Minta Perbaikan Kinerja ,Bupati Mutasi 108 Pejabat Administrator

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim saat melakukan pengambilan sumpah jabatan administrator dan pengawas di Pendopo Agung

Sumenep, Bhirawa
Sebanyak 108 pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Pemkab Sumenep dimutasi. Mutasi kali ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya stagnasi birokrasi yang akan berdampak pada mandegnya pembangunan.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dalam pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan eselon III dan IV di lingkungan Pemkab itu mengatakan, mutasi itu merupakan hal yang lumrah dilingkungan birokrasi.
Menurutnya ,birokrasi ini ibarat kendaraan. Jika terlalu sering digunakan spare partnya pasti banyak yang rusak sehingga butuh diservis. Jika tidak, kendaraan itu akan mogok dan tidak bisa bekerja dengan cepat.
“Sama juga dengan birokrasi, kalau ingin bekerja dengan cepat, maka butuh penyegaran di berbagai lini, salah satunya dengan cara mutasi ini. Sebab, kerja birokrasi saat ini butuk kecepatan agar tidak tertinggal oleh yang lain. Kecepatan dan inovasi menjadi kunci kemajuan daerah,” kata Bupati Sumenep.
Menurut orang nomor satu di Bumi Sumekar ini, yang bisa bertahan hidup bukanlah yang kuat atau yang paling pintar. Tetapi mereka cepat merespon terhadap perubahan. Siapapun yang lambat menyikapi perubahan itu akan tertinggal dibelakang, termasuk birokrasi. Untuk itu, peka atau responsif terhadap lingkungan sangat penting dalam birokrasi.
“Selain responsif, juga harus bisa bekerja sama. Jangan hanya meninjolkan kemampuan dirinya, tapi mengabaikan kemampuan orang lain. Ini juga akan berdampak buruk bagi peningkatan pembangunan,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kalau mau belajar kerja sama, coba lihat kehidupan semut. Ketika binatang kecil itu menemukan makanan yang besar dan tidak mungkin diangkut sendiri, ia memanggil teman-temannya untuk membawa makanan itu ke sarangnya.
Rekannya tidak ada yang menolak, mereka kompak membantunya. Mereka bekerja secara sistematis dalam menyelesaikan persoalan tersebut sehingga makanan yang besar itu bisa sampai di sarangnya.
“Begitu juga kerja sama dibirokrasi, membutuhkan kerja sama yang baik antara pimpinan dan staf. Dan tidak ada kata menyerah dalam bekerja guna mewujudkan cita-cita bangsa,” terangnya.
Ia menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menjadi pemimpin. Diantaranya, jadilah pemimpin yang demokratis. Jangan lemah agar tidak dipermainkan oleh stafnya, tapi juga jangan kaku, apalagi otoritet, karena akan ditinggal oleh stafnya. “Tugas utama pemimpin itu memberikan arah, bukan memberikan perintah apalagi marah-marah tanpa arah. Selain itu, bekerjalah dengan memadukan tiga kekuatan yakni fisik atau bekerja keras, otak atau kerja cerdas dan kekuatan hati atau ikhlas. Dengan memadukan tiga kekuatan itu pasti menghasilkan hal yang baik,” imbuhnya.
Ia berharap, kekompakan atau keharminisan antar organisaai perangkat daerah (OPD) harua dijunjung tinggi. Sebab, dilingkungan Pemkab Sumenep ini merupakan satu tim yang harus bekerja dengan baik. Antar OPD jangan sapai saling bersinggungan, karena hal itu akan berdampak negatif pada peningkatan kemajuan Sumenep kedepan. “Jangan saling berebut berada dipaling depan, tapi saling mawas diri dan menumbuhkan inovasi-inovasi yang bisa berdampak positif bagi kemajuan daerah,” harapnya. [Sul]

Tags: