MKKS SMK Swasta Berharap Bisa Menggelar PTM

Kisyanto ketika menyampaikan harapannya, agar bisa menggelar Pembelajaran Tatap Muka bagi Sekolah Kejuruan. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Sekolah Kejuruan atau SMK dalam proses pembelajarannya tidak bisa dilakukan secara keseluruhan dengan sistem Daring atau online. Karena di sekolah kejuruan ada proses pembelajaran praktek, dan pelaksanaan praktek itu tidak bisa dilakukan secara online.
Sehingga Kepala SMK YPM 8 Sidoarjo, Dr Kisyanto SM SE MM, sangat berharap untuk sekolah kejuruan bisa menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Walaupun harus dengan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat, dan harus mematuhi 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga jarak).
“Saya mempunyai harapan besar sekolah SMK dapat menggelar PTM. Bagi pemangku kepentingan dalam hal ini Menteri Pendidikan mengizinkan agar sekolah dapat menggelar. Kami akan tetap mematuhi 3M maupun 5M sesuai Prokes,” harap Kisyanto yang juga sebagai Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMK Swasta Sidoarjo, pada Jumat (15/1).
Kisyanto menjelaskan, pendidikan tingkat SMK tidak hanya pada materi teori saja, tetapi lebih mengutamakan kepada praktek langsung. Kalau hanya melalui pembelajaran Daring tidak cukup, sebab prakteknya harus diperkuat. ”Maka kami di SMK YPM 8 Sidoarjo secara tidak langsung tetap melakukan PTM hanya untuk praktek, hanya 25% atau hanya Sembilan siswa per kelas,” katanya.
PTM ini digelar supaya para generasi bangsa mempunyai bekal ketrampilan dan keahlian tersendiri dalam bersaing di dunia kerja. ”Misalnya di SMK YPM 8 Sidoarjo telah menyediakan fasilitas penunjang lainnya, seperti tempat cuci tangan, handsanitizer, masker dan semua itu diberikan secara gratis kepada semua peserta didik,” ujar Kisyanto yang juga sebagai Sekretaris MKKS SMK Swasta Jawa Timur.
Walaupun dalam kondisi pandemi Covid 19, beberapa sekolah kejuruan tetap melaksanakan masuk sekolah untuk praktek langsung dengan taat aturan, yakni sebanyak 25% atau hanya semmbilan siswa yang boleh masuk secara bergantian. Selain itu juga tetap menerapkan SOP Prokes secara ketat.
Hal ini bila tidak dilakukan, kedepannya para siswa tidak akan bisa maksimal saat melakukan Pakerin (Praktek Kerja Industri). ”Kondisi ini dilakukan hanya khusus untuk prakteknya saja, proses terorinya, atau proses pembelajaran secara penuh tetap dilakukan dengan Daring atau online,” tandasnya. [ach]

Tags: