Michael Bolle: Bosch Siap Jadi Pemimpin Inovasi di Ranah AI

Virtual Visor, yaitu pelindung silau matahari digital transparan dengan layar LCD transparan yang terhubung dengan kamera pemantau interior mendeteksi posisi mata pengemudi.

Surabaya, Bhirawa
Perkembangan teknologi yang sangat berkembang pesat membuat Bosch menaikkan standar kecerdasan buatan (AI) internet of things (IoT) untuk menjadikan hidup lebih mudah dan seaman mungkin bagi masyarakat.
Slogan “AI yang bermanfaat. Bersama-sama membangun kepercayaan” merupakan intisari dari pendekatan teknologi dan layanan Bosch. Fokusnya terletak pada AI yang aman dan kuat untuk pembuatan produk-produk pintar yang akan ditampilkan Bosch di CES tahun ini.
Anggota Dewan Manajemen Bosch, Michael Bolle mengungkapkan salah satu produk yang dimaksud adalah Virtual Visor: pelindung silau matahari (visor) digital berbasis AI yang akan dipamerkan untuk pertama kalinya di pameran dagang terbesar di dunia untuk konsumen elektronik dan produk ini telah memenangkan CESĀ® Innovation Award.
“Bosch bertekad menjadi pemimpin inovasi di ranah AI, adapun produk AI pertama dari Bosch untuk sektor otomotif, yang akan diluncurkan perdana di Las Vegas dan dikembangkan di AS: Virtual Visor, yaitu pelindung silau matahari digital transparan. Layar LCD transparan yang terhubung dengan kamera pemantau interior mendeteksi posisi mata pengemudi,” terangnya, Minggu (12/1).
Michael menambahkan dengan menggunakan algoritma cerdas, Virtual Visor menganalisis informasi tersebut dan hanya menggelapkan bagian kaca depan-yang apabila tersorot sinar matahari-dapat membuat silau pengemudi.
Di ajang CES Best of Innovation Awards, Virtual Visor mendapat nilai tertinggi pada kategorinya, layar 3D Bosch yang baru juga menang dalam kategorinya. Dengan menggunakan teknologi 3D pasif, layar tersebut menghasilkan efek tiga dimensi yang nyata untuk gambar dan sinyal peringatan.
“Dengan demikian informasi visual ditangkap lebih cepat daripada saat ditampilkan di layar konvensional, sehingga meningkatkan keselamatan di jalan,” ujarnya.
Sementara itu sistem pemantauan interior kendaraan yang baru dari Bosch juga menawarkan keamanan tambahan. Sistem ini mampu mendeteksi pengemudi yang mengantuk atau sedang melihat ponsel pintar berdasarkan pergerakan kelopak mata, arah pandangan dan posisi kepala serta mengingatkan pengemudi tentang adanya situasi gawat.
“Sistem juga memantau interior kendaraan untuk mendeteksi berapa jumlah penumpang dan di mana mereka duduk, serta bagaimana posisi duduk mereka. Dengan demikian, pengoperasian sistem keselamatan dapat dioptimalkan misalnya fungsi kantong udara dalam keadaan darurat,” jelas Michael.
Pada 2019, penjualan Bosch untuk sistem bantuan pengemudi meningkat hingga 12 persen menjadi sekitar 2 miliar euro, hasil itu membuka jalan untuk pengemudian otomatis. Di masa depan, saat kendaraan beroperasi dengan mode otomatis untuk perjalanan tertentu, seperti di jalan bebas hambatan, sistem pemantauan pengemudi akan sangat diperlukan.
Dalam situasi seperti itu, kamera akan memastikan pengemudi dapat dengan aman mengambil alih kemudi lagi, kapan pun. “Pada 2022, total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengemudian otomatis akan mencapai sekitar 4 miliar euro dan jumlah insinyur yang bekerja di Bosch akan melebihi 5 ribu orang,” katanya.
Untuk menyempurnakan portofolio sensor perusahaan di domain ini, Bosch saat ini juga sedang menyiapkan sensor lidar agar siap diproduksi. Lidar adalah teknologi sensor penting ketiga setelah radar dan kamera. Bahkan sensor lidar jarak jauh dari Bosch juga dapat mendeteksi keberadaan benda-benda nonlogam dari jarak yang sangat jauh, seperti batu-batu di jalan. [riq]

Tags: