Misi Damai Presiden Jokowi ke Ukraina-Rusia Cegah Kelangkaan Pangan dan Energi Dunia

Dialektika demokrasi bertajuk “Misi Damai Jokowi di Ukraina dan Rusia, Efektif?” di Gedung DPR-RI Jakarta, Kamis {30/6/2022].

Jakarta, Bhirawa.
Wakil Rakyat di Komisi I DPR RI meng- apresiasi lawatan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia, untuk mengajak penghentian perang kedua negara. Mengingat, dampak perang kedua negara sejak Februari 2022, telah menimbulkan kesulitan pangan dan energi dunia.

“Presiden Jokowi diharapkan bisa membantu membangun komunikasi antara Presiden Zelensky dan Presiden Putin. Juga negara negara Barat, khususnya Nato,bisa mengurangi ego-nya. Sehingga bisa menurunkan tensi dan bisa membawa kearah perdamaian,” ujar Dave Akbarshah Laksono, anggota Komisi I DPR RI (Golkar) dalam dialektika demokrasi bertajuk “Misi Damai Jokowi di Ukraina dan Rusia, Efektif?” . Nara sumber lainnya, anggota Komisi I DPR RI dari PDIPN Dr Efendi Simbolon dan pengamat pertahanan militer Dr Conte Rahakundini.

Dave Laksono lebih jauh mengatakan,  pertempuran di Ukraina efeknya bukan hanya di kedua negara. Tetapi telah mengganggu stabilitas regional, yang akan membawa krisis pangan dan krisis energi. Di Indonesia bahkan sudah terasa, harga minyak, harga pangan dan subsidi pemerintah terhadap energi terus membengkak. Bahkan saat ini, subsidi energi telah mencapai angka Rp 500 triliun, dan akan terus meningkat.

Dr Effendy Simbolon menyatakan, dalam Raker dengan Menlu, dia telah mendorong, Presiden Jokowi sebagai Presidensi G-20 dan Crisis Member, harus mampu menengahi dan memberi solusi untuk menghentikan perang. Ada 2 hal yng mungkin sulit bagi Ukraina untuk memperoleh solusi paling cepat saat ini. Yakni tidak masuk NATO dan melepaskan 2 wilayah yng berbudaya dan berbahasa Rusia, dari negara Ukraina. 

“Hasil pertemuan G-7 di Jerman yang kondusif, sangat menguntungkan untuk proses kunjungan Presiden Jokowi ke Kiev. Lima negara G-7 telah mendukung dan mendorong niat Presiden Jokowi untuk menghentikan perang. Cuma Amerika Serikat dan Kanada yng kurang mendukung Jokowi,” tutur Effendy.

Dia berharap, Presiden Jokowi bisa meng- hadirkan Presiden Ukraina dan Presiden Rusia dalam pertemuan G-20 di Bali, bulan Oktober 2022 mendatang. Jika kedua negara yang berperang itu bisa didamaikan, Presiden Jokowi layak mendapat hadiah Nobel Perdamaian.

Dr Connie Rahakundini mensyukuri ajakan Perdana Menteri Inggris untuk tidak memboikot meeting G-20 di Bali. Dia menyambut suka cita kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Moskow, untuk mengajak hentikan perang. Sebanyak 70% anggota Parlemen Italia (sebagai anggota NATO), untuk tidak memberi kan senjata ke Ukraina, dinilai Connie sebagai hal positif untuk menghentikan perang. [ira.hel]

Tags: