Miliki Toga di Rumah, Kemenkes RI Puji Warga Surabaya

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Ina Rosalina yang juga sebagai ketua tim juri lomba Asman Toga dan Akupresur menyaksikan tarian untuk menyembuhkan sakit sejak dini yang dibawakan kader di Kampung Lawas Maspati. [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Warga Kota Surabaya mendapat pujian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga). Pasalnya, warga yang tinggal di Kampung Lawas Maspati ini setiap rumah memiliki Toga. Jumlahnya pun ratusan jenis tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Ina Rosalina kepada Bhirawa saat ditemui, kemarin. Menurutnya, Asuhan Mandiri (Asman) Toga di Kota Surabaya bernama Kenongo cukup bagus. Hal ini tidak lepas dari dukungan gubernur, wali Kota dan kader-kadernya. “Semua mendukung dan masyarakatnya sendiri juga mengetahui akan manfaat Toga bagi kesehatan,” katanya.
Dr Ina melanjutkan bahwa warga masyarakat tidak akan rugi jika di rumahnya memiliki berbagai jenis Toga. Sebab, tanaman tersebut akan bisa menambah pemasukan ekonomi keluarga jika pandai meraciknya menjadi minuman kesehatan tradisional. “Mereka memanfaatkan Toga untuk keluarganya sendiri, itu yang penting. Toga kalau diracik secara bagus itu bisa dijual dan itu sangat baik,” terangnya.
Pihaknya pun telah mendengar kabar bahwa angka gizi buruk dan stunting sudah menurun. Hal ini, kata dia, tidak lepas dari intervensi kesehatan tradisional. Ia memberikan contoh setiap Toga memiliki manfaat dan khasiat sendiri bagi kesehatan tubuh.
“Contohnya, agar supaya nafsu makan menjadi bagus anak-anak dikasih daun kelor. kemudian di akupresur gimana supaya titik-titik untuk nafsu makan ditingkatkan. dan itu menurut saya sangat baik sekali,” imbuhnya.
Dr Ina berharap bahwa apa yang sudah dilakukan warga Surabaya bisa ditiru di Kota dan Kabupaten lainnya. “Kami menginginkan agar supaya masyarakat di seluruh Indonesia ini kalau ada daerah yang gizi buruk dan stuntingnya tinggi itu bisa intervensi secara tradisional,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinkes Jatim dr Dian Islami MKes mengatakan bahwa Dinkes juga sudah melakukan sampai ke level Puskesmas terkait pemanfaatan Toga. Kemudian, di sekolah juga sudah banyak yang mulai mengembangkan Toga. “Mangkanya, di Jawa Timur masuk nominasi lomba Asman Toga dan Akupresur tingkat Nasional yaitu Surabaya dan Blitar,” katanya.
menurut dia, tujuan Asman Toga ini untuk pemanfaatannya bukan banyaknya jenis Toga-nya sebelum jatuh sakit. “Misalnya, sakit kepala, mereka bisa memanfaatkan TOGA sesuai kebutuhannya. Jadi tidak perlu minum obat yang mengandung kimia,” terangnya. [geh]

Tags: