Meriahnya International Day 2018 UK Petra

Rektor UK Petra, Prof Dr Ir Djwantoro Hardjito MEng menyambangi booth Belanda dan mencicipi masakan khas Belanda Poffertjes pada International Day 2018 di Gedung Radius Prawiro UK Petra.

Diikuti Sembilan Negara, Sebagai Upaya Hadapi Era Disrupsi
Kota Surabaya, Bhirawa
Suasana meriah begitu sangat terasa pagi itu, Jumat (23/3), di gedung Radius Prawiro Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya. Sebanyak delapan universitas dari luar negeri turut serta dalam acara yang bertajuk ‘International Day 2018’. Mereka berasal dari Belanda, Korea, Jepang, Timor Lester, Taiwan, Australia, Hongkong dan Jerman.
Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 atau yang lebih tenar disebut Era Disrupsi, UK Petra menyelenggarakan ‘International Day 2018’ yang bekerjasama dengan delapan universitas dari negara lain. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk memperkaya diri mahasiswanya dalam memiliki pengetahuan dan informasi serta kekuatan daya saing dengan pengenalan lintas budaya sebagai pondasi utama dalam melawan ‘Era Disrupsi’.
Diakui Rektor UK Petra, Prof Dr Ir Djwantoro Hardjito MEng bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu kesiapannya dalam menghadapi tantangan Era Disrupsi. “Ini salah satu inisiatif kami, bagaimana kami menyikapi perubahan yang kedepan pasti akan berubah signifikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga terus berupaya keras dalam menghadapi perubahan situasi yang begitu cepat. Salah satu upaya nya dalam mengahadapi era disrupsi adalah dengan membentuk Community Outreach Program (COP). Dimana setiap tahunnya ada 100 mahasiswa dari berbagai dunia termasuk mahasiswa UK Petra mengikuti COP (setara KKN di Indonesia).
“COP memberikan pengalaman yang luar biasa bagi mahasiswa yang ikut serta. 3 minggu mengerjakan projek bersama, tidur bersama dan bertukar pikir bersama dengan mahasiswa asing” ungkap Prof Djwantoro.
Menurutnya, dengan program COP mahasiswa juga berpeluang bepikir luas. Mengingat COP merupakan wadah belajar budaya dari orang yang berbeda dengan Indonesia. Pihaknya juga mengakui bahwa mereka juga mendorong mahasiswa UK Petra semakin banyak untuk berkontribusi dalam kegiatan International. “Kami berupaya tidak hanya mendorong mahasiswa untuk growing global, tetapi kami sadar potensi setiap anak macam-macam” tuturnya.
Oleh karena itulah, imbunya, kami tidak mau fokus pada satu aspek, misalnya saja entrrpeneur. “Entrepeneur memang penting, akan tetap kami juga membuat program agar mahasiswa berkembang sesuai potensinya,” ungkapnya.
Diakui Prof Djwantoro, dalam bekerjasama dengan universitas lain, pihaknya memiliki prinsip yang tidak bisa terpatahkan oleh alasan apapun. Salah satu yang mendasar adalah universitas yang bersangkutan harus menganggap UK Petra setara dengan pihaknya. “Kami menyambut baik asal mereka juga menganggap kita setara,” ujarnya.
Dalam artian, imbuhnya, partner yang mau menganggap kami setara adalah yang juga mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di kampus kami. Bukan kami saja yang mengirim mahasiswa kami kesana.
Sementara itu, Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Surabaya Chris Barnes mengungkapkan jika budaya merupakan sebuah hal yang mendasar yang dimiliki suatu bangsa. “Jangan meremehkan satu hal yang terus menerus perlu dikembangkan dan dipelajari yaiyu budaya,” tuturnya.
Menurut Chris Barnes, budaya merupakan kekuatan suatu bangsa untuk menghadapi tantangan perubahan. Jangan meremehkan satu hal yg terus menerus perlu di kembangkan dan dipelajari yaitu budaya. “Yang menarik dari sebuah budaya adalah, budaya bisa dilakukan ketika bertemu dengan orang lain,” jelasnya.
Mahasiswa sastra inggris, Nadia Adelia mengungkapkan bahwa kegiatan ‘Internationa Day 2018’ cukup menarik baginya. Pasalnya, kegiatan ini hanya dilakukan setahun sekali di lingkungan UK Petra. Sehingga kesempatan untuk mengenal budaya negara lainia manfaatkan sebaik mungkin. “Saya bisa berinteraksi langsung dengan mahasiswa asing, karena program pertukaran pelajar sekaligus acara International Day ini,” terangnya.
Dalam kegiatan tersebut, diakui mahasiswa angkatan 2014 ini, bahwa ia mendapatkan banyak pengetahuan terkait budaya negara lain. Selain itu, ia juga mendapat informasi mengenai universitas luar negeri yang ia tuju.
Sebelum acara puncak International Day 2018 yang dilakukan jumat (23/3) lalu. UK Petra juga memberikan pengajaran bahasa asing kepada siswa-siswi SDN Siwalankerto 2 pada kamis (22/3). Kegiatan tersebut juga diisi oleh mahasiswa asing dari berbagai negara.
Selain menyelenggarakan talkshow dengan konjen Australia, UK Petra juga membuka booth makanan khas dari berbagai negara yang bekerjasama dengan pihaknya. “Kegiatan International Day 2018, ini merupakan kegiatan yang diusung oleh Biro Administrasi Kerjasama dan Pengembangan Institusi (BAKP) UK Petra” pungmas kepala BAKP Meilinda. [Diana Rahmatus S]

Tags: