Misteri Meranggasnya Pohon Bunga Kantil di Ndalem Pojok

Misteri Meranggasnya Pohon Bunga Kantil di Ndalem Pojok

Rumah Masa Kecil Bung Karno di Kediri

Surabaya, Bhirawa
Batang pohon berdiameter sekitar setengah meter itu terlihat berdiri kokoh di halaman rumah berdinding bambu, di kecamatan Wates, kabupaten Kediri. Sayangnya, tidak ada daun dan ranting diujung batangnya. Dahannya pun sudah terpotong dan tidak utuh lagi. “Ini sudah ditebang ujung ujungnya karena sudah mati,” kata Suhartik, salah satu keturunan dari raden Mas Pandji Soemohatmodjo pemilik rumah itu.
Ya, itu adalah pohon bunga Kantil yang tumbuh di depan Ndalem Pojok. Sebutan rumah tinggal Presiden RI pertama, Soekarno, ketika masih kecil. Konon, pohon itu perlahan mulai meranggas dan akhirnya mati, tak jauh berselang ketika rumah masa kecil Soekarno itu diperbolehkan dikunjungi masyarakat luar. “Ketika rahasia rumah ini dibuka untuk umum, pohon bunga Kantil itu akhirnya mati,” tambahnya.
Padahal, pohon yang sudah tumbuh sejak puluhan tahun itu, dulunya berdaun sangat lebat, hingga menutupi halaman rumah. Ketika mekar, aroma wangi bunga Kantil yang bertemu di pohon itu tercium hingga puluhan meter. “Dulu setiap hari halaman rumah ini selalu dipenuhi bunga Kantil, baunya begitu harum,” kata wanita yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Jatim itu.
Suhartik menuturkan, sejak diresmikan dan dibuka untuk umum, Ndalem Pojok sering didatangi oleh kolega dan anak buah Soekarno ketika masih menjadi Presiden RI. Bahkan, pernah suatu ketika, satu bus rombongan mantan pasukan Cakrabirawa juga pernah mengunjungi rumah itu.
“Pernah satu bus pasukan Cakrabirawa datang. Bapak bapak itu bercerita kalau Bung Karno sering bilang ke mereka akan ke Wates. Tapi baru tahu kalau tempatnya disini,” tandasnya.
Dari petunjuk sejarah yang ada di Ndalem Pojok, Soekarno kecil sebenarnya bernama Koesno. Ketika kecil, Bung Karno dibawah dari Jombang ke Ndalem Pojok oleh Den Mas Mendung, panggilan akrab Mas Pandji Soemohatmodjo. “Ketika itu Bung Karno sedang sakit, terus diambil dari Kabeh oleh Raden Mas Mendung untuk disembuhkan disini,” katanya.
Suratmi salah satu pewaris rumah itu mengatakan, Ndalem Pojok mulai dibuka untuk umum pada tahun 2013. Sebagian besar, pengunjung kerumah itu karena ingin menyepi. “Kalau rumah ini dibuka mulai tahun 2013,tapi diresmikan tahun 2015. Pengunjungnya masyarakat, pecinta Bung Karno. Mereka liat liat, berdoa dan orang spiritual biasanya ikut doa. Kadang disini dan dibelakang. Diam kayak semedi,” katanya.
Suratmi mengatakan, Megawati Soekarnoputri dan suaminya Taufik Kemas juga pernah mengunjungi tempat itu. “Selama belum jadi presiden. Mbak mega sama mas Guruh dan mas Taufik Kemas,” tambahnya.
Selain itu, Ndalem Pojok juga pernah dikunjungi Puti Guntur Soekarno beberapa waktu lalu. “Kalau mbak Puti ya kesini beberapa waktu lalu,” katanya.
Suratmi juga menuturkan, pohon bunga Kantil itu memang memiliki riwayat sejarah di keluarga Bung Karno. “Ketika itu waktu mengajak bu Ida, tembok di keraton Bali memang diusap dengan bunga Kantil. Tetapi waktu Ndalem Pojok dibuka bunga Kantil itu mati. Padahal waktu saya ada di rumah itu, pohon bunga Kantil itu sangat lebat dan baunya sangat harum,” jelasnya. [Siti Sulistyani]

Tags: