Misjo, Pria Spesialis Pembuat Pangopenan Kacang Asin Asal Situbondo

Misjo, pembuat pangopenan  kacang asin dari Kecamatan Asembagus, Situbondo. Dia mengaku sering dapat order dari pelanggan di Kab Jember dan Banyuwangi.

Misjo, pembuat pangopenan kacang asin dari Kecamatan Asembagus, Situbondo. Dia mengaku sering dapat order dari pelanggan di Kab Jember dan Banyuwangi.

Tidak Ada Pesaing, Kebanjiran Order dari Banyuwangi dan Jember
Situbondo, Bhirawa
Di Kab Situbondo dan daerah tetangga sekitarnya, tidak banyak yang memiliki keahlian dalam membuat tempat pengolahan kacang asin. Tetapi di tangan dingin Misjo, benda terbuat dari bambu yang biasa disebut dengan alat pangopenan itu justru terlihat sangat mudah. Usaha yang sudah turun temurun dirintis Misjo itu kini kian berkembang pesat.
Saat Bhirawa mengunjungi usaha Misjo, tampak wajah pria paro baya itu penuh dengan kucuran keringat di sekujur tubuhnya. Terik matahari yang menyengat membuat wajahnya terlihat lebih hitam dari biasanya. Apalagi, rasa capek masih terlihat di wajah bapak dua anak itu. Lelaki yang memiliki keahlian sebagai pembuat open (pangopenan) kacang asin ini bernama Misjo (45), warga Dusun Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kab Situbondo. Keahlian membuat pangopenan kacang asin ini konon tidak banyak dimiliki oleh semua orang di Kota Santri.
Pangopenan kacang asin biasanya untuk memproses awal pembuatan kacang asin. Kacang yang hendak dijadikan kacang asin itu lalu dimasukkan dalam pangopenan dalam jangka waktu beberapa lama. Misjo mengatakan, tidak semua orang bisa membuat benda unik tersebut. Kata Misjo, untuk wilayah Kecamatan Asembagus saja, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa meniru keahliannya. “Saya belum lihat ada orang lain yang bisa membuat alat ini,” aku Misjo bangga kemarin.
Misjo mengatakan, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membuat benda dari anyaman bambu ini, asal punya kemauan keras. Justru sebaliknya, sampai saat ini banyak orang yang mau belajar tetapi tidak telaten.” Pekerjaan ini memang membutuhkan ketelatenan dan kerja keras. Sebab dalam pembuatannya dibuat rangkap dua. Setelah bagian paling dalam selesai, baru melapisi bagian kedua. Bagian yang ada di luar ini juga terbuat dari anyaman bambu,” aku Misjo.
Dari pengakuan Misjo, tidak berlebihan kiranya jika hanya dirinya saja yang bisa membuat pangopenan kacang asin di Situbondo. Itu terlihat dari seringnya dia mendapatkan pesanan dari luar Kota Santri ini. Misalnya saja, untuk petani kacang yang ada di Kecamatan Asembagus, pasti akan memesan untuk dibuatkan pangopenan kepada Misjo. “Makanya saya berani jamin belum ada yang bisa membuat alat pengopenan kacang asin, di daerah sini,” kata Misjo.
Sedangkan untuk keperluan pemesan, ungkap Misjo, tidak hanya dari dalam Kabupaten Situbondo. Misjo beberapa kali mendapatkan pesanan dari luar daerah, misalnya dari Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. “Dari catatan saya sudah sering kali mendapatkan pesanan dari luar Situbondo. Seperti pelanggan Kab Jember dan Kab Banyuwangi,” ujarnya.
Misjo juga teringat sekitar 1990 silam, dia pernah mendapatkan pesanan khusus dari Bupati Situbondo kala itu. kebetulan, ingat dia, saat itu, Bupati Situbondo memiliki program pembagian pangopenan kepada para petani. Nah, Misjo lah yang memiliki tugas menyediakan seluruh pangopenan waktu itu.
Menurut Misjo, menjadi pembuat pangopenan ini sudah dijalani sekitar tiga puluh tahun lamanya. Sejak kecil, aku Misjo, dia sudah bisa dan sering mendapatkan pesanan. Keahlian tersebut, urai Misjo, didapatkan dari almarhum ayahnya. “Sebelum ayah meninggal, saya sering diminta untuk membantunya. Dari sanalah saya belajar dari almarhum,” pungkas Misjo. [Sawawi]

Tags: