Mitigasi Wisata Nataru

Libur sekolah akhir semester sudah dimulai, bersamaan dengan cuti bersama pegawai, dan karyawan. Biasanya akan menjadi periode wisata keluarga. Namun sebaiknya, wisata akhir tahun dilakukan di kawasan aglomerasi, tak jauh dari rumah. Tidak perlu menempuh perjalanan jauh, karena musim hujan mulai memuncak, disertai ekstremitas cuaca. Kementerian Perhubungan ekstra waspada seluruh moda transportasi (darat, udara, laut dan penyeberangan). Serta koordinasi dengan BMKG.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah menerbitkan warning (kewaspadaan) cuaca selama bulan November 2022 hingga Pebruari 2023. Banyak bencana vulkanik (erupsi gunung api), bencana tektonik (gempa bumi), dan bencana hidro-meteorologi. Hujan dengan intensitas lebih 20% hingga 70% lebih deras, berpotensi menggenangi jalan, tak terkecuali di ruas tol. Begitu pula tebing jalan dan perbukitan juga rawan longsor tergerus hujan.

Kementerian Perhubungan juga mewaspadai 11 lintasan besar angkutan penyeberangan. Termasuk di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Gilimanuk (Bali). Serta Merak-Bakauheuni, dan Padangbai-Lembar (Nusa Tenggara Barat, NTB). Sampai penyeberangan besar Kupang-Rote (di Nusa Tenggara Timur, NTT), dan Bitung (di Sulawesi Utara ke Ternate (Maluku Utara). Karena cuaca di laut bisa mendadak berubah ekstrem, membawa badai. Ombak di laut setinggi 6 meter bisa “menelan” kapal.

Sekitar 3 juta orang akan melintas di penyeberangan besar, dengan 157 ribu kendaraan roda dua, dan 593 roda empat. Sedangkan PT KAI menyediakan 5,6 juta tempat duduk di kereta-api. Saat ini sudah terjual 1,5 juta tiket perjalanan jarak jauh. Pada moda transportasi darat lainnya, seluruh terminal bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) tipe A, sudah disiagakan, pos pengaduan, pos kesehatan, dan pos pengamanan. Juga telah dilakukan uji petik kelayakan jalan bus.

Tahun ini akan menjadi transisi “kemerdekaan” berwisata, sekaligus tetap waspada pandemi. Karena CoViD-19 (varian terbaru Omicron XBB) masih ada. Walau terus menurun, selama pekan ketiga Desember masih terdapat lebih dari seribu kasus. Serta jumlah kematian yang rendah (0,02%). Maka seyogianya tetap kukuh dengan protokol kesehatan (Prokes), terutama mengenakan masker. Arak-arakan malam tahun baru, disarankan dengan kelompok terbatas. Namun boleh menyulut kembang-api menghiasi langit.

Diperkirakan akan terdapat mobilitas orang sebanyak 60 juta jiwa, dengan berbagai moda transportasi. Namun tidak diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 3, dan level 2. Melainkan hanya level 1. Namun kewaspadaan tinggi penularan CoViD-19 (dengan berbagai varian) tetap disiagakan. Termasuk vaksin booster untuk penumpang perjalanan kereta-api jarak jauh (kereta-api, dan kapal laut) dan di bandara.

Pemerintah telah berpengalaman menangani arus lalulintas besar libur panjang, seperti mudik lebaran. Pengaturan perjalanan periode akhir tahun (2022) ini, sebenarnya tidak merisaukan benar. Karena tempat hiburan, dan lokasi rekreasi tetap buka. Sehingga peregarakan ekonomi kreatif ke-wisata-an masih bisa memetik “panen” peak-seasson (musim sibuk). Wisata pantai, wana wisata (rekreasi kawasan hutan), dan wisata budaya, masih terbuka.

Kewaspadaan perlu disiagakan di seluruh lokasi wisata perlu peningkatan mitigasi bencana. Terutama perubahan cuaca mendadak di lokasi wisata. Hujan deras bisa tiba-tiba datang mengguyur, berpotensi banjir bandang, tanah longsor, dan aru sungai sangat deras. Begitu pula area wisata pantai, bisa terancam ombak besar. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah me-warning ekstremitas cuaca disebabkan perubahan iklim global.

Kecelakaan saat wisata yang biasa menyertai pergantian tahun patut dicegah. Seyogianya rekreasi terdekat rumah, sekaligus berhemat pada masa pandemi yang telah menekan perekonomian setiap keluarga.

——— 000 ———

Rate this article!
Mitigasi Wisata Nataru,5 / 5 ( 1votes )
Tags: