa hidupnya dalam mengelola konflik sosial yang terjadi di sekitarnya. Ia berdialog dan berdiskusi dengan penuh keterbukaan mengenai masalah yang menjadi akar terjadinya konflik, dan lalu membangun kesepakatan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak yang sedang berkonflik.

Dengan hal itu, konflik dengan cepat bisa teredam dan tidak berkepanjangan. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap kehidupan ini, seperti keterpecahan bisa diminimalisir dan dicegah keterjadiannya. Syahdan, itulah nilai-nilai dan keteladanan Nabi Muhammad Saw. dalam mengelola gejolak konflik yang dalam konteks kekinian perlu kita hadirkan kembali dalam hiruk-pikuk kehidupan kita yang perlu ketegangan.

——– *** ——–

Rate this article!
Tags: