Meriahnya Pekan Dolanan Anak Tempoe Doeloe di Sekolah Kreatif

3-fenSurabaya, Bhirawa
Anak-anak siswa SD Muhammadiyah 16 Surabaya atau dikenal Sekolah Kreatif terlihat ceria dan gembira ketika memainkan permainan tradisional, dalam Pekan Dolanan Anak Tempoe Doeloe Yang Unik, Lucu, Kreatif dan Edukatif di halaman sekolah terletak di Jl Baratajaya Gang I Nomor 11 itu. Selain siswa, para guru dan orang tua wali murid juga menikmati permainan yang dulunya juga sering dimainkan itu.
Permainan Tempoe Doeloe yang dimainkan yakni Ekle, Cublek-cublek Suweng, Slebor-slebor, Jamuran, Gotri Ala Gotri, Jumpriten, Delik-delik an, Ontong ontong Bolong, Gobak Sodor. Sementara di hari tertentu para siswa juga bisa main Bekel, Dakon, Karambol, semprengan, Lompat tali menggunakan karet gelang yang dikepang hingga memanjang
Menurut Ketua Tim Inovasi Pengembangan SD Muhammadiyah 16, Heru Tjahyono, digelarnya Pekan Dolanan Tempoe Doeloe ini dalam rangka memperkenalkan dan mengajak anak agar lebih mencintai permainan tradisional yang menggerakan motorik dan sebagai media yang menyenangkan. Juga bisa mengekspolrasi energi anak-anak yang berlebih.
Ustadz Heru juga menjelaskan, dalam permainan tradisional dimainkan anak-anak itu ada nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan yakni kerja sama, kecekatan, inisiatif dan bisa menghargai teman. Juga adanya budaya antri seperti dalam permainan slebor-slebor. Serta terkandung unsure seni dan estetika.
”Dalam mengajak anak-anak memainkan permainan tradisional sebenarnya ada unsur seni dan estetika. Hal ini tergantung kemasannya, sebab bila dolanan tempo dulu itu diberi sentuhan tari tetrikal dengan estetika kostum maka anak-anak juga akan mengenal kostum budaya Indonesia yang kaya dengan beragam suku ini,” papar Ustadz Heru disela-sela memperhatikan permainan anak didiknya.
Diharapkan dengan permainan tradisional ini maka ada alternative permainan, sebab saat ini permainan anak-anak didominasi dengan permainan yang sifatnya visual dan individual. Contohnya, memainkan game dari HP atau tablet. Dengan permainan tradisional maka anak-anak bisa aktif dan yang lebih utama bisa interaktif dengan temannya serta bisa saling kenal.
Ustadz Heru yang juga seniman ini juga menjelaskan, permainan yang menitik beratkan interaksi social mengandung nilai edukatif, kejujuran dan keterbukaan itu sesuai dengan karakteristik dan jiwa anak perlu ruang kesempatan untuk bermain. Maka diharapkan anak-anak bisa mencintai dan merasa senang ketika mereka bermain dengan permainan tradisional .
Untuk meramaikan Pekan Dolanan Tempoe Doeloe pihak sekolah juga mengundang wali murid untuk memberikan support dan melihat, serta mengapresiasi anak-anaknya. Sementara para guru juga harus kreatif dan banyak wawasannya, sehingga tidak monoton mengajar di dalam kelas saja sehingga siswa menjadi bosan. [fen]

Tags: