Modal Rp50 Juta untuk Produk Unggulan OPOP

Sekretaris Daerah Prov Jatim Heru Tjahjono

Pemprov, Bhirawa
Komitmen Pemprov Jatim untuk mengoptimalkan program One Pesantren One Product (OPOP) terus ditingkatkan. Selain memberikan pendampingan khusus bagi pesantren, Pemprov Jatim juga siap memberikan penyertaan modal bagi produk-produk yang siap dipasarkan.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono, sejumlah strategi Pemprov Jatim untuk mengembangkan produk unggulan OPOP, salah satunya ialah memberikan modal awal sebesar Rp 50 juta. “Pesantren akan diberikan modal awal sebesar Rp 50jt untuk menciptakan sebuah produk yang siap dipasarkan. Produk itu tidak perlu banyak, mungkin cukup satu produk tapi berkualitas,” ungkap, Kamis (20/2).
Selain modal, Heru juga menekankan pentingnya desain produk. Hal ini sangat diperlukan untuk menarik minat pasar. Terutama dalam hal packaging atau logo, dirinya tak ragu-ragu meminta jajaran pengurus OPOP untuk menggunakan jasa designer product. “Kita harus hire design product agar bisa benar-benar laku di pasar. Semisal OPOP punya produk ayam goreng maka packagingnya juga harus bisa lebih baik,” sebut Heru yang juga mantan Bupati Tulungagung tersebut.
Ditambahkan Heru, terkait dengan packaging maka berkaitan pula dengan kebersihan produk itu sendiri. Dirinya terus menekankan kepada para pengurus OPOP bahwa kebersihan menjadi kunci utama dalam pelayanan konsumen.
Dimulai dari proses awal pembuatan produk hingga pengemasan harus terus terkontrol dan konsisten kebersihannya. “Saya tekankan lagi, kebersihan itu yang paling penting. Karena itu yang dilihat oleh konsumen. Kalau bisa saat prosesnya setiap pegawai harus menggunakan masker atau penutup kepala,” jelasnya.
Ia juga berpesan kepada para pengurus OPOP untuk bisa lebih selektif dalam memilih produk-produk yang masuk ke dalam OPOP. “Dalam memilih produk harus betul-betul riil dan komprehensif. Nanti jangan sampai terlalu banyak produk sehingga hasilnya jelek,” tambahnya.
Lebih lanjut ketika sudah siap dengan suatu produk, maka para pelaku tersebut harus sudah siap untuk melakukan uji pasar. Uji pasar dilakukan guna mengetahui apa yang tengah menjadi minat pasar. “Ketika pasar sedang butuh sandal, kita bisa sediakan itu. Jadi melakukan uji pasar,” tuturnya.
Heru menyebutkan, strategi-strategi tersebut tidak lain bertujuan untuk mengangkat produk-produk OPOP agar bisa dinikmati oleh pasar yang lebih luas dan beragam. Ketika ditanya soal target pada 2020 ini, dengan optimis dirinya menyebut penguasaan pasar adalah target utamanya. Dengan total 150 pesantren yang tergabung pada 2019 lalu, diharapkan pada 2020 bisa terus ditingkatkan. “Targetnnya OPOP harus menguasai pasar,” singkat Heru Tjahjono yang juga pernah menjabat sebagai Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim itu. [tam]

Tags: