Merespons Degradasi Lingkungan

pengelolaan-lingkuingan-hidupJudul Buku : Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penulis : Prof. Dr. K.E.S. Manik
Penerbit : Kencana, Jakarta
Cetakan : I, Juli 2016
Tebal : xi + 238 halaman
ISBN : 978-602-422-005-1
Harga : Rp52,000
Peresensi : Ahmad Fatoni,
Pengajar Fakultas Agama Islam UMM

BEBERAPA tahun terakhir, bencana apa yang tidak menimpa negeri ini. Gelombang laut meninggi, banjir bandang nyaris setiap tahun terjadi, tanah longsor dan banjir lumpur pun belum tertangani, kekeringan dan kebakaran seolah saling beriringan. Gunung berapi memuntahkan lahar, mengirim batu dan lumpur panas yang mematikan. Musibah demi musibah seolah sepakat untuk bergolak bersama.
Belum lagi pemanasan global (global warming) bak monster yang siap menerkam setiap saat. Efek pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti; naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas kejadian alam yang ekstrim (saat saudara kita yang di Jawa berjuang menghadapi hujan dan banjir, di Indonesia bagian timur justru kewalahan melawan panas).
Penyebab utama bencana umumnya dipicu oleh dua hal; pertama adalah akibat ulah manusia serakah tanpa memertimbangkan kelestarian lingkungan. Kedua, akibat alam, dalam hal ini bencana alam (hal.51). Tetapi penyebab akibat ulah manusia sangat besar pengaruhnya dibandingkan peristiwa alam yang tidak setiap hari terjadi.
Lebih parah lagi, kerusakan lingkungan bukan saja dipicu oleh tindakan manusia karena tuntutan ekonomi, melainkan juga munculnya aturan pemerintah sendiri yang tidak berpihak kepada lingkungan. Selain itu, penerapan sanksi hukum yang tidak tegas dan konsisten terhadap para perusak lingkungan (hal.44).
Dalam catatan akhir tahun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), tahun 2012, aktor perusak lingkungan hidup tertinggi adalah perusahaan terutama sektor tambang dan perkebunan, kemudian disusul pemerintah. Perusak terbesar lainnya ialah kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah, baru di posisi buntut: masyarakat.
Sungguh disayangkan bila pemerintah sering kali mengeluarkan izin konsesi pertambangan, perkebunan, dan pengusahaan hutan yang makin hari makin gila-gilaan sejak otonomi daerah. Hingga 2013, tercatat 2.686 izin usaha pertambangan membabat jutaan hektar pohon dan mengeruk jutaan ton tanah untuk ekstraksi bahan galian.
Perut bumi negeri ini dikeruk habis-habisan untuk akumulasi keuntungan bagi kaum pemilik modal. Petakanya, rakyat mewarisi berbagai masalah yang ditimbulkan, racun tambang berton-ton di darat, laut maupun udara. Wilayah hidup mereka terampas. Konflik pun terjadi di mana-mana. Perlawanan rakyat demi mempertahankan ruang hidup dibungkam oleh regulasi pemerintah yang lebih memihak monopoli kapitalis.
Buku yang ditulis Guru Besar Sumber Daya Alam dan Lingkungan ini ingin merespons persoalan degradasi lingkungan yang sedang menimpa negeri ini. K.E.S. Manik membagikan pengetahuannya tentang bagaimana berpikir yang selaras antara manusia dengan alam serta menjaga keseimbangan di antaranya agar interaksi yang terjalin tetap terjaga. Pada bagian akhir, penulis memaparkan berbagai kebijakan dan pendekatan yang semestinya dilakukan demi menanggulangi masalah lingkungan hidup.
Sudah seharusnya isu lingkungan yang menjadi pangkal datangnya musibah menjadi perhatian kita bersama. Kepada orang tua, tokoh masyarakat, dan para pemimpin perlu memberikan edukasi lingkungan kepada keluarga dan masyarakat akan pentingnya memelihara alam dan lingkungan.
Di tengah minimnya kepustakaan tentang pengelolaan lingkungan hidup, kehadiran buku ini dimaksudkan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi mahasiswa dan kalangan pecinta lingkungan hidup, atau bagi mereka yang berminat menambah wawasannya tentang alam dan lingkungan. Kenyataannya, dalam perkembangan peradaban di Indonesia, isu lingkungan kian terkalahkan oleh isu kepemimpinan, peribadatan dan isu-isu lainnya.
Membaca buku ini dirasakan sangat menarik, sebab mampu memberikan kontribusi pengetahuan akan hal ihwal hubungan manusia dengan alam sekitar yang tidak begitu diperhatikan tetapi sangat memegang peranan penting dalam hal kelangsungan hidup manusia.
Bahasa buku Pengelolaan Lingkungan Hidup ini sangat mudah dipahami karena menggunakan kalimat-kalimat yang tidak terlalu rumit dimengerti oleh semua kalangan, baik mahasiswa, pengusaha, maupun masyarakat dalam memecahkan masalah lingkungan. Terlebih, buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar ilustratif terkait permasalahan lingkungan yang sedang terjadi, sehingga cukup meyakinkan dan tidak membosankan.

                                                                                                        ———- *** ———-

Rate this article!
Tags: