Terisolir, Desa Jambu Kabupaten Mojokerto Jadi Jujukan Pejabat

Pangdam V/Brawijaya sedang memberikan bingkisan kepada warga kurang mampu saat mengunjungi Desa Jembul bersama rombongan gowesnya Rabu lalu. [hasan amin/bhirawa]

Mojokerto, Bhirawa
Desa Jembul, Kec Jatirejo, Kab Mojokerto, meski lokasinya jauh di tengah hutan. Ternyata kini tidak saja ramai dikunjungi orang. Namun para pejabatpun silih berganti berdatangan, menyaksikan dari dekat sejauh mana perkembangan pembangunan fisik dan nok fisik yang dikemas dalam TMMD terealisasi.
Sebab kini tak kurang ratusan orang setiap harinya lalu lalang mengerjakan jalan tembus desa untuk memecah keterisoliran Desa Jembul. demikian juga pembangunan balai desa setempat pembuatan jamban. Pembinaan hidup sehat dan pengelolaan hasil pertanian yang dilakukan Satgas TMMD bersama masyarakat dan Pemda.
Bahkan untuk menumbuhkan jiwa gotong royong pada masyarakat dan membangkitkan jiwa Nasionalisme, serta jiwa patriotisme di desa ini. Dandim 0815 Mojokerto, Letkol Kav Hermawan Weharima turun langsung mengajar ke anak anak SDN Jembul. Saat meninjau Satgas TMMD beberapa hari lalu Danrem 082/CPYJ Mojokerto, Kol Arm Budi Suwanto juga hadir untuk memantau sejauh mana perkembangan hasil pembangunan fisik maupun non fisik pada lokasi TMMD Desa Jembul ini.
Tidak ketinggalan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman bersama rombongan bersepeda gowes menyambangi Desa Jembul untuk melihat langsung pelaksanaan TMMD ke 102 tahun 2018, Rabu (19/7) lalu.
Secara geografi Desa Jembul merupakan desa terkecil dan terisolir dan masuk desa tertinggal di wilayah Kab Mojokerto. Pasalnya desa yang ada di kawasan perbukitan dan diapit empat hutan ini hanya seluas 75 hektar are. Terdiri hanya satu dusun terbagi menjadi dua RW dan empat RT.
Meski di dalam desa yang kecil ini terkandung tanah yang subur dan tempat wisata alam yang masih perawan. Namun dari hasil pertanian yang melimpah dan keindahan alam yang sejuk ternyata belum bisa dimanfatkan secara maksimal, tidak lain karena tak adanya akses jalan yang memadahi. Hal inilah yang akhirnya menjadi pertimbangan TMMD reguler ke 102 ditempatkan di desa ini.
Kasdim 0815 Mayor Nuryakin mewakili Dandim, kepada Bhirawa Kamis (19/7) mengatakanTNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan program lintas sektor Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat yang dilaksanakan setiap tahun khususnya di daerah terpencil, terisolasi dan terpinggirkan. TMMD ini dilaksanakan dengan tujuan mendorong percepatan pembangunan di daerah.
” Berangkat dari maksud dan tujuan TMMD, secara geografi Desa Jembul memang termasuk daerah terisolir yang terletak di daerah perbukitan dan kawasan hutan. Luas wilayah Desa Jembul hanya 45 hektar, dengan batas di sebelah utara Hutan atau Desa Manting, sebelah timur hutan atau Desa Ngembat, sebelah selatan berbatasan dengan hutan atau Kab Malang dan sebelah Barat dengan hutan atau Desa Rejosari,” papar Mayor Nuryakin.
Secara administrasi, Desa Jembul terbagi atas satu dusun, dua RW dan empat RT. Ini termasuk desa kecil. Demikian pula secara demografi, penduduk Desa Jembul hanya 97 KK atau 303 jiwa, kemudian dari aspek kondisi sosial, walaupun Desa Jembul memiliki banyak potensi alam seperti wisata alam dan wisata buatan serta hasil pertanian seperti kopi, ubi, porang (sejenis umbi-umbian), kacang tanah, petai, dan lain-lain, yang dapat diolah, namun hingga kini potensi itu belum dimaksimalkan. Itu semua, salah satunya karena keterbatasan infrastruktur pendukung seperti jalan.
Sehingga dalam TMMD kali ini, pembangunan (membuka) dua ruas jalan tembus yakni ruas Jembul – Rejosari dan ruas Jembul – Ngembat, menjadi sasaran utama. Dengan adanya jalan tembus ini, ke depan akan memudahkan akses masyarakat sehingga distribusi barang dan jasa lebih efektif dan akan meningkatkan perekonomian masyarakat.[min.kar]

Tags: