Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi

KH Hasan Mutawakkil Alalallah

KH Hasan Mutawakkil Alalallah

Munculnya peristiwa penganiayaan terhadap tokoh agama dan pengrusakan rumah ibadah akhir-akhir ini mendapat perhatian khusus dari banyak tokoh. Salah satunya dari Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah. Ia secara khusus untuk meminta masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi atas kasus tersebut.
“Semuanya harus tetap tenang, tak terprovokasi, tapi tetap waspada dan tidak perlu mengambil tindakan sendiri. Kami sudah berkoordinasi dengan pengurus cabang di daerah-daerah agar menjaga suasana tetap kondusif,” kata Mutawakkil.
Ia menjelaskan, secara umum karakter masyarakat Jatim hubungannya dengan kerukunan umat beragama sangat baik dan berjalan harmonis. Menurutnya, meski ada provokasi dalam berbagai bentuk, masyarakat tidak akan mudah tersulut.
Lebih lanjut, Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini berharap aparat kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas seluruh kasus penganiyaan tokoh agama yang terjadi di Jatim sekaligus mengungkap motifnya.
Sebagai informasi, beberapa peristiwa penganiyaan tokoh agama dan rumah ibadah di Jatim. Di antaranya penyerangan Masjid Baitur Rohim di Tuban pada, Selasa (13/2), penyerangan terhadap Kiai Hakam selaku pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, pada Minggu (18/2). Dugaan teror oleh orang tak dikenal kepada pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Senin (19/2) malam.
Mutawakkil juga mendesak agar kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas kasus tersebut. Sebab, dalam serangkaian aksi ‘teror’ tersebut selalu melibatkan orang tak dikenal, yang terkadang berpura-pura gila. “Ini harus diusut tuntas. Apakah ini kriminal murni atau ada gerakan by design atas semua peristiwa yang terjadi belakangan ini,” katanya.
Bagaimanapun juga, lanjut Mutawakkil, polisi dan NU mempunyai visi dan tujuan sama yaitu, menciptakan rasa aman, ketertiban, dan harmonis di tengah masyarakat dalam membingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila. “Ini demi terwujudnya cita-cita nasional dari para pendiri bangsa yakni terciptanya masyarakat yang adil, makmur, sentosa, selalu dalam lindungan dan mendapatkan rahmat Allah,” ujarnya. [iib]

Rate this article!
Tags: