Model Pembelajaran di Masa Depan

Drs H M Yusuf, MPd

Oleh :
Muhammad Yusuf
Dosen PPKn Univ. Muhammadiyah Malang

Selama pandemi masih ada, maka mau tidak mau sistem pendidikan nasional perlu dirancang untuk lebih resilien, terlebih saat ini Covid-19 varian Omicron sudah masuk di Indonesia. Logis adanya jika pemerintah diminta untuk mengkaji kembali kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen ini. Seperti terketahui bahwa masa transisi dari era pandemi menuju era post-pandemik Covid-19 membawa dampak banyak sektor yang cukup signifikan, termasuk di sektor pendidikan.

Oleh sebab itu, agar tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, adaptasi model pembelajaranpun dituntut menyesuaikan. Pelaksanaan model pembelajaranpun banyak tertawarkan dan terkaji di negeri ini. Salah satunya termasuk metode hybrid learning, yakni suatu skema pembelajaran hybrid atau setengah tatap muka setengah online bisa menjadi opsi untuk dikembangkan.

Opsi pembelajaran hybrid learning

Ancaman pandemi menunjukkan urgensi untuk mempersiapkan model pembelajaran yang tepat di negeri ini. Salah satunya, dengan pilihan skema pembelajaran hybrid atau setengah tatap muka setengah online tetap bisa menjadi pilihan yang memiliki potensi mampu memajukan sistem pendidikan Indonesia. Pasalnya, sistem pembelajaran hybrid learning dapat dinilai efektif untuk diaplikasikan di era post-pandemik. Sistem ini merupakan perpaduan antara metode pembelajaran daring dan luring.

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung membuat skema pembelajaran secara hybrid makin mendesak dikembangkan. Skema hybrid learning ini merupakan pembelajaran dapat dilakukan demi keselamatan dan kesehatan anak. Selain itu, hybrid learning dinilai bisa menjadi batu loncat mempersiapkan sistem pendidikan nasional yang lebih resilien. Sistem pendidikan nasional perlu dirancang untuk lebih resilien terhadap ancaman bencana, dan pandemi menunjukkan urgensi untuk mempersiapkan hal tersebut. Selama pandemi masih ada, kami rasa sulit menciptakan kondisi ideal PTM 100%.

Pembelajaran hibrida mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar secara langsung maupun virtual secara bersamaan. Model hybrid learning merujuk pada pembelajaran yang fokus menjembatani ruang kelas fisik dan virtual menjadi pendidikan yang lengkap. Dengan kata lain, pembelajaran hibrida adalah bentuk sinkronisasi kegiatan belajar mengajar baik secara fisik maupun jarak jauh.

Blended learning tersebut, sekaligus juga merupakan kombinasi antara synchronous learning dengan mekanisme tatap muka atau live synchronous learning dan asynchronous learning dengan skema belajar mandiri. Sementara hybrid learning adalah synchronous learning dengan mekanisme tatap muka dan tatap maya. Itu artinya, pembelajaran hibrida mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar secara langsung maupun virtual secara bersamaan. Diharapkan dengan sistem pembelajaran hybrid learning dapat mengoptimalkan sistem pembelajaran saat ini. Pasalnya, penyusunan strategi dan teknik dalam penerapan sistem pembelajaran hybrid learning sangat menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar-mengajar.

Optimalisasi pembelajaran hybrid learning

Tren pembelajaran yang akan terus berkembang ke depan adalah pembelajaran yang dipengaruhi teknologi informasi. Realitas tersebut, sejatinya sudah terlihat sejak adanya pandemi dan seperti terketahui sudah banyak dilakukan para pendidik baik guru dan dosen di Indonesia. Oleh sebab itulah, model pembelajaranpun terus terkaji di negeri ini. Salah satunya, model pembelajaran hybrid learning inilah yang sekiranya lebih efektif dan efisien dalam proses pembelajaran di era pandemi Covid-19.

Metode blended learning dalam proses pembelajaran menggabungkan dua metode yaitu sinkron dan asinkron. Sinkron sendiri merupakan tatap maya antara guru dengan siswa pada saat jam yang sama tetapi di tempat yang berbeda. Sedangkan asinkron adalah proses pembelajaran atau pendalaman materi yang dapat dilakukan kapan saja tanpa dibatasi oleh waktu sehingga bisa menggunakan teknologi komunikasi yang berkembang saat ini misalnya dengan e-learning, google classroom, moodle, dan lain sebagainya.

Itu artinya, pembelajaran hybrid learning sangat terekomendasi sekaligus berpotensi sebagai tren pembelajaran di masa depan, sehingga dengan demikian perlu dioptimalkan dalam implementasinya. Cara mengoptimalkan tentu salah satunya dengan memahami konsep dasar dalam pembelajaran hybrid learning. Sejatinya, terdapat empat konsep dalam pembelajaran hybrid learning yang perlu dioptimalkan.

Pertama, pembelajaran yang mengombinasikan berbagai teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, guru-guru perlu didorong untuk menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang memungkinan siswa belajar lebih merdeka sesuai kemampuan dan potensinya. Terlebih model pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sudah sangat berkembang pesat dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dengan TIK proses pembelajaran akan terjadi dengan mudah dan sangat memungkinkan siswa untuk belajar mandiri dan pastinya belajar lebih membahagiakan.

Kedua, hybrid learning kombinasi pendekatan pembelajaran behaviorisme, konstruktivisme, dan kognitivisme yang merupakan kombinasi dari berbagai pendekatan yang hasil akhirnya diharapkan dapat menghasilkan suatu pencapaian pembelajaran dengan teknologi atau tanpa teknologi.

Ketiga, hybrid learning mengombinasikan berbagai teknologi pembelajaran misalnya web, video, film dan lain sebagainya. Itu artinya, pembelajaran hybrid learning bisa dimanfaatkan untuk pemberian materi atau informasi dari guru terkait materi, forum diskusi, pemberian tugas dan pengumpulan tugas oleh siswa. Begitupun, bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, dapat diakses oleh siswa baik secara offline maupun online.

Keempat, hybrid learning menggabungkan teknologi dan tugas untuk menciptakan pengaruh baik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran online dalam blended learning ini bisa dimaksimalkan oleh guru untuk memungkinkan siswa belajar lebih mandiri, tidak terikat waktu dan tempat bisa kapanpun dan di manapun sesuai kesanggupan siswa, dan ini bisa jadi solusi terbatasnya waktu di kelas yang sering jadi keluhan sebagian guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Melalui keempat konsep pembelajaran hybrid learning itulah, sekiranya bisa direalisasikan secara maksimal besar kemungkinan menjadikan proses belajar mengajar pada institusi pendidikan menjadi efektif dan modern. Dan, untuk mewujudkan hal tersebut, tentu guru dan siswa harus memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan maksimal.

———– *** ————-

Rate this article!
Tags: