Mitigasi dan Antisipasi Sampah Plastik

Persoalan sampah plastik hingga saat ini masih menjadi satu permasalahan yang sulit ditangani. Bahkan, sampah plastik ini berpotensi menjadi masalah dan isu utama dalam pencemaran lingkungan, baik dunia maupun domestik akibat dampaknya. Laporan dari Badan Investigasi Lingkungan (EIA) menunjukkan bahwa polusi plastik mencapai tahap darurat global, sehingga dibutuhkan kesadaran bersama untuk mengatasinya. Ancaman polusi plastik hampir setara dengan perubahan iklim. Percaya atau tidak, pelan tapi pasti Indonesia bisa jadi negara yang penuh timbunan sampah plastik jika tidak ada upaya mitigasi dan antisipasi yang tepat sasaran.

Merunut Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik tiap tahunnya dan 3,2 juta diantaranya dibuang ke laut, sehingga menjadikannya sebagai kontribusi sampah plastik lautan terbesar kedua di dunia setelah China, dan bahkan lebih banyak dari India. Sampah plastik yang rata-rata terbuang di laut menimbulkan bahasa serius bagi kehidupan laut. Apabila polusi ini terus berlanjut, jumlah plastik di lautan akan melebihi berat seluruh ikan pada 2040, (Republika, 24/1/2022).

Sampah plastik memang suatu persoalan yang sulit ditangani. Terlebih, penguraiannya plastik membutuhkan waktu selama 500 tahun hingga 1.000 tahun. Sedangkan, sampah plastik sendiri berpotensi menciptakan dampak lebih besar terhadap kesehatan dan lingkungan. Untuk kesehatan sendiri, bahan-bahan beracun yang terkandung didalamnya, jika masuk ke dalam tubuh dapat memicu masalah kesehatan seperti kanker, endodermis, kerusakan saraf, disrupsi endokrin, kerusakan sistem imun dan masih banyak lagi.

Sedangkan, pencemaran plastik bagi lingkungan berpotensi pada polusi udara, dan jika ini terjadi melampaui ambang batas planet ini, berpeluang membawa risiko terhadap manusia sendiri. Terlebih, jika dampaknya yang tidak bisa diperbaiki pada ekosistem global, menyebabkan kerusakan ekologis, serta meningkatkan emisi plastik. Realitas tersebut, tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, dibutuhkan mitigasi dan antisipasi sampah plastik. Salah satunya, dengan mengurangi penggunaan plastik dan terus meningkatkan strategi pengelolaan sampah secara terkoordinasi.

Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen FPP Universitas Muhmammadiyah Malang.

Tags: