Mobil Prototype Rancangan Tim Spectronics ITS

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari menyuntikkan larutan kimia FeCl3 ke dalam mobil prototype Spektronics Aerio Superior (AS) saat uji coba.

Berbahan Bakar Reaksi Kimia, Targetkan Juara Chemeca 2019
Surabaya, Bhirawa
Menggunakan bahan bakar reaksi kimia, mobil prototype rancangan Tim Spectronics Institite Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mobil ini akan dipersiapkan untuk kompetisi internasional Chemeca Chem-e-car Competition 2019 di Sidney pada 26-30 September mendatang dan resmi diluncurkan oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng di halaman Gedung Rektorat ITS, Senin (23/9).
General Manager Tim Spectronics ITS, Muhammad Rifqi Furtiansyah mobil Spektronics Aerio Superior (AS) yang dirancang oleh timnya memanfaatkan reaksi kimia dari hidrogen peroksida dan katalis besi (III) klorida atau FeCL3 sebagai bahan bakar. Kedua bahan tersebut, kata dia, mengalami reaksi dekomposisi yang menghsilkan oksigen untuk menggerakkan roda mobil.
“Jumlah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam mobil tergantung pada jarak dan beban yang harus dibawa mobil nantinya, yang baru akan diumumkan pada saat lomba,” terang mahasiswa yang kerap disapa Rifqi ini.
Ia menuturkan rancangan itu merupakan kali keempat tim Spectronics mengikuti kompetisi serupa. Setelah sebelumnya pada tahun 2016 mendapatkan juara 1 di kompetisi yang sama. Di tahun 2017, mobil Spectronics juga sukses menjuarai kompetisi serupa di Malaysia dan Amerika.
Dalam rancangan mobil Spectronics kali ini, pihaknya memperbaiki sistem mekanisme mobil. Sehingga berdampak pada peningkatan efisiensi penggunaan bahan kimia.
“Dengan menggunakan Hidrogen Peroksida sebesar 10 persen, mobil ini mampu menempuh jarak yang sama dengan versi pendahulunya yang menggunakan kadar 30 persen,” urai dia.
Karena itu, penggunaan bahan bakar yang berkurang bisa menyebabkan limbah yang dihasilkan pun semakin sedikit. Hasilnya bisa lebih ramah lingkungan. Di samping itu, Rifqi memaparkan kelebihan mobil tersebut adalah pergerakan yang lebih halus dari mobil generasi sebelumnya. Serta adanya reactor yang telah tersertifikasi.
“Reaksi kimia yang terjadi mneghasilkan tekanan untuk menggerakkan mobil. Jadi reaktor harus tahan dengan tekanan yang ada,” tutur mahasiswa angkatan 2016 ini. Kendati begitu, Rifqi mengaku jika perbedaan suhu dapat mempengaruhi reaksi bahan bakar. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada performa mobil. Sebagai solusinya, timnya menggunakan metode thermo controller untuk menyiasati hal tersebut. Sehingga suhu reactor dapat disesuaikan untuk reaksi.
Penasehat Tim Spektronics ITS, Setiyo Gunawan ST PhD mengatakan, persiapan tim telah dilakukan sejak setahun terakhir. Mulai menguji desain, struktur mobil, sampai reaksi kimia. Dari hasil itu, Setiyo menilai laju pergerakan mobil versi saat ini lebih stabil dibandingkan versi terdahulu.
“Saat mencapai finish, perhentian mobil juga lebih halus, kami memang sudah mengatur hal tersebut,” katanya.
Setiyo juga menerangkan, jika penilaian utama terletak pada jarak terjauh yang ditempuh mobil. Yakni sepanjang jarak lintasan yang digunakan antara 6-30 meter.
“Tim dengan error yang paling sedikit dan berhasil menempuh jarak terjauh yang akan menang,” lanjut dia.
Tim Spektronics ITS yang merupakan gabungan mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia, Departemen Kimia, Departemen Teknik Elektro dan Departemen Teknik Industri ini akan memberangkatkan lima orang di ajang Chemeca 2019 ini, Kamis (26/9) mendatang. [ina]

Tags: