Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Perempuan

Oleh :
Misbahul Munir
Mahasiswa Program Magister Ekonomi dan Keuangan FE UII 

Perjuangan dalam mewujudkan kemandirian perempuan sudah lama digagas di Indonesia. Tokoh yang sangat terkenal sebagai pejuang kesetaraan perempuan adalah R. A. Kartini. Beliau mengupayakan agar hak-hak perempuan tidak dibedakan dengan hak-hak yang dimiliki oleh kaum lak-laki dalam kehidupan kebangsaan. Dan usaha tersebut menunjukkan hasilnya.
Saat ini, hak-hak perempuan sudah disamakan dengan kaum laki-laki dalam berbagai aspek seperti dalam bidang kemandirian ekonomi, kebebasan politik, kesempatan pendidikan dan kesempatan dalam bekerja.
Dalam bidang kemandirian ekonomi. Perempuan saat ini sudah bisa hidup mandiri dalam bidang ekonomi. Mereka dapat bekerja melengkapi kebutuhan hidup mereka masing-masing. Bahkan tak jarang saat ini perempuan mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pada lak-laki. Ini bukti bahwa perempuan sudah mandiri dalam bidang ekonomi.
Kebebasan dalam bidang politik. Perempuan saat ini sudah bebas dalam menentukan hak-hak politik yang dimiliki. Bahkan saat ini perempuan banyak yang menjadi pimpinan di pemerintah mulai dari kepala daerah, anggota parlemen sampai pada level kementrian pusat (membantu presiden dalam menjalankan tugas negara). Bahkan, perempuan sudah ada yang pernah menjadi presiden republik Indonesia, yaitu Megawati Soekarno Putri.
Dalam bidang pendidikan, perempuan juga mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Hal ini berbeda dengan masa penjajahan dahulu, di mana pendidikan hanya bisa dinikmati oleh laki-laki keturunan dari kalangan bangsawan saja. Namun sekarang, baik laki-laki mapun perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan.
Bahkan untuk saat ini, prestasi-prestasi dalam bidang akademik malah banyak didominasi oleh kaum perempuan. Banyak juga perempuan yang menjadi tenaga pendidik. Bukan hanya sebatas tenaga didik di sekolah-sekolah biasa, melainkan juga menjadi tenaga didik yang perguruan tinggi dengan gelar dan jabatan sebagai guru besar atau profesor. Memang, pada hakekatnya perempuan merupakan tenaga pendidik, terutama tenaga pendidik bagi para anak-anaknya. Sehingga memang benar jika ada ucapan bahwa “perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya”.
Selanjutnya dalam kesempatan mendapatkan pekerjaan. Dalam hal mendapatkan pekerjaan, baik laki-laki maupun perempuan saat ini mempunyai kesempatan yang sama. Bahkan dalam bidang tertentu perempuan malah mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi. Perempuan juga banyak yang mendapatkan posisi yang strategis di tempat ia bekerja. Bahkan banyak juga yang sampai menjadi pimpinan perusahaan.
Tidak hanya di dunia kerja (perusahaan) saja, di kalangan pemerintah juga banyak diisi oleh perempuan-perempuan hebat. Sebagai contoh, perempan hebat dengan segudang prestasi yang mengisi jabatan pemerintah adalah Tri Rismaharini, wali kota surabaya. Selain itu, pemerintahan Jokowi-JK saat ini juga banyak dibantu oleh perempuan-perempuan hebat yang menjadi mentri seperti Sri Mulyani Indrawati sebagai mentri keuangan dan Susi Puji Astuti sebagai mentri perikanan dan kelautan saat ini.
Belakangan isu yang terus digiatkan adalah kemandirian perempuan dalam bidang ekonomi. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa ini. Jika dibandingkan dengan negara-negara barat misalnya, memang kemandirian perempuan kita belum sampai pada tahapan kemandirian perempuan-peempuan di barat. Di mana, para perempuan di barat mempunyai kebebasan yang lebih dari kita. Karena juga dilatarbelakangi oleh budaya yang berbeda. Namun pada intinya, bagaimana perempuan Indonesia mempunyai kemandirian dalam bidang ekonomi. Ini yang masih terus diupayakan.
Kemandirian ekonomi perempuan bisa direalisasikan dalam berbagai program pemberdayaan ekonomi perumahan. Bisa dalam bentuk industri kecil di masing-masing rumah. Misalnya, seperti industri pembuatan makanan ringan yang dapat dibuat di masing-masing perumahan, atau bisa juga industri pakaian atau busana, atau industri asli yang dimiliki masing-masing daerah.
Salah satu contoh program kemandirian ekonomi perempuan yang berhasil adalah industri busana atau pakaian di daerah Polewali Mandar. Di mana, perempuan-perempuan di daerah tersebut mempunyai industri pakaian, yaitu dengan menenun kain asli daerah tersebut yang dikerjakan di masing-masing rumah. Selanjutnya, kalau barang sudah jadi, disetorkan di badan usaha milih desa (BUMDes) untuk dipasarkan di luar daerah. Dari situ para ibu-ibu mendapatkan upah dari hasil menenun kain khas wilayah tersebut.
Peran pemerintah juga sangat penting dalam hal ini. Sebagaimana contoh di atas, pemberdayaan perempuan juga melalui peran pemerintah seperti adanya BUMDes dan dana desa. Dalam konteks Indonesia yang wilayahnya lebih banyak pedesaan, mestinya lebih banyak memperhatikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti program pemberdayaan perempuan sebagaimana contoh di atas. Menguatkan ekonomi sektor kecil seperti UMKM juga termasuk dalam menguatkan ekonomi Indonesia dalam cakupan yang lebih luas lagi.
Demikianlah potret dari kebebasan dan kemandirian perempuan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ekonomi. Berhasilnya usaha untuk menyamakan hak-hak antara laki-laki dan perempuan merupakan usaha keras dari R. A. Kartini pada masa lalu. Hasilnya, baik perempuan maupun laki-laki mempunyai hak yang sama, terutama dalam kemandirian ekonomi. Peran pemerintah melalui program pemberdayaan ekonomi perempuan seperti industri rumahan juga sangat diperlukan guna mewujudkan kemandirian ekonomi perempuan.

————- *** —————-

Tags: