Merger SDN Korbankan 38 Kepala Sekolah

Kabid Pendidikan Dasar Dindik Jatim Eko Prasetyoningsih memberi pemahaman kepada kepala sekolah yang sekolahnya akan segera dimerger. [humas dindik surabaya/ bhirawa]

Kabid Pendidikan Dasar Dindik Jatim Eko Prasetyoningsih memberi pemahaman kepada kepala sekolah yang sekolahnya akan segera dimerger. [humas dindik surabaya/ bhirawa]

Dindik Surabaya, Bhirawa
Alasan efisiensi , Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya akan menggelar merger Sekolah Dasar Negeri(SDN).  Bila jadi dilaksanakan setidaknya 38 kepala SD negeri akan kehilangan jabatannya.
Kali ini, gelombang merger akan melibatkan 65 SDN di Surabaya. Dari 65 sekolah tersebut, akan dikerucutkan menjadi 27 sekolah. Dengan demikian, akan ada 38 kepala sekolah yang turun dari jabatannya.
Kabid Pendidikan Dasar Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengatakan,efisiensi merupakan salah satu alasan  merger ini dilakukan. Diharapkan akan ada  penghematan anggaran tunjangan kepala sekolah dengan pengurangan satuan pendidikan.
Saat ini, terdapat 395 SDN di Surabaya. Setelah dilakukan penggabungan nanti, jumlahnya akan menjadi 357 SDN.  “Kalau semula 65 kepala sekolah menjadi 27 kepala sekolah, otomatis tunjangan akan berkurang, dan anggaran lebih efisien,” tutur Eko, Minggu (15/3).
Eko menegaskan, proses merger akan segera dilakukan. Namun, pihaknya enggan menjelaskan secara detail kapan merger itu dilakukan. Hanya saja, dia menghimbau ketika para kepala SDN mendapatkan SK baru, maka harus menghentikan segala aktifitasnya dalam bentuk apapun. Termasuk penanganan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Daerah (Bopda).
Eko berharap, dengan adanya merger ini, selain efisiensi anggaran, efektifitas proses belajar mengajar lebih baik. Salah satunya dengan menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang lebih nyaman di lingkungan sekolah. Kebijakan ini, diakuinya telah sesuai dengan SK Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/271/436.1.2/2012.
“Peninjauan, penelitian serta analisis kebijakan ini sudah melalui berbagai pertimbangan dari tim penggabungan sekolah negeri di Surabaya,” kata Eko yang juga Humas Dindik Surabaya.
Dengan merger ini, dia juga untuk menghindari permasalahan managemen antar SDN dalam satu lokasi., serta menghindari persaingan yang kurang sehat  pada saat penerimaan  peserta didik bari sehingga sering menimbulkan permasalahan.
“Ada juga pertimbangan untuk tenaga pendidik, yakni untuk mengurangi kesenjangan waktu kerja pendidik dan tenaga kependidikan,” papar pejabat asli Ponorogo ini.
Sementara pertimbangan dari segi pelaksanaan kurikulum,  sekolah yang memiliki murid overload membuat pembelajarannya kurang maksimal. Namun, lanjut dia, sekolah yang jumlah muridnya terlalu sedikit juga dapat mengurangi motivasi motivasi belajar siswa dan pengelolaan sekolah.
Eko meminta, dengan adanya rencana merger ini, sekolah bersama UPTD dapat segera menyosialisasikan kepada guru, orang tua, serta masyarakat lingkungan sekitar. Proses inventarisasi aset serta dokumen harus segera di lakukan sesegara mungkin, karena ketika nanti serah terima dilakukan harus berjalan dengan baik dan lacar.
Sementara itu, Kepala SDN Dukuh Menanggal 1 Rurun mengaku siap sekolahnya jika memang harus demerger. Bahkan dia juga siap untuk ditempatkan di manapun dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya.
Kepala UPTD BPS Wilayah Surabaya I Soedijono juga berjanji akan segera meyiapkan sosialisasi kepada guru, orang tua, komite sekolah, dan pihak-pihak terkait. Ia juga berencana membentuk komite sekolah baru ketika SK penggabungan telah turun.
“Rencananya jika SK penggabungan telah turun, Senin depan (16/03) kami akan sosialisasikan kepada masyarakat, baik itu kepada RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, polsek dam koramil,” pungkas Soedijono.[tam]

Tags: