Judul :Cerita Pilu Manusia Kekinian
Penulis :Edi Ah Iyubenu
Penerbit :IRCiSoD
Terbit :Februari 2016
ISBN :978-602-0806-71-6
Tebal :264 Halaman
Peresensi : Suroso
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Aktif di LPM Humaniush
Ditandai dengan majunya zaman, Indonesia mengalami kebingungan yang sangat serius. Dimana manusia-manusia yang menduduki bumi pertiwi ini dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup yang penuh rintangan. Hingga pada titik tertentu, orang-orang dituntut untuk bersaing/berkompetisi untuk menjadi pemenang.
Seperti pada umumnya sebuah permainan, yang menang akan menduduki peringkat yang tinggi dan yang kalah akan terlempar menjadi sebuah cerita yang dilupakan. Inilah dunia modern, mulai tertutup rapat dengan ideologinya masing-masing. Sifat individual yang ada pada seseorang menjadi sebuah prinsip. Prisnsip yang akan menghilangkan sebuah arti kebersaan, saling membantu dan saling menghargai antara sesama.
Melihat Prilaku manusia modern, Nietzshe dengan nyinyir berteriak: Tuhan sudah mati. Kita yang membunuhnya.” Orang-orang demikian sibuk dengan pekerjaan, memburu penghasilan, menghitung waktu, memanjat karier, mabuk dengan kekuasaan bergerak dari satu tempat ke tempat satu ke tempat lain, melahap semua informasi, sambil tertawa mengisi perut dan bernyanyi, bergerak deni peningkatan angka-angka, menjelma mesin dan memperbudak diri pada perut dan birahi. Hal 13
Untuk apa semua itu dipertahankan, bukankah mimpi yang seperti itu akan menjerat diriya dalam kebahagian idealis. Miris rasanya apabila menengok kehidupan yang katanya sudah maju ini. Seharusnya kita menyadari, bahwa setiap kemajuan pasti ada dampak baik dan buruknya. Akan tetapi rata-rata orang indonesia hanya melihat dampak baiknya saja tidak menengok bahwa ada keburukan yang perlu dibenahi dalam majunya zaman ini.
Suka ataupu tidak, inilah dunia kita, tempat kita bernapas dan menghabiskan jatah usia. Peran para pemimpin dan pemangku kebijakan hanya bersifat persial dan artipersial dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul, mereka yang menebang batang tanpa memotong akar. Hal 14
Di lain sisi kehidupan yang awalnya dipenuhi dengan kebenaran, kebaikan, dan kehormatan menghilang. Hanya segelintir orang yang berani mempertahankan sebuah keadilan. Namun, pada akhirnya mereka pun tenggelam dan hanyut. Hingga tidak yang berdiri tegak dalam mengasumsikan kebenaran yang harusnya menjadi hak masing-masing orang.
Sejalan dengan itu, fakta menunjukkan, rata-rata orang indonesia sangat sulit untuk bertahan dengan budayanya sendiri. Misalnya, pemikiran-pemikiran yang kita adopsi sekarang ini lebih condong meniru pemikiran orang-orang barat dan mengesampingkan ideologi yang ada di tanahnya sendiri. Pada akhirnya budaya-budaya yang ada di indonesia akan terkubur atas pemikiran-pemikiran orang barat.
Bolehlah mempelajari pemikiran orang-orang barat. Akan tetapi, tidak diwajibkan untuk mengikutinya. Akan lebih menarik lagi apabila pemikiran yang dipelajari dari dunia barat itu di padukan dengan pmikiran-pemikiran orang pedalaman. Sehingga melahirkan pemikiran baru yang bisa mempertahankan budaya dan bisa membuktikan bahwa Indonesia memiliki ideologi yang kuat untuk mempertahankan budayanya.
Patut untuk menjadi pertanyakan. Apabila dunia modern diartikan sebuah kemajuan. Sebab kemajuan yang mutlak ialah kemajuan yang bisa membangun budaya baru. Akan tetapi tidak meninggalkan budayanya yang lama.
Buku ini menghantam “narasi-narasi kejam” lifestyle manusia-manusia kekinian, yang gatot meminggirkan kearifan, tradisi dan spiritual dengan cara mengajak kita merawat kembali sepenuh kasih dan sayang segala nilai hakiki kemanusiaan kita. Hingga orang akan tau bagaimana mempertahankan budaya dan merawat budaya sendiri.
Lihatlah indonesia dengan kaca mata kasih sayang dan nilai-nilai spiritualnya, maka seseorang akan menemukan betapa indahnya bumi pertiwi. Sudah sewajarnya buku yang hadir di tengah-tengah anda ini menjadi salah satu bahan ajar bagi setiap sebab. Sebab di dalamnya diselipkan cerita-cerita berharga yang patut direnungkan oleh setiap orang.
——————- *** ——————-
