Minat Pemuda Belajar Sejarah Minim

Dr Ari Sapto MHum (UM), Prof Dr Aminudin Kasdi, Drs Zaenal Arifin, Mpd (moderator) dan Drs Sumarno Mhum. [wawan triyanto/bhirawa]

Dr Ari Sapto MHum (UM), Prof Dr Aminudin Kasdi, Drs Zaenal Arifin, Mpd (moderator) dan Drs Sumarno Mhum. [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Minimnya minat pemuda untuk mempelajari ilmu sejarah sangat disayangkan oleh para tokoh sejarawan. Karena dengan mempelajari sejarah bangsa bisa untuk menumbuhkan jiwa patriotisme.
Ketua Masyarakat Sejarawah Indonesia (MSI) Jatim, Prof D H Ali Mufrodi mengakui kalau belajar ilmu sejarah memang dibutuhkan kesabarakan dan harus banyak membaca buku.
Karena ilmu sejarah itu mempelajari masa lalu, sehingga seorang sejarawah harus memilki wawasan yang luas. “Sekarang generasi muda lebih menyukai informasi yang sifatnya instan, sedangkan sejarah itu ilmu masa lalu, sehingga dibutuhkan kesabaran untuk mempelajarinya,” kata Ali Mufrodi saat ditemui di acara seminar ‘Menggali Potensi Bangsa Indonesia Pada Awal Masehi Guna Pembelajaran Sejarah & Pembentukan Karakter Bangsa’ di Auditorium Badab Perpusatakaan dan Kearsippan Jatim di Jalan Jagir Surabaya, Sabtu (19/3).
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk memancing pemuda maupun pelajar berminat mempelajari sejarah, maka perlu adanya perubahan metode pembelajaran dan memperlengkap buku-buku sejarah.
“Pembelaran paling efektih, para siswa harus di bawa ke tempat-tempat bersejarah, seperti Tugu Pahlawan dan museum. Disana para siswa pasti akan tertarik untuk mempelajari ilmu sejarah,” katanya.
Salah satu pembicara dalam seminar tersebut, Prof Dr Drs Aminudin Kasdi, MS mengatakan saat ini ada banyak komunitas yang mulai bergerak untuk menyusuri sejarah, seperti kegiatan  Melacak Jalur Jendral Sudirman dan kegiatan lainnya.
“Kegiatan semacam itu harus diukung, selain itu guru sejarah juga diberikan alokasi kegiatan,” katanya.
Ketua MSI Surabaya, Drs Zaenal Arifin, MPd mengatakan, ilmu sejarah bisa menjadi karakter building, karena dengan mengenal sejarah bangsanya maka para siswa akan tahu kehebatan dan tingginy kebudayaan Indonesia. “Sejarah dibuat untuk membangun karakter dan menggali potensi menjadi bangsa yang besar,” katanya.
Sementara itu pada kegiatan seminar menghadirkan pembicara Drs Sumarno MHum dengan materi, “Kondisi Perkembangan Internasional Pada Abad Masehi & Pengaruh terhadap Perkembangan Sejarah Indonesia.
Kemudian Dr Ari Sapto dengan materi, “Perkembangan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Pemerintahan di Indonesia pada awal Abad Masehi. Prof Dr Drs Aminudin Kasdi, MS dengan materi ‘Unsur-unsur Budaya Asing yang Masuk, Diterima dan Diolah sebagai Kebudayaan Nasional. [wwn]

Rate this article!
Tags: