Modernisasi Percepat Pemerataan Pendidikan

Muhammad Nasir

Kota Malang, Bhirawa
Pemerataan Pendidikan menjadi target pemerintah. Karea itu, segala bentuk inovasi dilakukan untuk membantu proses pemerataan pendidikan bagi masyarakat. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir saat berada di Universitas Negeri Malang (UM) Senin (17/9) kemarin mengatakan modernisasi sistem pendidikan di Indonesia harus terus berjalan, agar pemerataan pendidikan bisa segera dilakukan.
“Memodernisasi sistem pendidikan di Indonesia harus dilakukan, agar pemerataan pendidikan di Indonesia bisa tercapai. Dengan learning innovation rakyat yang ada di Indonesia, baik itu dari Papua, Papua Barat, daerah 3T bisa diselesaikan dengan baik,” kata Muhammad Nasir.
Menurut Nasir, Angka Partisipasi Kasar menjadi baik, jika anak-anak di daerah perbatasan bisa kuliah dengan baik, anak di daerah tertinggal bisa kuliah dengan baik kalau ada learning inovation dengan baik.
UM menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan pendanaan Project 4 in 1 dari the Islamic Development Bank (IsDB). UM mengemban tugas menjadi Pusat Unggulan (Center of Excelence) bidang Learning Innovation dan memperoleh pendanaan senilai US$48,2 juta.
“Harapan saya kalau Learning Innovation Center selesai dibangun akan menjadi leader dalam learning inovation,” tegasnya. Selain UM, tiga perguruan tinggi lain juga masuk dalam project 4 in 1, masing-masing Universitas Jember, Universitas Mulawarman Samarinda dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten. Setiap perguruan tinggi memiliki Center of Excellence (CoE) dengan tema spesifik yang harus dikembangkan berdasarkan potensi yang dimiliki.
Universitas Jember mengusung Bio-Technology, Universitas Mulawarman membangun Tropical Studies, sedangkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengusung Food Security.
Pesan Nasir, pendanaan 4 in 1 IsDB tidak hanya digunakan untuk membangun fasilitas fisik, namun juga memperkuat kualitas sumber daya manusia. Investasi tersebut menjadi modal sebagai upaya meningkatkan daya saing bangsa dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0.
Sementara UM dinilai memiliki potensi berperan bagi Indonesia menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Karenanya inovasi pembelajaran yang menjadi fokus UM sangat strategis dalam memajukan pendidikan selain mendorong produk hasil penelitian dapat diterapkan di dunia pendidikan dan masyarakat.
Ditegaskan Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar di berbagai bidang kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Sistem pembelajaran konvensional akan bertransformasi ke arah online learning.
“Ke depan akan terjadi classroom-less dan borderless. Melalui sistem pembelajaran daring, satu professor dapat mengajar seribu mahasiswa. Mahasiswa nantinya tidak akan terpengaruh dosen, mahasiswa bisa memilih dosen yang sesuai dengan kebutuhannya,” kata Nasir.
Sementara Rektor Universitas Negeri Malang (UM) AH. Rofi’uddin mengatakan, program Project 4-in-1 dimanfaatkan untuk komponen hard program dan soft program.
Komponen hard program meliputi pembangunan dua gedung kuliah bersama dan infrastrukturnya, pengadaan alat dan perangkat laboratorium, serta pengadaan buku dan jurnal ilmiah. Sedangkan komponen soft program meliputi program beasiswa doktoral ke luar negeri, program non-gelar dalam dan luar negeri, pengembangan kurikulum, program transfer kredit, program akreditasi internasional, hibah penelitian, dan konsorsium penelitian. [mut]

Tags: