MH Riwansia: Sapi Situbondo Jadi Penyumbang Stok Daging Nasional

Tim dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo saat menimbang sapi unggulan milik salah satu peternak Kota Santri. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Hingga saat ini Kabupaten Situbondo menjadi salah satu daerah penghasil ternak terbesar baik untuk level nasional maupun Provinsi Jawa Timur. Terbukti populasi ternak sapi di Kota Santri Situbondo hingga memasuki triwulan I tahun 2021 tembus hingga angka ratusan ribu ekor. Sektor ternak sapi ini jenisnya bervariasi. Ada jenis sapi potong, sapi perah dan kerbau berikut kuda dan aneka ternak seperti kambing.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Situbondo dr MH Riwansia, untuk sapi potong hingga triwulan pertama di 17 kecamatan se-Kabupaten Situbondo tembus hingga angka 180.448 ekor. Jumlah itu terbagi dari jenis sapi potong jantan sebanyak 27.805 ekor dan sapi potong betina sebanyak 152.643 ekor. “Untuk jenis sapi potong terbanyak di produksi oleh Kecamatan Arjasa sebanyak 4.900 ekor, Kendit sebanyak 2.446 ekor dan Kecamatan Mlandingan sebanyak 2.145 ekor,” beber Udin, panggilan akrab dr MH Riwansia dengan didampingi Sekretaris DPKH Kabupaten Situbondo, Buchori, Selasa (29/6).

Masih kata Udin, untuk populasi sapi perah hingga triwulan I berjumlah total 80 ekor. Jumlah sapi jenis penghasil susu unggulan itu, urai Udin, terbagi dalam sapi perah jenis betina sebanyak 75 ekor dan sapi perah jantan sebanyak 5 ekor.

Jumlah sapi jenis ini, kupas Udin, terbanyak dihasilkan oleh Kecamatan Banyuputih sebanyak 33 ekor dengan perincian sapi betina 30 ekor dan jantan 3 ekor. “Menyusul selanjutnya oleh Kecamatan Panarukan sebanyak 18 ekor (sapi betina 16 ekor dan jantan 2 ekor}. Peringkat ketiga dicapai Kecamatan Besuki sebanyak 13 ekor betina,” ungkap Udin.

Udin menambahkan, khusus populasi hewan kerbau hingga triwulan pertama hanya mampu memproduksi sebanyak 205 ekor. Dengan perincian, 165 ekor kerbau betina dan 40 ekor kerbau jantan. Untuk penghasil kerbau terbanyak, imbuh Udin, berhasil diproduksi oleh Kecamatan Mangaran sebanyak 78 ekor, lalu disusul oleh Kecamatan Kendit dan Kecamatan Panarukan masing masing sebanyak 60 ekor dan 59 ekor. “Selanjutnya Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Besuki masing masing sebanyak 5 ekor dan 3 ekor. Sisanya belum mampu memproduksi hewan kerbau,” tutur Udin.

Yang unik, meski populasi kuda menurun namun hingga saat ini masih lumayan eksis. Ini karena hingga memasuki triwulan pertama, produksi hewan jenis kuda mampu memproduksi sebanyak 193 ekor. Angka ini, beber Udin, terdiri dari kuda betina 85 ekor dan kuda jantan sebanyak 108 ekor.

“Dari 17 kecamatan yang ada di Situbondo, penghasil ternak kuda tertinggi diraih Kecamatan Kota Situbondo sebanyak 31 ekor, lalu Kecamatan Arjasa sebanyak 22 ekor dan Kecamatan Asembagus sebanyak 15 ekor,” pungkas Udin.[awi]

Tags: