Mimpikan Lamongan Jadi Lumbung Gula Nasional

Vidi Supit (mengenakan rompi) saat di Pabrik Gula PT KTM di Kecamatan Ngimbang, Lamongan.

Vidi Supit (mengenakan rompi) saat di Pabrik Gula PT KTM di Kecamatan Ngimbang, Lamongan.

Lamongan Bhirawa
Ekspedisi Kapsul Waktu Sabang 2085 Merauke kemarin petang (9/1) mampir di Lamongan. Tepatnya di pabrik gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) Kecamatan Ngimbang, yang dipercayai masyarakat Lamongan sebagai bumi dilahirkannya Mahapatih Gajah Mada.
Tim ekspedisi yang dipimpin Vidi Supit itu disambut jajaran manajerial PT KTM seperti Direktur Operasional Agus Susanto bersama Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Lamongan Moch. Faiz Junaidi serta ratusan petani tebu setempat.
Diantara mimpi dan dan harapan yang dimasukkan di Kapsul waktu adalah dari PT KTM. Seperti disebutkan Agus Susanto yang bermimpi swasembada gula nasional bisa bermula dari PT KTM, menjadi produsen gula nasional yang berkualitas dan beretika serta mewujudkan Indonesia menjadi eksportir gula yang diawali dari Lamongan melalui PT KTM.
Moch. Faiz Junaidi menyebut tidak salah jika mimpi besar itu diawali dari Lamongan. Karena selain Lamongan selama ini adalah lumbung pangan nasional, masyarakat Lamongan juga memiliki semangat kerja tinggi karena percaya Mahapatih Gajah Mada dilahirkan di Bumi Ngimbang.
Vidi menyebut Lamongan adalah daerah ke 21 yang disinggahi Ekspedisi Kapsul Waktu Sabang 2085 hingga nantinya berakhir dan menginapkan kapsul waktu di Merauke. “Mari wujudkan mimpi ini dengan semangat ayo kerja, “ pesan dia.
Ia menyebutkan kapsul waktu itu sendiri berisi mimpi-mimpi dan harapan dari masyarakat Indonesia yang baru akan dibuka 70 tahun mendatang. Dengan harapan, bersama Gerakan Ayo Kerja yang digagas Presiden RI Jokowi, mimpi dan harapan itu sudah terwujud jauh sebelum kapsul waktu dibuka dari pemusarannya di Merauke.
PT KTM memiliki mesin mutakhir yang ramah lingkungan, efisien dan zero waste. Mesin-mesin tersebut memiliki kapasitas terpasang sebesar 12 ribu TCD (Ton Cane Per Day) dan masih bisa diperluas hingga 20 ribu TCD.
Selain produk berupa gula berkualitas SNI, dia juga menyebut ada produk turunannya berupa ethanol dan pupuk organik.
Untuk suplai energy, PT KTM memiliki pembangkit dengan kapasitas 40 MW. Dengan kebutuhan pabrik yang hanya berkisar hingga 20 MW, sisanya akan dikerjasamakan dengan PLN.
Dengan mesin mutakhir itu, rendeman tebu bisa lebih terukur. Dia juga memastikan PT KTM akan melakukan sistem beli putus untuk tebu petani.
Sehingga begitu tebu petani masuk pabrik, petani langsung menerima uang. Tidak seperti sistem selama ini, dimana petani sampai berbulan-bulan baru menerima uang. Realisai tanam tebu Lamongan sampai dengan Bulan September 2015, seluas 3.726,6 hektar. Tahun 2014, luas area tanamnya mencapai seluas 3.837,98 hektar. [yit]

Tags: